79 - Rain : A Not So Beautiful Me Is Looking At Myself

24 6 2
                                    

Word : 2332

Vote dan komentarnya 🙏😆

Terima kasih dan selamat membaca 🙌


← 😴😐😋😄😒😛😍😉😑😃 →

[Sabtu, 11 November 2017 | 09.00 KST | Kediaman Jeon Joonki]

Jantung Suga berdegup kencang saat berdiri di depan pintu besar tersebut. Bagaimana bila Suga masuk? Akankah jantungnya meledak?

Suga membenci dirinya di saat tidak dapat bersikap profesional. Mungkin benar apa yang dikatakan Seokjin padanya, bahwa dirinya pun masih remaja. Apapun yang pernah dilaluinya, Min Suga tetaplah seorang manusia. Selalu terombang-ambing dalam kebingungan saat disuruh memilih.

Pelayan rumah membuka pintu begitu Suga menganggukkan kepala padanya. "Mari saya antarkan ke—"

"Gak perlu." balas Suga cepat dan jalan melewati pelayan itu.

Kelihatannya kasar dan tak sopan. Namun sebenarnya Suga merasa tidak tenang, karena itu tindakannya lebih dingin. Di sini yang bisa menolongnya hanyalah dirinya sendiri.

Di sini, tak ada Seokjin.

Di depan pintu itu, berdiri dua pelayan yang langsung membuka pintu begitu Suga datang. Dia tahu bahwa kedatangannya ditunggu di sini. Dia akan dieksekusi hari ini.

Suga memasukkan kedua tangannya yang gemetar ke dalam saku jaket merahnya dan melangkah maju. Kembali lagi, dia terlihat sombong dan semena-mena. Padahal semuanya hanya karena dia ingin menutupi kegugupannya.

Ruang kerja Jeon Joonki ini sangat luas, sama seperti rumah aslinya di Daegu. Dulunya, Suga berlarian di sana bersama seorang anak laki-laki.

Langkah kaki Suga terhenti sejenak. Anak laki-laki? Siapa?

"Min Suga." panggilan dengan nada lembut itu mengejutkan Suga yang terdiam di ambang pintu. Laki-laki itu tersenyum ke arahnya dan menunjuk sofa kosong di depannya. "Duduk di situ."

Suga meneguk ludahnya sulit. Ingatannya terputus begitu saja begitu melihat wajah Jeon Joonki. Dia terfokus kembali. Pintu di belakangnya tertutup. Suga menyadari bahwa dirinya telah terkunci di ruang kedap suara—demi privasi—bersama Jeon Joonki.

Begitu dirinya sudah duduk, tubuhnya tetap tak dapat rileks. Napasnya pun tak terdengar saking berhati-hatinya dia dalam bernapas.

"Gak perlu gugup, Suga. Sudah bertahun-tahun, apakah sikapmu tidak terlalu berlebihan terhadap hubungan kita?" Jeon Joonki menyilangkan kakinya dan bersandar pada sofa.

Sambutan rileks itu mmbuat Suga sedikit santai. Meski beberapa hal dalam hatinya tidak berubah. "Iya, Boss."

"Ah," Jeon Joonki menaikkan satu telunjuknya ke atas. "Bukan begitu caramu memanggilku bila dalam kondisi ini. Iya, kan?"

Suga menghembuskan napas dan membunuh semua emosi yang bercampur aduk di dalam dirinya. Dia menganggukkan kepalanya pelan, tatapan matanya menjadi dingin dan kosong. "Iya, Ayah."


←🐋→

[Apartemen Jeon Jungkook — Meja Makan]

Seokjin dan Agust menunggu dengan tenang di meja makan saat Jungkook sibuk menyiapkan cokelat hangat untuk tamunya hari ini.

"Jungkook-ah," seperti biasa, Seokjin tak suka dengan suasana gloomy, maka dia akan menerangkannya.

4 in 1 [BTS AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang