Manisnya Pernikahan (13)

4.3K 501 48
                                    

Kyungsoo terbangun dari tidurnya. Ia melihat samar-samar jam yang menempel di dinding menunjukkan pukul 2 pagi. Kamarnya memang tak terlalu gelap, Mia tak suka lampu padam.

Tiba-tiba, pandangannya berputar. Suhu udara kamarnya mendadak terasa sangat dingin. Ia terbangun lalu memegang kepalanya. Selimut sudah tak mempan. Ia lalu beranjak dan berjalan ke sisi lain ranjang yang ditiduri Mia, lalu tertidur di sana.
















***

Mia mengerjap-ngerjapkan matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah kasur Kyungsoo yang tak berpenghuni.

“Dia sudah bangun?” gumamnya pelan. Mendadak ia merasa pengap, dan saat ia bergerak untuk bangun, seseorang menahannya. Dan tangan Kyungsoo ia lihat melingkar di perutnya.

“... engghh …”

“Huwa! Kenapa tidur di sini?” tanya Mia. Ia berputar dan menghadap Kyungsoo. Siku kirinya ia gunakan sebagai tumpuan.

“Udaranya dingin,” balas Kyungsoo sambil mencoba merapatkan badannya pada Mia. Jelas saja gadis itu menolak.

“Kau ini kenapa, sih?” tanya Mia heran. Lalu tatapannya beralih pada kening Kyungsoo yang mengeluarkan keringat dan wajahnya pucat. "Sakit?"

“Tidak,” jawab Kyungsoo terlihat lemah. Tangan Mia lalu terulur untuk memegang keningnya.

“Ih, kau panas begini,” ujar Mia lalu bangkit dari kasur. Selimutnya ia rapatkan pada Kyungsoo. “Tidurnya terlentang.”

“Kau ada jadwal?” tanya Kyungsoo membuka sedikit matanya dan melirik jam.

“Hmm,” jawab Mia sambil keluar dari kamar. Ia mengambil alat pengukur suhu dan menyuruh Kyungsoo untuk membuka mulutnya, guna mengecek. Setelah beberapa saat, ia melihat suhu Kyungsoo tak bisa dikatakan normal. Bahkan, ia sangat panas.

“Kalau begitu, kau harus segera mandi.” Mia hanya mengangguk lalu keluar dari kamar. Ia menyiapkan air es untuk mengompres Kyungsoo. Setelah selesai, ia dengan telaten mengompres suaminya itu.

“Aku masak bubur dulu, ya?” tanya Mia sambil berdiri.

“Kau kan harus kuliah.”

“Iya, setelah masak bubur aku kuliah,” ujar Mia tersenyum lalu pergi ke dapur membuat bubur.

Sambil menunggu bubur matang, Mia mengecek peralatan P3K di rumahnya. Dan obat pereda panas tak ia temukan di sana.

“Aku harus membelinya,” gumam Mia lalu beralih lagi pada bubur. Setelah menyiapkan itu, ia kembali masuk ke dalam kamar dan mendapati Kyungsoo malah sudah tidur lagi. Napasnya tak teratur. Dengan pelan Mia menyimpan bubur itu di nakas. Lalu ia mandi.

















***

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Kyungsoo terbangun dan melihat ke sekitarnya. Udara lebih sejuk karena jendela kamar sengaja Mia buka. Saat ia melihat ke samping kanan, ia mendapati Mia tengah mengetik sesuatu di laptop. Mungkin tugas.

“Mia?” panggil Kyungsoo pelan dan serak. Gadis itu segera saja menoleh dan menyimpan laptopnya.

“Ohh, kenapa?” tanya Mia perhatian sambil mendekati suaminya. Ia mengangkat handuk di kening Kyungsoo dan mengukur suhu dengan tangannya. “Sudah mendingan. Kau ingin sesuatu?”

“Kenapa kau di sini? Kuliah sudah selesai?” tanya Kyungsoo. Mia hanya tersenyum dan mengangguk.

“Aku hangatkan dulu buburnya, ya?” Tak banyak bicara, Mia segera saja bangkit dan menghangatkan bubur yang ia masak tadi pagi. Kyungsoo perlahan bangun, kepalanya sedikit pusing.

MBA or Misunderstanding???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang