Perhatian!
Demi kenyamanan dan kepasan membaca, ubah tampilan font menjadi Source Sans Pro dengan ukuran paling kecil.Thanks for the detail~
Vote dan komentarnya 🙏😊
Terima kasih, selamat membaca~
↑
← 😴😐😋😄😒😛😍😉😑😃 →
↓[Selasa, 25 April 2017 | 12.13]
Cahaya matahari menembus ruangan bercat putih itu dari celah gorden biru langit tersebut. Hanya komputer nomor satu yang menyala, memperlihatkan wajah seseorang dengan nama Jung Hoseok.
Seorang laki-laki berusia 18 tahun menggeliat di atas sofa hitamnya. Cahaya matahari itu mengganggu tidurnya. Saking malasnya, dia menggeliat hingga jatuh ke lantai. Mendarat tepat di bokong semoknya.
"Brengsek!" Umpat Suga sambil memukul lantai yang didudukinya itu. Kemudian, menghela napas keras saat menyadari betapa bodoh dirinya tadi. Lantai kok dipukul.
Suga baru tidur jam 5 pagi. Padahal habis sholat Subuh itu tidak boleh tidur. /?/ Agama Suga di cerita ini tidak disebutkan!
Suga sudah menyelesaikan semua pekerjaannya tadi malam. Pemberitahuan dari mobile banking pun membuat Suga akhirnya tergeletak lemas di atas sofa. Suga sudah mendapatkan bayaran. Dia hanya tinggal menunggu klien berikutnya lagi minggu depan. Dia akan bersantai, main game sepuasnya hingga Seokjin datang.
Akan bagus sekali bila benar begitu.
Wajah Suga memerah. Seperti ada yang melakukan suatu hal saja padanya tadi malam. Apalagi tubuhnya terasa sangat lemas. Bahkan berdiri pun tidak kuasa.
Suga demam.
Suga bersusah payah bangkit dengan segenap kekuatan yang dia punya. Kaki kurus itu membawanya menuju dapur. Di depan dispenser dan kotak obat. Dia mengambil obat dan meminumnya. Air yang tumpah di lantai tak dihiraukannya. Dia langsung menuju kamar tidurnya lalu bergulung ke dalam selimut.
Suga tidak bisa masuk sekolah. Bila ini hari biasa, Suga akan meminta tolong Seokjin untuk membuatkannya makanan. Dia tidak bisa berharap pada Namjoon. Lagipula Namjoon ajaibnya masih tidak tahu di mana rumah Suga. Tentu saja dia tidak tahu. Suga tak pernah membiarkannya tahu.
Yoonji bisa diandalkan tapi Suga tidak ingin menyusahkan kembar Min Yoon. Dia benar-benar hanya bisa mengandalkan Seokjin. Sayangnya Seokjin di Daegu.
Ngomong-ngomong soal Daegu, Suga jadi ingin ke sana juga. Mengunjungi tempat yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih.
Suga menyadari ini sudah pukul 12 siang. Dia segera mengambil hapenya dan mengetik pesan untuk wali kelas. Pemberitahuan bahwa dia sakit dan suratnya menyusul.
Tentu saja para Seonbae di tempat kerja bisa membantu Suga dengan surat tersebut.
Meski tubuhnya lemas, kepalanya sakit, Suga tidak bisa berhenti berpikir.
Dia sudah mentransfer file dari hape Seokjin semalam. Dia mendengar rekaman telepon dan mencoba melacaknya. Tetap tidak terlacak. Terakhir kali Suga menemukan telepon tidak terlacak itu butuh tiga hari untuk menerjemahkan algoritmanya. Itu pun hanya lokasi secara garis besar, tidak detail. Pada akhirnya, berakhir buntu.
Untuk Jung Hoseok sendiri, Suga masih bisa bernapas lega karena dia masih diam di rumah. Jelaslah. Mana mungkin Hoseok pergi ke luar di antara jam 8 malam sampai 5 pagi.
Sayang sekali, Suga tidak sempat melihat komputernya yang masih menyala itu. Hoseok sudah berpindah tempat ke daerah yang tidak dia kenali.
↑
←🐋→
↓
KAMU SEDANG MEMBACA
4 in 1 [BTS AU]
FanfictionWe cried a lot and laughed a lot, yet all of them were so beautiful From now on, We'll cry a lot and laugh a lot, yet all of them will be so beautiful too 😋 Kim Seokjin 😴 Min Suga 😐 Kim Namjoon 😄 Jung Hoseok 😒 Min Yoongi 😛 Min Yoonji 😍 Pa...