021 - Nama

184 18 25
                                    

Vote dan komentarnya 🙏😆

Terima kasih dan selamat membaca 🙌


← 😴😐😋😄😒😛😍😉😑😃 →

Seokjin memecah keheningan ambigu tersebut. "Klub ini belum resmi. Kita harus ngapain biar jadi resmi?"

"Gimana kalau kita bikin nama dulu?" Usul Taehyung.

"Tunggu dulu, Seonbae." Potong Agust. "Emangnya yang ada di sini beneran mau ikut?"

Semua mengangguk setuju. Suga gak sih. Dia duduk tapi pejam. Gak tidur, mager aja buka mata. Agust menganggap itu sebagai bentuk setuju dari Suga.

"Setuju, kan? Kalau gitu, ayo kita buat namanya!" Ujar Taehyung lagi dengan nada semangat.

"Ah, tunggu!" Dipotong lagi. Kali ini oleh Seokjin.

"Kenapa, Hyung?" Hoseok nyahut.

"Kalian serius mau di ruangan ini?" Seokjin mengubah nada suaranya menjadi lebih berat.

"Mang napa sama ruangan ini?" Jimin yang kepo.

Sebenernya, yang lain juga kepo. Tidak, sih, bagi Namjoon dan Suga karena sudah tahu Seokjin ingin melakukan apa setelah ini.

Seokjin menoleh ke AgustD. "Kamu tau, kan, waktu itu kubilang terakhir kali ruangan ini dibuka kapan?"

"Tahun lalu." Jawab Agust.

"Itu dia! Ini cerita turun-temurun dari Seonbae. Kali aja yang tahun kedua belum dengar, tahun pertama pastinya belum... Sebenarnya, tiap tahun di tanggal 9 Mei harus dibuka." Seokjin memulai ceritanya. Dia senang karena tahun pertama dan kedua menatapnya penasaran. Yah, Yoongi, Yoonji dan Agust biasa aja, sih. Tapi, mereka memang penasaran di dalam hati masing-masing.

"Karena apa, Hyung?" Hoseok jadi lebih penasaran.

Seokjin mulai dengan nada yang lebih misterius. "Karena itu hari ulang tahunnya Mei."

Hoseok mengernyitkan dahi dan bertanya mewakili yang lain. "Mei siapa? Gak kenal."

Yoongi menghela napas. "Author rareitem, sableng. Yang nulis ini."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
rareitem : Makasih, Yoongi, Seokjin, udah notice aquoeh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Balik ke cerita.

Seokjin mulai dengan nada yang lebih misterius. "Karena seorang murid pindahan terakhir kali terlihat saat 9 Mei bertahun-tahun silam di ruangan ini."

"Yoonji-ya, aku takut." Bisik Jimin ke telinga Yoonji.

Yoonji langsung nepak pipi Jimin pakai tangannya yang halus itu. Mantap suaranya nyaring. Pipi Jimin buntel, sih. "Jijik. Jadi cowok kok penakut." Desisnya.

4 in 1 [BTS AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang