Selamat Membaca
***
Pertandingan Basket
Lapangan basket sudah dipenuhi oleh suporter yang datang, yang memang kebanyakan dari siswa siswi kedua belah pihak yang bertanding. Meskipun hari minggu, cukup banyak siswa siswi yang datang untuk memberikan dukungan untuk tim basket sekolah mereka.
Gaby mengikuti saudaranya itu dengan langkah gontai, dan tampak tak bersemangat. "Hey, Ca, di sini?" seorang cewek berambut pendek melambaikan tangan ke arah Caca, Caca mengangguk menarik paksa tangan Gaby untuk ikut dengannya turun ke lapangan. Gaby heran Caca bukannya duduk di bangku penonton malah mengajaknya turun ke tengah lapangan.
"Hey! Mana yang lain?" tanya Caca memutar matanya ke segala arah. Mencari teman-temannya yang lain.
"Toilet," sahutnya Siska sambil menoleh ke arah Gaby.
"Oh yah, ini sepupu lo yang juara 2 umum itu?" ucap cewek itu tersenyum menyapa Gaby. Caca mengangguk tersenyum menyenggol bahu Gaby agar tersenyum juga, dengan terpaksa Gaby sedikit tersenyum. Beberapa anak Chiliders dengan baju berwarna pink dan tak lupa membawa rambu-rambu dari tali rapiah warna warni menyapa Caca. Siswa itu kebanyakan dari kelas 10 dan 11.
"Hey, kak." sapanya pada Caca yang langsung tersenyum. Gaby bingung melihat Caca yang seramah itu pada semua orang berbeda dengannya yang selalu pasang muka jutek, cuek bahkan lebih tepatnya seakan tidak peduli sekitarnya.
"Semangat yah, jangan loyo aja." ucap Caca memberi semangat dan dijawab serentak. "Pasti kak." sahut mereka tersenyum. Cewek berambut pendek yang tadi bernama Siska anak dari SMA lain, yang juga merupakan sahabat dekat Alva.
"Sis, Alva mana?" tanya Caca, matanya mencari sosok Alva dari beberapa tim basket yang sudah memasuki lapangan.
"Tadi, dia katanya ke Atm dulu, ngambil uang, bentar juga datang, eh itu dia." tunjuknya pada Alva yang kebetulan muncul, berjalan santai dari sudut lapangan ke arah mereka. Caca ikut menoleh.
Cewek itu tersenyum langsung menyapa Alva, dari sorot matanya Gaby tahu cewek itu juga salah satu idolahnya Alva.
"Hey Sis, Ca." sapa Alva pada kedua cewek itu, kemudian menoleh ke arah Gaby yang hanya memasang muka datar tanpa ekspresi sudah mengambil tempat duduk di belakang Caca, menatap lurus ke tengah lapangan.
"Hey Al, semangat yah, jangan kalah lo." kata Caca tersenyum memberi semangat pada cowok itu.
"Doain aja." balas Alva tersenyum meletakkan tas punggungnya di bangku di samping tempat duduk Gaby yang hanya menoleh ke arah Alva tanpa ekspresi, cowok itu sedikit tersenyum menyapa Gaby.
"Hy, rival." sapa Alva. Ia menyebut Gaby sebagai rivalnya dikelas. Gaby menoleh sedikit, lalu kembali fokus ke depannya.
"Tumben, ini enggak hujan, enggak panas, kok bisa di sini lo yah?" tanyannya bingung, tak biasanya cewek itu di sini.
"Terus? Masalah buat lo." jawabnya ketus lantas membuat senyum Alva kembali menggembang.
"Enggak masalah sih, cuma agak aneh aja, gue yakin lo di paksa pake apa tu sama saudara lo." tambahnya melihat sekilas ke arah Caca yang berbicara pada Siska, entah apa yang mereka bicarakan, mereka tampak serius dan menghindari dari kerumunank cewek-cewek di sana.
"Nggak ada, apaan sih lo, pergi sana, atau gue lempar ni, gue lagi nggak mood debat sama orang sok cakep kayak lo." jawabnya jutek mengayunkan tas selempangnya pada Alva. Alva tertawa, sedikit menjauh sembari meraba saku celana basket yang dipakainya, mengeluarkan ponselnya dari sana dan memasukannya ke dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight (Completed)
Teen Fiction"Tahap Revisi" ☺ Ada baiknya follow dulu baru baca. "Gaby, gadis yang menganggap nilai adalah segalanya bagi nya, dan berharap masuk ke kelas terbaik ketika SMA, tapi semua berubah setelah dia masuk ke kelas itu dan ia jadi membenci cowok yang jadi...