Manisnya Pernikahan (15) (*)

3.7K 437 35
                                    

"Kalau sekarang aku ..."












***

Kyungsoo memangkas jarak antara dirinya dengan Mia. Gadis itu mau mundur pun bagaimana? Ia sedang berada di pangkuan Kyungsoo, susah sekali. Dan entah atmosfer darimana, Mia malah memejamkan matanya.

Sungguh, sebenarnya Mia tak menduga bahwa Kyungsoo memang benar-benar akan menciumnya. Awalnya, ia hanya mengira bahwa lelaki itu sedang mengerjainya. Sudah jelas, Kyungsoo walaupun cuek begitu, selalu sukses membuat Mia salah tingkah karena candaannya.

Tapi, kali ini beda ...

Di layar televisi terpampang jelas tulisan, "YOU LOSE" karena Kyungsoo belum sempat menekan kembali tombol pause. Siapa peduli? Mia bahkan berpikir bahwa layar itu kini tengah mengejeknya. Kenapa? Karena ia memang kalah sekarang, ia tak mengelak dengan apa yang suaminya lakukan.

Mia sedikit mendongak untuk mempermudah Kyungsoo dalam menciumnya. Rambut yang ia gerai menjuntai ke bawah lengan suaminya. Lalu ia mendengar sesuatu terlempar. Ia sempat mencuri lihat, dan suara tadi bersumber dari stick PS yang Kyungsoo lemparkan ke lantai.

Tangan yang sedari tadi Kyungsoo pakai untuk bermain game, kini sudah beralih untuk memeluk Mia. Mereka memperdalam ciuman.

"Pegal ..." bisik Mia mendorong Kyungsoo agar bisa mengutarakan rasa pegalnya. Kyungsoo melepaskan ciumannya dan menatap Mia dari jarak yang masih dekat. Tangan kanan istrinya memegang tengkuknya yang sedari tadi terus mendongak, ia lalu sedikit memperbaiki posisinya. Kyungsoo pun menegakkan tubuhnya.

"Sakit ...?" tanyanya dengan suara yang berat. Mia menatap Kyungsoo yang sedang mengelus-ngelus tengkuknya itu. Tak lama, ia membalas tatapan Mia heran.

"Maaf," ucap Mia pelan sambil merapikan rambut Kyungsoo. "Aku masih mengungkit masa lalumu."

"Iya, lalu kenapa kau melakukannya?" tanya Kyungsoo sambil memeluk pinggang Mia.

"Karena pertemuan kita hingga menikah, sebenarnya kurang masuk akal. Terkadang, aku memikirkannya," jelas Mia sendu.

"Mia, dengarkan aku ..." ujar Kyungsoo tegas membuatnya menatap dengan bingung. "Mungkin inilah cara yang Kuasa mempersatukan kita."

Senyum Mia mengembang. Ia lalu menarik-narik pipi Kyungsoo sambil terkekeh.

"Hmm, aku akan mencoba untuk tidak terpancing lagi dalam masalah ini," ucap Mia tertawa. "Aku akan membiasakan diri."

"Baguslah," balas Kyungsoo sambil tersenyum. Ia memegang tangan Mia yang menarik-narik pipinya. Keduanya saling tatap sebentar. Terdiam.

Lalu dengan kompak mereka mengedarkan pandangan mereka. Salah tingkah.

'Apa yang aku lakukan?' batin Kyungsoo baru sadar total akan posisi mereka.

"Eh, haruskah aku turun?" tanya Mia sedikit gagap. Kyungsoo malah memperhatikan baju Mia dan menelan ludah. Ia memang tak pernah sedekat ini dengan seorang perempuan.

"Kau lumayan berat juga sih," sahut Kyungsoo mengangguk-ngangguk.

"Apa?" tanya Mia meninggi. Berat badannya baru saja naik lagi memang, padahal proses diet kemarin sudah sukses. Ia turun dua kilo lalu naik lagi satu kilo. Makanya ia berubah menjadi sensitif. "Ishh, jahat!!!"

"Aw! Tidak- maksudku bukan itu!" ujar Kyungsoo menyandarkan punggungnya ke sofa karena Mia berusaha untuk mendapatkan pipinya kembali. "Hentikan ..."

"Kenapa, hah?"

"Hentikan!"

"Eh, kenapa?" tanya Mia angkat tangan, takut salah bertindak. Cukup kaget karena Kyungsoo terlihat sedikit panik.

MBA or Misunderstanding???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang