Setiap Keping Kenangan (10)

3.1K 454 43
                                    

“Dan sekarang kau marah padanya?” tanya Mira memekik pelan. Mia hanya memainkan ujung rambutnya tak menanggapi. “Wahh, kalian ini … baru kemarin-kemarin sedang ngeuhh, sekarang sudah bertengkar saja.”

“Kami tak bertengkar.”

“Iya kau yang marah padanya pada sesuatu yang belum pasti.” Mia mendelik mendengarnya.

“Aku hanya bertanya, kan? Seharusnya dia juga hanya menjawab,” jelas Mia tak habis pikir pada suaminya itu.

“Kan sudah kubilang Mia, dia sangat khawatir padamu. Aku sampai mual karena dia selalu mengingatkanku untuk tidak bercerita apa-apa yang membuatmu harus mengingat,” jelasnya menatap Mia. “Hari pertama, ya?!”

“Aku hanya ingin bertanya, aku juga belum tentu akan mengingatnya. Dibanding aku, kau jauh lebih mengerikan! Kukira kau yang sedang hari pertama!” ucap Mia dan Mira mengangguk pasrah saja.

“Iyalah, iya. Terserah kau saja.” Mia menghela napas lalu melihat ponselnya.

“Kenapa juga aku harus berurusan dengan Sojin?” gumam Mia sangat pelan. Aneh.
















***

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Mia sedang mempelajari kembali materi yang ia lupakan di ruang tengah. Tiba-tiba, Kyungsoo keluar dari kamarnya dengan dandanan yang rapi. Mia hanya menatapnya saja. Ia masih malas berbicara pada suaminya itu.

“Jangan tidur terlalu malam,” ujar Kyungsoo sambil memakai jaketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan tidur terlalu malam,” ujar Kyungsoo sambil memakai jaketnya. Mia hanya diam. Kyungsoo menghela napas lalu berjalan ke pintu karena manager-nya sudah menunggu di luar.

“Mau kemana?” tanya Mia tanpa menoleh. Mendengar itu, Kyungsoo melihat ke belakangnya sambil memakai sepatu.

“Mencari uang.” tanpa banyak bicara lagi, Mia berdiri dan mendekati Kyungsoo. Lelaki itu  heran. Mia lalu menyondorkan sesuatu.

“Bawa powerbank-mu, tadi di atas meja,” ucap Mia tanpa menatap Kyungsoo. Lelaki itu tersenyum, walau Mia mungkin masih kesal pada sikapnya, ia tetap perhatian.

“Terima kasih,” jawabnya sambil mengambil powerbank miliknya. Sebelum benar-benar pergi, Kyungsoo mendekati Mia lalu memeluknya. Tak lama ia mencium kening Mia. “Aku pergi dulu.”

Mia terdiam.

"Aku ingin cerai," celetuk Mia membuat Kyungsoo berbalik dengan raut kaget. "Kenapa? Kau tak mau?"

"Bisa tidak kau jaga bicaramu itu?" tanya Kyungsoo jengkel, sedangkan istrinya sendiri terlihat geram.

"Tinggal jawab pertanyaanku waktu itu apa susahnya?" tanya Mia penuh penekanan. "Masa bodoh dengan ingat atau tidaknya. Aku hanya ingin tahu!"

"Tidak, aku pergi dulu. Dan jangan sampai aku dengar kata cerai lagi, mengerti?"

Mia menggertakkan giginya kesal. Ia lalu kembali ke ruang tengah sambil membanting bantal sofa asal.

MBA or Misunderstanding???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang