Pendekatan (8) - [THE END]

4.6K 580 55
                                    

Mia melihat foto Kyungsoo berciuman di dramanya yang terakhir. Ia baru saja ingin browser tentang berita paling baru. Tapi, artikel itu malah menyapanya duluan. Rasanya menyebalkan.

Loh? Kenapa menyebalkan?

Sudah lebih dari 2 bulan mereka menikah. Tak ada yang berubah sebenarnya. Hanya rasa nyaman saja yang sudah terangkai seperti jaring laba-laba. Atau bisa juga berlumut. Intinya … yah anggap saja sudah dilupakan.

Mia memang sudah sukses sebenernya membuat Kyungsoo melupakan Sojin. Buktinya, ketika sedang tak ada kerjaan, maka dia akan mengajak Mia untuk melakukan sesuatu. Memasak, menonton, membersihkan rumah. Ah, yang terakhir terdengar membosankan memang. Mungkin itu juga salah satu dari usahanya. Untuk membuat dirinya sendiri move on? Entahlah.

Kyungsoo sepertinya tak berniat menjalin hubungan apa-apa. Mia mulai jengah dengan hal itu, apa dia harus terus membantu Kyungsoo dan membuat dirinya sendiri menjomblo sampai seumur hidup??

Jomblo walaupun statusnya adalah seorang istri. Lucu sekali.

Apa yang dia harapkan dari Kyungsoo? Lelaki itu saja tak peduli.

Kemarin malam, Mia memutuskan untuk marah pada Kyungsoo. Kenapa? Karena lelaki itu sudah memberitahunya bahwa walaupun ia bekerja, ia takkan sampai pulang lewat tengah malam. Nyatanya?

Ia malah menginap di dorm tanpa memberitahunya. Menyebalkan, bukan? Mia sudah menunggunya!

Hari ini, tepatnya pukul 10 pagi. Mia sedang bertompang kaki di atas meja, tangan kirinya memegang remot dan tangan kanannya memegang keripik. Nikmat dunia.

Tiba-tiba, pintu rumah terbuka. Siapa lagi yang tahu kode pintu selain mereka berdua? Tak ada.

Kyungsoo menyimpan tasnya di atas meja makan. Mencuci tangan sebentar lalu mencoba mencari celah untuk duduk di samping Mia dan berkata, “Geser …”

Mia menghiraukan Kyungsoo seakan lelaki itu tak terlihat olehnya. Kyungsoo memutar bola matanya bosan lalu mengambil keripik yang ada di tangan istrinya.

“Kau marah padaku?” tanya Kyungsoo, Mia tak menjawab. “Baiklah. Kau marah padaku ternyata.”

Karena kesal dengan apa yang Kyungsoo katakan ternyata bukan sebuah permintaan maaf, akhirnya ia melampiaskan kemarahannya. Ia mengelapkan tangannya pada sofa putih yang Mia duduki. Ia tahu, Kyungsoo benci akan hal itu.

“Yak …” tegur Kyungsoo meninggi. Mia menjulurkan lidahnya lalu masuk ke dalam kamarnya. “Kau marah padaku, kan?”

“Apa pedulimu?” tanya Mia dari dalam kamar. Kyungsoo mendengus lalu mengambil lap. Tapi belum sampai 5 menit, ponselnya berdering. Ia disuruh manager-nya untuk bersiap karena ada jadwal dadakan.

“Bersihkan sofanya, sedikit lagi!” seru Kyungsoo setelah mengganti pakaian lalu mengambil tasnya. Mia membuka pintu dan menyembulkan kepalanya saja.

“Mau kemana?” tanya Mia, Kyungsoo melihatnya sebentar, lalu berjalan keluar.

“Apa pedulimu?” tanyanya balik dan Mia segera saja keluar.

“Yak!”

Belum satu jam Kyungsoo pulang, ia sudah berangkat lagi untuk bekerja. Benar-benar menyebalkan. Mia jadi sering sendirian di rumah. Apalagi, EXO tengah mempersiapkan lagu baru.

Ia benar-benar seperti hidup sendiri sekarang.

Kyungsoo juga lelah karena akhir-akhir ini banyak kegiatan. Ia juga sebenarnya tadi ingin meminta maaf karena tak memberitahu dulu Mia untuk tidak pulang. Tapi, kemarin ia terlalu lelah dan tertidur begitu saja di dorm.

MBA or Misunderstanding???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang