070 - Save Me: Fall

35 8 1
                                    

Word : 2353

Vote dan komentarnya 🙏😆

Terima kasih dan selamat membaca 🙌


← 😴😐😋😄😒😛😍😉😑😃 →

"Ah, dengan kata lain, Tuan Jeon," Yoonji tersenyum. "Bukan Joo Hyunji, bukan saya, bukan Yoongi, tapi cinta yang Anda butuhkan sebelum Anda jatuh terlalu dalam di kegelapan itu adalah Jeon Jungkook."

Kelopak mata Jeon Joonki melebar. Sejenak kemudian, dia tersenyum agak sendu. Matanya pun terlihat sayu. "Saya tidak bisa menerimanya." gumamnya dengan suara lemah.

Yoongi dan Yoonji tersenyum simpul. Sedikit saja, Jeon Joonki harus sadar apa perasaan Jungkook padanya. Karena Jeon Joonki selalu mencintai orang lain, dia tidak tahu bagaimana rasanya dicintai. Mungkin itu belum cukup untuknya, mungkin malah sangat tidak cukup.

"Meski tidak cukup, Tuan Jeon, Jeon Jungkook lah satu-satunya rumah Anda sekarang." Yoongi tersenyum manis dan penuh percaya diri.

"Ah," Jeon Joonki menyisir rambutnya ke belakang dan tersenyum simpul. "Kalian sungguh membuat saya kehabisan kata-kata. Saya pikir kalian tidak pandai dengan perasaan. Ternyata itu senjata terkuat kalian."

"Yah, soalnya hati manusia itu pada dasarnya mudah disentuh." ujar Yoonji sambil cengengesan.

"Persis seperti Hyunji." Jeon Joonki tertawa kecil. "Bila bukan Hyunji yang mengusulkan pernikahan, maka saya tidak akan menikah saat itu. Kata-kata yang keluar dari mulut kalian itu sungguh memperdaya."

Mereka berdua pun tahu soal itu. Joo Hyunji adalah komandan saat di rumah. Tidak ada yang dapat membantahnya karena perkataannya sangat halus dan membujuk. Mustahil sekali untuk menolaknya. Semalas apa pun Yoongi dan Yoonji menyimpun mainan, mereka akan melakukannya bila Ibu mereka yang menyuruh.

"Tapi, saya tidak bisa berubah." ujar Jeon Joonki dengan nadanya yang dingin. "Tentu saya bisa mengabaikan kalian. Kalau begitu, fokus saya hanya ke Keluarga Park itu dan Dante yang masih menghilang. Seokhwa sudah tidak ada hubungan lagi dengan saya, dia aman. Kalian, kembalilah ke kehidupan normal kalian."

Belum sempat Kembar Min Yoon bereaksi, Jeon Joonki pergi meninggalkan kafe dengan langkah santainya yang tetap terdengar tegas.

"Tunggu." Yoonji mengetuk meja dengan telunjuknya. "Katanya gak berubah. Berarti Jungkook tetep aja kan?!"

"Kita gak bisa mengubah keadaan dari satu sisi." ujar Yoongi yang memegang dagunya. "Kita mengambil tindakan termudah, karna kita gak tau seberapa kusut benang hubungan orang tua kita dan Tuan Jeon. Mungkin aja sebenarnya Jungkook itu tali yang mengekang Tuan Jeon, tanpa kita tau. Meski bagi kita Jungkook adalah korban."

"Hm," Yoonji memelintir sejumput rambutnya. "Sebenarnya mereka itu korban dari keadaan yang sama tapi di waktu yang bebeda... Mungkin begitu? Jadi, literally mereka saling menganggap satu sama lain sebagai cermin, jadi gak bisa memisahkan diri?"

Yoongi menghembuskan napas. "Kalau betul begitu, harusnya Jeon Joonki berubah bila Jeon Jungkook juga berubah. Tapi mereka gak berubah kalau hanya salah satu."

Yoonji menggaruk dan memiringkan kepalanya. Entah mengapa, dia merasa logikanya tidak sampai. "Jadi, haruskah kita ubah Jungkook juga?"

Padahal keinginan Yoongi hanyalah demi keamanan Yoonji. Bila Jeon Joonki melepaskan mereka, seharusnya Yoongi bernapas lega. Namun, permintaan Ibunya untuk menolong Jungkook itu tidak bisa dia hilangkan begitu saja dari ingatannya. Sungguh sebuah permintaan yang merepotkan.

4 in 1 [BTS AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang