Mia melihat boneka yang terbakar di depannya. Ia bahkan tak peduli pada asap yang terhirup oleh penciumannya. Pikirannya melayang ke sana ke mari.
‘Aku tahu, aku memang sudah terjebak dengan rasa nyaman. Tapi, Kyungsoo mengajakku menikah tanpa pikir panjang adalah hal yang sangat tak masuk akal,’ batin Mia melamun. ‘Aku tidak ingin menikah bukan dengan orang yang benar-benar kusuka.'
Di tengah-tengah lamunan, seseorang menarik pundaknya pelan dan jelas membuat Mia mundur beberapa langkah.
“Jangan menghisap asap. Tidak baik,” ucapnya dingin. Mia menoleh ke sisi kirinya dan mendapati Kyungsoo di sana. Masih dengan penyamaran yang lengkap.
“Kau tidak sibuk, ya?” tanya Mia pelan lalu tatapannya kembali pada boneka yang tengah ia bakar.
“Hmm …” gumam Kyungsoo tak jelas. “Kenapa kau membakarnya?”
“Karena hanya akan mengingatkanku pada kejadian konyol?” jawabnya terkesan bertanya. “Kutebak kau datang ke sini karena rindu padaku.”
“Hmm …” gumam Kyungsoo lagi dan Mia hanya berdecak mendengarnya. “Aku merasa bersalah karena bonekamu ini ada di tangan Sojin.”
“Sudahlah, tak ada gunanya kita bahas lagi,” ucap Mia.
“Kau sudah memikirkan jawabannya?” tanya Kyungsoo terkekeh.
“Yak!” Nada Mia meninggi mendengarnya. “Sudah kubilang berhenti bercanda.”
“Konyol memang ajakanku,” balasnya dan Kyungsoo kembali melihat boneka yang Mia bakar. “Mia …”
Mia mendongak menatapnya. Sedangkan yang ditatap tak membalasnya.
“Aku tahu pernikahan memang bukan sesuatu yang pantas untuk dipermainkan. Tapi …” Kyungsoo menoleh dan menatap Mia. Ia seakan berpikir dulu untuk memilah kata, lalu sambil tersenyum ia melanjutkan ucapannya, “Apa dengan modal awal rasa nyaman, tetap tak bisa?”
Mia terdiam. Jantungnya kembali berpacu. Tak dapat Mia kendalikan, tangannya mulai bergetar. Ternyata, rasa nyaman yang ia rasakan, Kyungsoo rasakan juga.
“Kau curang.”
Kyungsoo mengerutkan keningnya bingung dan bertanya, “Kenapa?”
“Kau yang selalu membuatku berdebar. Sedangkan aku? Aku hanya terdiam di zona kegelisahan. Aku bingung, aku harus apa sekarang? Aku tak pernah mengusahakan agar kau melihatku karena aku pikir ini bukan rasa suka,” jelasnya sambil mengepalkan tangannya. “Kalau kau masih suka pada Sojin, kenapa tak kau perjuangkan dia? Dan jangan buat aku serasa dipermainkan seperti ini.”
Keduanya saling pandang. Mia tahu seberapa besar rasa suka Kyungsoo pada Sojin. Ia hanya tak ingin dirinya Kyungsoo gunakan sebagai bahan pelarian. Ia harus memikirkannya dengan matang. Pernikahan bukan hal yang sepele.
Setelah mereka terdiam beberapa menit dan bergelut dengan pikiran masing-masing, Kyungsoo mendekati Mia.
“Sekarang aku tahu, mana yang harus aku lupakan dan mana yang harus aku mulai,” ucapnya tersenyum. Mia menghela napas yang sedaritadi ia tahan, lalu mengangkat kedua tangannya untuk menutupi wajahnya yang memerah.
“Sungguh menyebalkan, kau malah sengaja melakukannya ...”
Kyungsoo tertawa mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA or Misunderstanding???
FanfictionPernikahan ini terjadi karena MBA atau kesalahpahaman??? 📍cover by: readers 📍Started : 13 maret - 30 Juli 2017 📍rank : Amnesia. Kirain dulu nggak penting. Haha 223?