Ayah dan Ibu langsung berlari menghampiri Ify dan Rio.
"Ify bangun nak, Ify "ucap Ibu. Air matanya langsung berjatuhan begitu saja saat melihat keadaan anaknya.
"CEPAT PANGGIL AMBULAN, CEPAT "bentak Ibu kepada Rio maupun kepada ayah . Ayah pun langsung menelepon pihak rumah sakit untuk mengirimkan ambulan ke sini.
"Ify bangun nak, ibu mohon sama kamu bangun "isak Ibu sambil memegang pipi Ify.
"Gadis itu.."gumam Ayah Ify.
Tak lama ambulan pun datang dengan beberapa pihak medis. Mereka pun langsung membawa Ify, Shilla dan juga Rio ke rumah sakit.
*************
Ayah dan ibu menunggu Ify di ruang tunggu. Ibu tiada henti menangis di pelukan Ayah. Sedangkan Rio hanya bisa terdiam namun air matanya sudah berjauhan.
Tak lama datang keluarga Rio juga Alvin dan yang lainnya. Mereka menghampiri Rio.
"Rio kamu nggak apa apa kan ?"tanya Mama nya. Rio menolehkan kepalanya.
"Ma, Ify "ucap Rio dengan suara bergetar. Mama Rio pun langsung memeluk tubuh Rio.
"Ify akan baik baik aja sayang "ucap Mamanya menenangkan.
Oma mendekati ibu.
"Dia akan baik baik saja. Ify anak yang baik, dia pasti akan selamat "ucap Oma. Ibu melepaskan pelukannya lalu memeluk oma. Ibu memang sangat membutuhkan sandaran seorang ibu.
"Saya takut bu "ucap ibu. Oma mengelus punggung ibu.
"Jangan takut, kita harusnya berdoa. Ify akan baik baik saja, percaya itu "ucap Oma. Ibu hanya dapat terus menangis.
Ayah memijat keningnya menahan air matanya agar tidak jatuh. Tangan nya terkepal. Dia masih terbayang dengan wajah Shilla tadi. Ya dia ingat dengan Shilla. Dia adalah anak dari seorang pengusaha yang dahulu hendak di jodohkan dengan istrinya. Dia masih ingat betul bagaimana wajah orang itu.
Manda masih sibuk menenangkan Rio yang masih terus menangis.
"Ify udah janji sama Rio,ma. Dia udah janji kalau dia nggak akan ninggalin Rio. Dia bakalan baik baik aja kan, ma ? Ify nggak akan ninggalin Rio kan ? Rio sayang sama Ify, ma. Rio nggak mau kehilangan Ify "ucap Rio. Mama Rio mengusap kepala Rio. Air matanya ikut berjatuhan. Sementara opa, Alvin dan yang lain hanya dapat terdiam.
Tak lama pintu ruang rawat pun dibuka oleh dokter.
"Dokter bagaimana keadaan anak saya ? Dia baik baik saja kan ?"tanya ibu. Dokter itu menggelengkan kepalanya.
"Pasien memang masih bisa diselamatkan bu. Tapi kami tidak tahu sampai kapan pasien akan dapat terus bertahan. Peluru itu mengenai hati dan ginjal pasien. Kami harus segera mencari pendonor hati dan ginjal untuk pasien segera, bu. Waktu kita tidak banyak lagi. Dan satu hal yang harus saya katakan. Saya mohon maaf yang sebesar besarnya. Kemungkinan pasien bertahan hanya 70% karena penyakit kanker yang pasien derita. Sekali lagi kami minta maaf, dan saya mohon bantuan dari keluarga untuk ikut membantu mencarikan pendonor untuk pasien "ucap dokter.
Lutut Ibu serasa lemas. Dia langsung jatuh terduduk. Kanker?
"Dok..kanker..dok ? Dokter bohong kan ?"ucap ibu dengan suara bergetar.
"Iya bu "ucap dokter itu. Seketika tangis ibu pun langsung pecah.
"Ambil ginjal dan hati saya saja dok. Ambil saja ginjal dan hati saya "ucap ibu sambil menggoyangkan jas sang dokter.
"Ma kamu bicara apa ? Kita akan mencari pendonor untuk Ify. Kamu tidak peduli melakukan ini "ucap Ayah. Ibu menatap tajam Ayah.
"Bagaimana mungkin aku membiarkan anak ku sendiri berjuang sendiri ? Bagaimana mungkin aku membiarkan dia merasakan sakit sendiri Yah. Aku ibu nya, aku yang mengandung selama 9 bulan dan melahirkan nya. Aku nggak akan rela melihat dia merasakan kesakitan itu sendiri, untuk apa aku hidup jika anak ku sendiri menderita?"bentak Ibu. Semuanya terdiam sampai akhirnya....
BRUK..
RIOO...BERSAMBUNG....
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Hidup Ku
RomansaMembencinya ?.. Ya aku sangat membencinya. Merindukan nya ? ..Ya aku juga sangat merindukan nya. Aku membencinya namun aku juga merindukan nya bahkan sangat merindukan nya. Sempat terselip rasa iri kepada semua orang yang masih memiliki sosok pah...