The Ending (10)

3.6K 474 29
                                    

Yang awalnya hanya ciuman, kini sedikit berubah menjadi lumatan.



.
.
.




Mia dan Kyungsoo masih tetap memejamkan matanya. Tak memperdulikan posisi mereka yang sebenarnya bisa saja membuat badan pegal. Mia yang tak pandai ciuman pun membalasnya. Karena Kyungsoo melakukannya dengan pelan.

Ia jadi ingat, Kyungsoo memang pernah berkata bahwa ia tak pandai melakukan ciuman saat selesai syutting drama Be Positive. Mungkin itulah kenapa ia selalu melakukannya selembut mungkin pada Mia. Sudahlah, tak usah ia ingat!

Mia lalu merasakan tangan Kyungsoo mendorong pundaknya untuk sedikit menjauh. Beruntunglah, Mia juga perlu memasok udara. Kyungsoo menatap Mia dan beranjak bangun. Suasana jadi awkward.

“Aku ingat, kau belum memasukkan susu ke dalam kulkas,” ucap Kyungsoo menujuk dapur. “Sana, masukkan dulu.”

Mia mengangguk lalu berlari kecil ke arah dapur. Sementara Kyungsoo mengusap wajahnya kasar.

DUG! DUG! DUG!

Sepertinya, Mia juga merapikan sepatunya tadi.

Hhh~ hampir saja…” gumam Kyungsoo melihat tangan kanannya. Tangan jahil itu tadi hampir saja menarik ujung baju Mia. “Aduh, Kyungsoo sadarlah!”

“Kyungsoo,” lelaki itu menoleh dan mendapati istrinya tengah diam di ambang pintu kamar. “Kita tidur saja.”

“Oh?”

Mia mengalihkan pandangannya lalu kembali menatap Kyungsoo, dan memperagakan orang ingin tidur. “Tidur … ya tidur,”

Kyungsoo mengangguk lalu menyusul Mia masuk ke dalam kamar.

Mia menggigit bibir bawahnya sambil merutuk dalam batin. Ia melihat tangan kanannya yang hampir saja menarik tengkuk Kyungsoo untuk memperdalam ciuman.

‘Ahhh, aku jadi terlihat agresif sekali!!!’

“Mia?”

Yang dipanggil terlonjak kaget dan segera menoleh ke belakangnya, tepat pada Kyungsoo. “Oh?”

“Kukira sudah tidur,” Mia menggeleng lalu posisinya terlentang. “Aku kan sudah bilang, aku tak bisa tidur.”

“Hmm,” gumam Kyungsoo dan keduanya hanya menatap langit-langit kamar.

“Kau belum mengantuk?” tanya Mia dan Kyungsoo hanya bergumam. “Pasti karena aku, ya?”

“Kalau tahu kenapa masih bertanya?” Mia langsung saja memukul perut Kyungsoo pelan. “Jadi, bagaimana skripsinya?”

“Hmm, aku sudah menemukan topik yang akan aku buat, tinggal … yaaaa kau tahu sendiri aku akan sibuk nanti,” jelas Mia dan Kyungsoo kembali bergumam sebagai jawaban. Hening.

Mia kira, setelah hening kembali menggerogotinya, ia akan mengantuk lalu tertidur. Nyatanya tidak. Ia masih membuka matanya lebar.

“Kyungsoo ...”

“Hmm,” baruntung, lelaki itu menemaninya. Padahal, tadi ia bilang sudah mengantuk.

“Ayo kita main batu, gunting, kertas ...” ajak Mia sambil berubah posisi menjadi berhadapan dengan Kyungsoo. Lelaki itu hanya meliriknya sebentar.

“Apa gunanya main itu?”

“Mungkin nanti kita bisa lebih cepat lelah, lalu tertidur,” ucap Mia terdengar memohon. “Ayolah~”

“Ya sudah.” bukan Kyungsoo yang biasanya. Tapi apa daya, lelaki itu juga belum mengantuk.

“Begini, aku pernah memainkannya dengan Mira dulu. Kalau kau menang, mendapat poin satu, kalau kalah dapat hukuman. Dan poinnya hanya sampai 50,” jelas Mia sambil beranjak dari kasur dan membawa sesuatu dari laci meja rias. “Tara!!!”

MBA or Misunderstanding???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang