Kyungsoo datang ke café milik keluarga Mia. Setelah bicara dengan ibunya tadi, ia langsung ingin menemui Mia.
“Mia …” ucap Kyungsoo melihat ibu Mia tengah membereskan meja café. Ibu Mia menoleh dan tersenyum.
“Mia ada di dalam. Mau diantar?” Kyungsoo mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Ibu Mia menunjuk ke satu pintu. “Masuk saja. Sepertinya dia masih menangis. Dia bukan tipe orang yang gampang marah.”
***
Mia berbaring di kasurnya. Ia sebenarnya mengantuk karena terus menangis. Tapi, ia masih saja bergelut dengan pikirannya.
“Kenapa juga aku harus bertengkar dengan Sojin? Kenapa juga aku harus marah ketika Kyungsoo memberikan boneka itu padanya?” gumam Mia sambil memeluk gulingnya. Tiba-tiba, pintunya terbuka dan Mia segera saja memejamkan matanya. Berpura-pura tidur.
Seseorang mendekati kasurnya. Itu terdengar jelas dari suara langkah kakinya, yang walaupun dibuat sepelan mungkin, tetap saja terdengar karena ruangannya yang hening.
Seseorang menyimpan sesuatu di nakas tepat di samping tempat tidurnya.
‘Ibu? Dia menyimpan apa?’ batinnya bertanya-tanya.
“Maaf …” Mia hampir saja terlonjak kaget mendengar suaranya. Suara berat itu tak dimiliki oleh ibunya, dan Mia tahu itu. “Ketika aku bingung pun, aku datang padamu.”
Mia mengeratkan pelukannya pada guling.
‘Ya, kalau kau tahu, kenapa masih datang padaku? Apa hanya aku temanmu?’ batin Mia bertanya karena ketika Kyungsoo bertengkar dengan Sojin, dia selalu saja datang padanya. Itu sudah berlangsung cukup lama. Yahh, kurang lebih sejak mereka bertemu sebagai partner dan Mia memergoki Kyungsoo punya hubungan dengan Sojin.
“Aku hanya tidak mengerti dengan pola pikir wanita. Dengan mencurahkan perasaanku padamu, aku perlahan mulai paham. Bahwa hubungan tidak selamanya bisa dipaksakan,” jelasnya memelan.
‘Kalau begitu, kenapa kau tak putus saja dengannya?!’ tanya Mia kesal sendiri dalam batinnya. Selama ini, Kyungsoo selalu saja menjadi pihak yang disalahkan. Bukankah itu sangat melelahkan?
‘Aku sampai jadi terbawa masalah kalian …’ batin Mia menambahkan.
“Maaf …” Mia sebenarnya nyaris membuka matanya mendengar suara Kyungsoo yang terdengar makin lirih. Dia sudah banyak masalah tapi Mia malah marah padanya, tadi. Jujur saja, ia merasa bersalah. Tapi, Kyungsoo sudah beranjak dan meninggalkan kamarnya.
Mia membuka mata lalu mendudukkan dirinya di atas kasur. Ia melihat ke samping kanannya dan mendapatkan semangkuk pudding rasa pisang yang sangat ia sukai.
“Cih, sejak kapan dia tahu kesukaanku ...?” tanyanya pelan.
Lalu jantungnya berdebar dengan cepat tiba-tiba. Sepertinya ia sudah terlalu terbawa perasaan hanya karena pudding itu.
***
Mia menyandarkan punggungnya di sofa ruang tengah. Pikirannya kalut sekali, tugas yang ada di depannya pun ia hiraukan.
“Mia …” panggil ibu Mia menghampirinya sambil membawakan susu. “Kau masih memikirkan kejadian kemarin?”
“Aku tak suka padanya, eomma. Dia selalu saja menggangguku. Dia juga selalu menemuiku hanya untuk hal yang sama sekali tak ada gunanya. Aku bahkan kehilangan pekerjaanku karena dia,” jelas Mia sambil merutuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA or Misunderstanding???
FanfictionPernikahan ini terjadi karena MBA atau kesalahpahaman??? 📍cover by: readers 📍Started : 13 maret - 30 Juli 2017 📍rank : Amnesia. Kirain dulu nggak penting. Haha 223?