Manisnya Pernikahan (10)

3.7K 497 50
                                    

Setengah jam sudah berlalu. Kyungsoo bahkan sampai tak habis pikir dan beberapa kali menoleh pada Mia yang tak menunjukkan ekspresi ketakutan. Jika adegan horror sudah keluar, sementara yang lain menjerit ketakutan, dia malah tertawa sendiri. Bahkan, gadis itu mencoleknya dan berkata,

“Editannya kelihatan sekali.”

Dia malah mengomentari film dari segi teknisnya. Sungguh, real yang Kyungsoo maksud ternyata berbeda dengan yang Mia maksud.

Satu hal yang Kyungsoo lupakan. Mia sangat suka pada film horror. Dengan suasana yang seperti ini, film justru terlihat membosankan, kan?












***

Mia dan Kyungsoo keluar dari studio dan segera ke mobil karena banyak fans yang ternyata datang ke bioskop setelah mendengar berita bahwa ia pergi menonton.

Di dalam mobil,

“Kau sama sekali tak takut?” tanya crew di jok belakang. Mia menoleh dan nyengir.

“Filmnya sangat tak seram. Padahal sebenarnya aku mengharapkan bisa takut dan setidaknya memegang tangan Kyungsoo. Itu salah satu keinginan yang dulu ingin kulakukan. Ternyata, filmnya memang membosankan hahaha!”

“Kau ini aneh, di saat ada adegan horror malah tertawa.” Mia tertawa saja mendengar omelan Kyungsoo yang mulai menyalakan mesin dan pergi dari area bioskop.

Malamnya.

Selesai mandi, Mia mendapati Kyungsoo tengah memainkan ponselnya di atas sofa. Istrinya itu lalu menyondorkan sesuatu.

“Mau?” tawarnya. Kyungsoo melihat coklat di tangan Mia dan mengambilnya. Lalu menyimpannya di belakang guna ia sembunyikan. “Loh?

“Kemarin bukannya kau bilang ingin menurunkan berat badan? Kenapa makan coklat malam-malam?” tanya Kyungsoo membuat Mia memutar bola matanya bosan.

“Kembalikan,” ucapnya berusaha mengambil coklat yang ada di belakang Kyungsoo. Jelas saja lelaki itu mengelak. Keduanya saling adu tatap sebentar, dengan aura yang dingin pula. Mia lalu berusaha mengambilnya lagi. Begitupun dengan Kyungsoo yang masih mengelak.

“Ahh, menyebalkan sekali!” gerutu Mia tak menyerah. Kyungsoo berangsur ke arah kiri dan Mia mulai naik ke atas sofa. Kyungsoo mengangkat tinggi-tinggi coklatnya itu. “Kyungsoo …”

“Hei, kau bisa gendut,” ucapnya dan Mia masih saja berusaha menggapai coklat itu. Karena posisi Mia sudah menyudutkan Kyungsoo, akhirnya lelaki itu merentangkan tangannya dan menubrukkan diri pada Mia. Sampai gadis itu ambruk ke belakangnya dan terlentang. Sementara Kyungsoo berada di atasnya.

“Ihh!!!” Mia terlonjak kaget. Ia hampir saja jatuh ke bawah kalau Kyungsoo tak menahannya. Kyungsoo menatap Mia serius. Gadis itu yang tadinya ingin marah jadi bungkam. Hanya deru napas saja yang terdengar. Lantas, lelaki itu mendekatkan wajahnya membuat Mia menciut.

Kyungsoo mengangkat tangan dan mengetukkan beberapa kali coklatnya pada kening Mia dan berkata, “Kubilang jangan makan coklat.” 

Mia menutup matanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menggerutu, “Aishh!”

Kyungsoo berdiri dan masuk ke dalam dapur. Mia mengusap wajahnya sebentar yang pasti memerah.

Mia beranjak, tak terima dan menyusulnya. Kyungsoo sudah memasukkan coklat itu ke kulkas dan mengetahui kedatangan Mia, ia segera saja merentangkan tangannya menjaga kulkas dan menggeleng pelan sambil berkata, “Tidak ...”

“Kembalikan coklatku,” ucap Mia merengek. Karena kesal, gadis itu menginjak saja kedua kaki Kyungsoo membuat lelaki itu kesakitan.

“Ahh, kau ini apa-apaan, sih?” tanya Kyungsoo tak habis pikir tapi masih mempertahankan kulkasnya. Mia masih saja menginjakkan kakinya pada Kyungsoo. Akhirnya, lelaki itu menerima injakan kedua kaki Mia dan memeluk pinggangnya. Lalu berjalan.

MBA or Misunderstanding???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang