Word : 2651
Vote dan komentarnya 🙏😆
Terima kasih dan selamat membaca 🙌
↑
← 😴😐😋😄😒😛😍😉😑😃 →
↓[Minggu, 5 November 2017 | 09.00 KST | Panti Asuhan — Halaman Belakang]
Melihat anak-anak yang bermain di belakang sini membuat Namjoon merenung. Sesekali anak-anak mengajak Namjoon bermain, tapi dia menolak dengan halus. Dia membuat kebohongan halus berdasarkan rasa lelah dan hanya ingin duduk di kursi yang ada di sana. Meski hal tersebut tidaklah baik, karena aneh saja sudah lelah di pagi hari.
Tiba-tiba dia merasakan sebuah beban di bahunya. Ketika dia menoleh, wajah seseorang yang tersenyum itu tampak begitu menyilaukan. Sosok yang berbeda sekali dengan sosok yang pertama kali ditemuinya dua tahun yang lalu.
"Yah, kamu mikirin apa... Sendirian di sini?" tanya Seokjin pelan. Dia ikut duduk di samping Namjoon. Hari ini seluruh anak tahun ketiga memiliki waktu bebas hingga malam.
"Gak ada apa-apa." balas Namjoon tanpa nada suara yang berarti.
Seokjin sedikit menjauh dari Namjoon dan menyerahkan es jeruk. "Sekolah beli buah, dan ini bikinan Bu Guru."
Namjoon mengambilnya tanpa melihat ke arah Seokjin. "Thanks." Saat menyedotnya, dia berjengit karena rasa asam yang ada pada minuman tersebut.
Seokjin tertawa pelan dan menepuk bahu Namjoon. "You're welcome."
Sambil meminum es jeruk yang dingin di hari yang dingin juga, mereka kembali terjatuh dalam keheningan. Mungkin yang mereka pikirkan adalah hal yang berbeda, mungkin juga sama. Karena dua kemungkinan tersebut, tidak ada yang ingin memecah keheningan tersebut.
"Kapan kalian pertama kali ketemu?" tanya sebuah suara yang berat di antara mereka berdua.
Bukan suara Seokjin. Namjoon menoleh ke arah sumber suara yang ada di belakangnya. Jaket merah khas dan rambut mint serta wajah datar tersebut menatapnya dengan dingin.
Muncul sebuah senyum di wajah Seokjin. "Di minggu kedua setelah masuk sekolah, di perpustakaan." Seokjin menatap Namjoon dan menepuk bahunya sejenak. "Yah, sorry I'm too mean to you back then."
"Hm? No problem." Namjoon mengernyitkan dahi. Memang Seokjin lebih luar biasa kurang ajar, meski sekarang kurang ajarnya ada di genre yang berbeda dalam tingkatan yang sama.
"Gue jadi kepo." Suga mengambil tempat duduk di depan mereka berdua. Satu kaki di atas kaki yang lain, tangan bersedekap dan mata terpejam. Ketenangan yang manis sekali.
"Oh, ya. Waktu itu Suga gak ada, jadi dia gak tau." ujar Seokjin yang baru ingat.
Bila Namjoon benar mengingat, dia berteman dengan Suga sebulan setelah berkenalan dengan Seokjin. "Bener juga." gumamnya pelan.
"Nah, coba cerita dari perspektif Namjoon aja! Soalnya Suga perlu dengan perasaanmu langsung. Dia pasti mikir aku manipulasi cerita." usul Seokjin.
Namjoon tidak yakin apa yang membuat Seokjin bisa berpikiran seperti itu tapi dia mengiyakan saja. "Hm, okay."
Meski tidak terlihat bedanya, sebuah fakta bahwa sudut bibir Min Suga sedikit terangkat. "Mind to tell me some sleep stories?"
KAMU SEDANG MEMBACA
4 in 1 [BTS AU]
FanfictionWe cried a lot and laughed a lot, yet all of them were so beautiful From now on, We'll cry a lot and laugh a lot, yet all of them will be so beautiful too 😋 Kim Seokjin 😴 Min Suga 😐 Kim Namjoon 😄 Jung Hoseok 😒 Min Yoongi 😛 Min Yoonji 😍 Pa...