Perut Mia membuncit seiring dengan berjalannya waktu. Wanita itu menghela napas di tengah kegiatannya mencuci piring. Saking tenggelamnya ia dalam lamunan, ia tak sadar bahwa Kyungsoo sudah pulang dari pekerjaannya.
Lelaki itu heran karena Mia tak bereaksi apapun. Ia mendekat lalu berdiri di samping kirinya. Luar biasa, wanita itu masih tak sadar akan keberadaannya.
“Hei.” Mia tersentak saat tangan dingin Kyungsoo mencubit pipinya. Ia lalu menoleh dengan wajah terkejutnya.
“Kau sudah pulang?”
“Kau tak sadar?” Mia menggeleng lalu mempercepat kegiatannya. “Tak usah buru-buru.”
Lelaki itu mengambil lap lalu membantu istrinya membereskan cucian piring.
“Maaf, aku melamun tadi,” ucap Mia sambil menggosok gelas terakhir.
“Kenapa? Karena tak memanjat pohon di tetangga kita lagi?” Mia mendecak. Kyungsoo masih menjadikan topik ngidam konyol Mia beberapa minggu yang lalu. Bahwa ia ingin memanjat pohon milik tetangganya.
“Kenapa kau membahasnya lagi?” tanya Mia kesal.
“Hanya … ingin. Karena tingkah konyolmu itu, akhirnya media tahu kau sedang hamil.” Mia merenggut lalu mencuci gelasnya. Melepaskan sarung tangan dan mengelap tangan setelah dicucinya. Ia berdiri menghadap suaminya.
“Kau tak suka?”
“Tidak,” jawab Kyungsoo menyimpan lap dan merangkul Mia lalu mengajaknya untuk duduk di kursi. Tak lupa menyalakan televisi. “Kau sudah makan?”
“Sudah,” jawab Mia singkat, pertanda masih kesal.
“Aku hanya penasaran kenapa kau melamun sampai tak sadar aku pulang,” celetuk Kyungsoo membuat Mia seketika melupakan acara kekesalannya. Ia menoleh dan menatap suaminya. “Kenapa?”
“Tidak, aku hanya … sedikit lelah karena membereskan perlengkapan untuk bayi kita nanti sendirian.” Kyungsoo memang sempat melihat bahwa barang belanjaan mereka untuk sang bayi sudah tertata rapi. Belum semua memang, tapi sebagian besar.
“Kau mau aku sewakan pembantu?” Mia menggeleng sambil mengukir sedikit senyuman.
“Ibu hamil itu harus banyak gerak lohh.”
“Iya. Tapi, kelelahan juga tidak baik,” ucap Kyungsoo sambil mengecup kepala Mia singkat. “Kau ingat kenapa tetangga kita bisa keguguran?”
“Iyaa, karena kelelahan,” jawab Mia sambil memindahkan channel. “Tapi, kurasa tak harus sampai menyewa pembantu juga.”
“Hmm … bagaimana kalau kita sewa pembantu, tapi tak sepenuhnya pekerjaan rumah dikerjakan?” tanya Kyungsoo membuat Mia heran.
“Maksudnya?”
“Misalnya, kita sewa pembantu tapi tugasnya hanya seperti berbelanja, buang sampah ke tempat pembuangan, mengantar jemput kau cek kandungan?” Mia mengerutkan keningnya sesaat lalu mengangguk. “Kau tahu sendiri, aku kembali sibuk.”
“Baiklah.”
***
Kyungsoo mengerutkan keningnya saat melihat kopi favorit Mia terbuang di tempat sampah. Yang membuatnya heran adalah, jumlahnya tidaklah sedikit.
“Adara, kenapa kopi Mia ada di tempat sampah sebanyak itu?” tanya Kyungsoo sambil melihat Adara yang merupakan pembantu baru. Ia menoleh disela-sela pekerjaannya yang membereskan belanjaan dan memasukkannya ke dalam kulkas.
“Ohh, itu sudah kadaluarsa,” jawabnya sambil kembali bekerja. “Minggu depan sih, tapi kata kak Mia buang saja.”
“Ohh. Tak kau ambil?”
“Tidak, saya tak suka kopi. Lagipula, tetap saja bahaya kalau kadaluarsanya sebentar lagi.” Adara lalu membungkuk dan berjalan ke ruang tengah. Di mana ia bisa kembali mengerjakan PR-nya.
Adara memang masih sekolah, ia hanya bekerja paruh waktu. Beruntunglah, ia bisa mendapat gaji yang cukup untuk pekerjaannya yang terbilang mudah. Beruntung pula ia bisa bertemu dengan Mia yang bisa dikatakan baik sebagai majikan.
Kyungsoo masuk ke dalam kamar dan mendapati Mia tengah mengetik sesuatu di atas laptop. Sadar Kyungsoo masuk, ia segera saja menutup laptop dan tersenyum, seakan menyambut kedatangan suaminya.
“Adara menginap malam ini, karena besok ia harus mengangkat cucian seprai kasur dan gorden jendela,” jelas Mia memperhatikan pergerakan Kyungsoo yang sedang melepaskan jaketnya dan duduk di samping kanannya.
“Hmm,” Mia mengecup sekilas pipi Kyungsoo lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu. “Kau membuang kopimu?”
“Umm!”
“kenapa?”
“Aku benci melihatnya.” Kyungsoo melihat Mia heran, pasalnya, kopi itu adalah menu favorit Mia. Ia bahkan bisa marah-marah tak jelas kalau kopi itu habis di dalam kulkas.
“Kok bisa?”
“Entahlah. Segala hal yang sangat aku suka sekalipun, mendadak terasa menjijikan menurutku. Sampai ingin muntah melihatnya,” jelas Mia. “Setelah aku bertanya pada kak Lia, itu memang hal yang wajar katanya.”
“Hmm,” Kyungsoo mengangguk mengerti. Ada jeda sesaat. “Lalu? Bagaimana tadi saat di rumah sakit?”
“Ohh ya, kandungannya baik-baik saja. Hanya saja aku harus lebih banyak berjalan-jalan, dan memakan sayur.” Kyungsoo mengangguk lagi.
“Besok aku tak ada jadwal, aku bisa menemanimu jalan-jalan pagi di komplek. Masih tidak memakai sandal, kan?”
“Ohh,” Mia lalu mendongak dan menatap Kyungsoo salah tingkah. “Perihal … umm, obrolan lainnya. Ada pesan yang dokter sampaikan padaku, ini amanat, dan kurasa kau juga harus tahu.”
Hening sesaat.
“Kita … masih bisa berhubungan suami istri, asalkan-“
“Ah, ya. Aku mengerti,” ucap Kyungsoo memotong dengan cepat. Ia jadi salah tingkah. Pasalnya, kemarin malam, ia hampir saja ‘menyerang’ Mia karena wanita itu begitu genit padanya. Mia memakai lingerine berwarna hitam, dan terang-terangan bilang bahwa malam itu gerah bukan main. Walaupun memang wanita itu masih memakai cardigan panjang, tapi tetap saja membuat Kyungsoo hampir saja membobolnya, dan ketika melihat perut Mia, seketika ia ingat dan menghentikan pergerakannya.
Bagaimanapun, Kyungsoo adalah lelaki normal.
“Bukan berarti kita tidak bisa melakukannya, oke?” bisik Mia dan Kyungsoo mengangguk.
“Lainkali saja.” Mia mengangguk masih menatap Kyungsoo.
CUP!
“Tidur sana.” Mia tersenyum simpul, lalu beringsut setelah mendapatkan ciuman dari sang suami. Dan mereka tertidur.
“Aku tidak sabar menunggu bayi kita lahir,” gumam Mia pelan, Kyungsoo pun tak bisa mendengarnya. Mia memeluk suaminya, merasakan bahwa semakin hari, Kyungsoo semakin melayangkan perhatian padanya.
Semoga saja waktu cepat berlalu.
🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA or Misunderstanding???
Fiksi PenggemarPernikahan ini terjadi karena MBA atau kesalahpahaman??? 📍cover by: readers 📍Started : 13 maret - 30 Juli 2017 📍rank : Amnesia. Kirain dulu nggak penting. Haha 223?