83 - So Far Away : I Don't Have A Dream

36 7 2
                                    

"Uh, Namjoon itu yang paling jones di Bangtan. Gue tau ini fakta gak guna." —Min Suga


← 😴😐😋😄😒😛😍😉😑😃 →

Word: 1978

Vote dan komentarnya 🙏😆

Terima kasih dan selamat membaca 🙌


← 😴😐😋😄😒😛😍😉😑😃 →

[Senin, 18 Desember 2017 | 09.00 KST | Apartemen Swag | Kamar Nomor 25]

Agust memutar keran pada shower dan membiarkan air hangat tersebut mengguyur dirinya dari kepala. Bila orang yang sedang emosi ingin mendinginkan kepala, maka Agust di sini ingin menghangatkan kepalanya. Kepalanya sakit karena berpikir terlalu banyak.

Padahal seluruh strategi yang memungkinkan telah dilakukannya. Namun, apa daya dia, Jungkook dan tim kepercayaannya itu hanyalah tim kecil. Guild yang mereka lawan berisi pemain profesional. Sebenarnya Agust tak ingin membiarkan Jungkook mati di bukit itu, tapi dia harus melindungi kawanannya yang lain. Perang semalam berakhir dengan kekalahan telak dan mereka baru tidur pukul lima pagi.

Kelamaan menatap layar komputer membuat Agust tidak dapat tidur nyaman. Dia akhirnya membiarkan Jungkook yang masih tidur di sofa dan memilih untuk mandi sebelum memasak.

Hari ini adalah hari pertama libur semester sekaligus liburan musim dingin. Liburan selama satu bulan ini akan sangat memuaskan dan akan membuat menderita bagi kelas tiga begitu liburan berakhir. Mereka akan menjalani ujian akhir dan jantung mereka akan meledak menunggu kelulusan.

Well, tiga orang itu gak mungkin merasa gugup, sih. Karena Agust tahu benar bahwa tiga orang itu—Suga, Seokjin, Namjoon—tidak akan pernah terpengaruh karena mereka jenius.

Sayangnya di bulan februari adalah ujian akhir dan itu berarti mereka akan berpindah kelas di tahun ajaran baru. Agust sudah merasa 'nyaman' dengan kelasnya sekarang dan tidak ingin pindah.

Ah, mungkin dengan bantuan Bang Ssaem gue bisa minta, meski harganya—

"Agust D!"

Agust membuka matanya dan melihat ke kanannya. Pintu kamar mandi telah terbuka, menampilkan sosok Jungkook yang menatapnya dengan pandangan jahil. Tentu saja Agust tahu Jungkook sedang menatap ke mana.

"Kamu pernah seks di Amerika?"

Pertanyaan bodoh itu membuat Agust kembali memejamkan mata. "Seks bebas gak guna."

"Tapi dia makin besar."

"Terakhir kali lo liat dia dua tahun yang lalu dan kita dalam masa pubertas. Lo pikir punya lo gak tumbuh?"

Agust mendengar Jungkook bergumam, membenarkan perkataannya dan mulai melihat miliknya sendiri. Agust merasa heran. Jungkook itu luar biasa jenius, tapi pada saat tertentu, pemikiran anak-anaknya ini muncul. Sayangnya, muncul entah darimana, tanpa pemicu tertentu.

"Masak, Kook. Gue laper. Jangan lupa nyalain dispenser. Gue mau bikin kopi." Agust mengambil sabun yang terletak di sana dan menutup pintu kamar mandi dengan paksa.

4 in 1 [BTS AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang