Manisnya Pernikahan (6)

4.1K 540 41
                                    

Sepulang dari malam itu, Mia tak juga menyapa Kyungsoo. Selain dari kesibukkan lelaki itu, Mia juga seakan menghindar dan sering menghabiskan waktu di luar. Mereka hanya bertemu ketika malam. Itupun Mia pasti langsung tidur.

Kyungsoo tentu saja tak nyaman dengan keadaan itu. Bagaimanapun juga, mereka hanya salah paham. Walau Kyungsoo tahu, ia paling bersalah di sini.

Kyungsoo datang ke rumah Mira setelah meminta alamatnya pada Chanyeol. Sudah Kyungsoo duga, Mia pasti tak bersamanya. Maka dari itu, ia datang menemui Mira.

“Kau tahu di mana Mia?” tanya Kyungsoo dan Mira memutar bola matanya bosan. “Aku harus menyelesaikannya.”

“Tentu saja, kau paling bersalah!” tegas Mira. Ia memperhatikan Kyungsoo sesaat, lalu merasa kasihan. “Kau baru pulang kerja?”

“Aku sampai tak latihan. Jadi, tolonglah aku …” Mira menghela napas lalu mengetik sesuatu di ponselnya.

“Aku mengirimkan alamat cafe. Mia ada di sana, dia sedang mengerjakan tugas,” ucapnya dan Kyungsoo segera saja mengangguk.

“Terima kasih ...” Saat hendak pergi, Mira menahannya. Ia menatap Kyungsoo penuh harap.

“Jaga Mia baik-baik. Banyak orang yang menyukainya, kau tak tahu itu. Mia sudah memilihmu, jadi jangan sakiti dia. Jangan biarkan dia nyaman pada orang lain …” Kyungsoo tersenyum lalu mengangguk mantap pada sahabat Mia itu.

“Baiklah …”















***

Mia tak fokus pada tugasnya. Pikirannya melayang pada kejadian di mana ia masih bicara dengan Kyungsoo. Ia memikirkan perkataan suaminya itu,  “Itu karena dia menemuiku untuk meminta maaf dalam keadaan tak sehat, saat dia pingsan aku segera saj-“

“Sojin menemui Kyungsoo dan meminta maaf? Maksudnya apa?” tanya Mia pelan.

“Apa?” Seseorang di samping kiri Mia bertanya.

“Tidak, hmm … Ada yang harus dikerjakan lagi?” tanya Mia sambil kembali membuka buku pelajarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tidak, hmm … Ada yang harus dikerjakan lagi?” tanya Mia sambil kembali membuka buku pelajarannya. Lelaki di sampingnya menggeleng.

“Tinggal pengeditan saja. Bagian itu, biar aku saja yang kerjakan,” ucapnya membuat Mia menggeleng tak enak.

“Jangan begitu, kita kerjakan sama-sama saja,” balas Mia sambil membuka file tugasnya.

“Nanti kau pulang terlambat lagi, memangnya tidak apa-apa?” tanya rekannya lagi dan Mia hanya tersenyum.

“Kau bisa mengantarku seperti biasa, Changkyun,” ucap Mia memakai kacamatanya.

“Kau masih bertengkar yaa dengan suamimu?” tanyanya dan Mia hanya tersenyum menanggapinya. Changkyun memang sudah bisa menebak dari tingkah laku Mia. Itu tergambar jelas.

MBA or Misunderstanding???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang