"Lalu, haruskah aku membeberkannya pada media?" tanya Sojin menatap Kyungsoo yang ada di depannya sekarang.
"Kalau memang ada saatnya, kita bisa bilang pada media," ucap Kyungsoo sarkas. Sojin menghela napas dengan kasar.
"Kalau begitu, biarkan aku bertemu dan memberi salam pada ibumu," ujar Sojin membuat Kyungsoo membulatkan matanya.
"Apa? Kau baru saja ditolak oleh ibu secara tidak langsung sebelumnya," ungkap Kyungsoo mengelak. "Pembicaraanku dengan beliau kemarin sudah membuktikan, bahwa hubungan ini tak bisa semulus yang kita harapkan."
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Sojin menuntut. Kyungsoo menutup wajahnya dengan kedua tangan, sedikit frustrasi. Sojin malah bertanya balik padanya. Padahal, Kyungsoo ingin mereka berdiskusi untuk menemukan jalan keluar.
Tiba-tiba, ada suara yang mencuri perhatian mereka. Keduanya melihat ke arah sumber suara. Sebuah koin menggelinding dengan tanpa dosa. Lalu, seorang gadis berlari mengejar koin itu. Saat berhasil didapatkan, dia mendongak dan menatap mereka berdua dengan wajah kagetnya."..."
"..."
"..."
Tiga orang yang berada di samping gedung SM itu saling berpandangan. Merasa suasananya sangat awkward, Mia akhirnya membuka mulut.
"Ah, maaf. Saya tidak bermaksud untuk mengganggu ..." ucapnya gagap sambil membungkuk. Kyungsoo menghembuskan napas melihat Mia. Lalu, tatapannya tertuju pada sebuah mobil putih yang memasuki area gedung.
"Rasanya aku kenal ..." Tak lama keluarlah seorang wanita paruh baya dari sana yang membuat Kyungsoo membulatkan matanya. " ... Sojin, lebih baik kau pulang saja dulu."
Sojin yang sedang menunduk tak lupa menutupi wajahnya dengan topi, segera saja melihat kekasihnya. Kemudian tatapannya beralih pada Mia.
Salah fokus. Sojin malah melihat Mia yang tengah memegang ponselnya.
"Semoga saja dia masih berbaik hati dengan tidak membocorkannya pada media," ucap Sojin sambil memegang sekilas tangan Kyungsoo lalu pergi meninggalkan keduanya. Ia pikir Mia sedang merekam pertemuan mereka.
"Semoga saja dia tidak bermulut ember. Kurasa dia gadis yang baik," balas Kyungsoo memperhatikan Mia dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Mia menegapkan tubuhnya yang sedari tadi membungkuk, lalu menatap Kyungsoo takut-takut. Ia hanya menggigit bibir bawahnya, bingung.
Kyungsoo mengusap wajahnya kasar lalu berjalan sedikit mendekati posisi Mia. Wanita paruh baya tadi melihatnya lalu tersenyum senang. Saat keduanya bertemu, mereka saling berpelukan sebentar dan berbasa-basi. Mia yang merasa sangattt tak penting, kembali membungkukkan badannya.
"Anu ... saya permisi saja," ucapnya sambil tersenyum kaku.
"Ehh, kau mau kemana?" tanya wanita paruh baya tadi heran. "Kita kan baru saja bertemu."
"Eomma, biarkan saja dia pulang. Ini sudah malam, tidak baik untuk perempuan," jawab Kyungsoo pada wanita tadi yang ternyata adalah ibunya.
"Kalau begitu, antarkan dia pulang." Mia kebingungan, begitupun dengan Kyungsoo.
'Memangnya harus?' batin Kyungsoo sambil melirik ke arah Mia. Ibunya hanya tersenyum saja memperhatikan gadis ini.
"Cantik ya dia ..." celetuk ibu Kyungsoo sambil terkikik. "Dapat darimana?"
Ibu itu menggoda sambil menyiku lengan Kyungsoo. Sedangkan Mia makin bingung mendengar kalimat ambigu barusan.
"Eomma ..." Ibu Kyungsoo menghiraukannya dan malah memegang tangan Mia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA or Misunderstanding???
FanfictionPernikahan ini terjadi karena MBA atau kesalahpahaman??? 📍cover by: readers 📍Started : 13 maret - 30 Juli 2017 📍rank : Amnesia. Kirain dulu nggak penting. Haha 223?