Kyungsoo berdiri dan melihat Mia di jendela pintu kamarnya. Gadis itu tengah tidur memunggungi pintu.
“Dia tak ingat, hanya saja … dia sudah tahu kebenarannya,” ujar Mira yang sedang duduk di kursi tunggu. “Aku sudah menyerahkan cincinnya, kau temui saja dia.”
Kyungsoo tak menjawab. Dan dengan beberapa pertimbangan, akhirnya dia membuka pintu, masuk dan menemui Mia.
“Mia?”
Gadis itu bergeming. Tapi, Kyungsoo tak yakin bahwa ia tertidur.
“Aku ingin bicara sesuatu padamu.”
“Bicara saja,” ucap Mia tanpa ingin menatapnya. Kyungsoo menghela napas lalu duduk di ujung kasur.
“Aku hanya tidak ingin kau mengingat terlalu cepat, karena itu akan membuatmu kesakitan. Makanya aku tak bisa cerita padamu,” jelas Kyungsoo to the point.
“Tapi kalau kau bilang dari awal bahwa kita adalah suami istri, setidaknya … setidaknya aku tak merasa dibohongi,” ujar Mia terdengar kecewa. “Ah, maaf. Aku kan memang tak dibohongi. Aku hanya menerka dan kalian tak bilang kebenarannya.”
Kyungsoo melihat cincin yang tergeletak begitu saja di atas nakas, lalu brrkata, “Aku ingin memulai semuanya dari awal lagi. Aku tak ingin kau mengacuhkanku begini.”
“Pergi,” ucap Mia terdengar serak. “Pergi!”
Kyungsoo berdiri saat mendengar nada Mia yang mulai meninggi. Pikirnya, gadis itu sedang kacau sekarang.
“Aku akan tetap datang lagi nanti malam, besok, lusa dan … seterusnya. Sampai kita pulang ...” ucap Kyungsoo masih menatap punggung Mia. “ ... Ke rumah kita.”
***
Malamnya, Mia sedang menonton televisi, walau ia sendiri tak tahu sedang menonton apa. Pikirannya melayang ke permasalahan yang tak dimengertinya.
‘Aku hanya tak menyangka bahwa Kyungsoo adalah suamiku. Sebenarnya, tak ada alasan untukku marah, tapi …’
CKLEK!
Pintu kamar terbuka dan munculah Kyungsoo dengan pakaian kasualnya. Rambutnya acak-acakkan dan membawa sesuatu.
Melihat itu, Mia segera saja membaringkan tubuhnya hendak tidur. Juga menghindari Kyungsoo karena ia masih kesal. Tapi, karena ia terburu-buru tak jelas, ia merasakan kakinya sakit luar biasa, diakibatkan pergerakannya yang tak hati-hati dan sangat tiba-tiba.
“Aduduh …!” teriak Mia dan Kyungsoo segera saja mendekatinya.
“Hey, hati-hati …” ucapnya sambil membenarkan posisi Mia agar gadis itu duduk kembali. Mia melihat wajah suaminya itu dalam jarak yang dekat, membuat jantungnya kembali berdetak kencang. Segera saja ia mendorong Kyungsoo.
“Minggir!” ucap Mia dingin.
“Kalau kau ingin tidur, bergerak saja perlahan,” ucap Kyungsoo menjauh. “Dan sebelum tidur, seharusnya kau makan dulu …”
“Tak mau!” ucap Mia ketus lalu dengan pelan menidurkan dirinya. Jelas saja suaminya menahannya.
“Mia, kau makan dulu …”
“Tak mau! Kenapa maksa, sih?”
“Kau yang kenapa?” tanya Kyungsoo memandang kedua bola mata Mia lekat. “Aku sedang mencoba kembali dan menembus kesalahanku. Jadi diam saja.”
“Lalu apa urusannya denganku?!” tanya Mia bingung maksud kesalahan yang Kyungsoo ucapkan.
“Karena kau adalah objeknya.” Mia bungkam. Tak mengerti tapi ada makna yang sedikit ia ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA or Misunderstanding???
FanfictionPernikahan ini terjadi karena MBA atau kesalahpahaman??? 📍cover by: readers 📍Started : 13 maret - 30 Juli 2017 📍rank : Amnesia. Kirain dulu nggak penting. Haha 223?