Chapter 19

7.5K 345 5
                                    

Selamat membaca
***

Kelas masih sepi, Gaby melangkah masuk, meletakkan tasnya di atas meja, kemudian duduk di bangkunya. Ia masih terlihat pucat dan tidak bersemangat sama sekali.

“Eh.. Gaby, udah sehat Gab?” sapa Andi masuk melihat ke arah Gaby. Gaby tersenyum mengangguk.

“Gaby.” teriak Cilla dengan suara cempreng nya membuat kelas jadi bergema, dari ambang pintu berlari ke arah Gaby dan langsung memeluk Gaby erat. Membuat Gaby tersenyum.

“Gila, lo kayak tarsan aja.” Sahut Andi kesal melihat Cilla, Cilla langsung melotot kesal.

“Lo, mau bunuh gue.” Ucap Gaby kesal menjauhkan tangan Cilla dari lehernya, ia hampir saja tak bisa bernapas karena pelukan Cilla padanya. Cilla tersenyum dan melepasnya.

“Lo, sehat, sorry nggak bisa jenguk lo kemaren.” Tanyanya dengan raut muka penuh penyesalan.

“Kalau nggak jenguk, berarti lo bukan teman dia.” Sahut Andy membuat Cilla kembali melotot kesal.

“Lo, apaan?  Ikutan aja.” Balas Cilla jutek. Membuat Andy tertawa dan beranjak pergi keluar kelas. Gaby mengangguk mengerti dan tersenyum melihat Cilla manyun.

“Tapi, lo, tenang aja.” Cilla membuka tasnya dan mengambil coklat, menyodorkannya ke arah Gaby.

“Buat, lo.” Ucapnya dengan raut muka bahagia. Dengan cepat Gaby mengambilnya. Gaby tentu saja tidak akan menolaknya.

“Makasih Cilla, jelek.” Jawab Gaby tersenyum.

“Maafin gue sering nolak lo kemana-mana, lo mau maafin gue, kan?” ucap Gaby sedikit tersenyum berdiri meraih bahu Cilla. Cilla menatap Gaby bingung. Tiba-tiba saja gadis itu jadi berubah sejak sakit, dan detik berikutnya ia tersenyum, mengangguk. Ia suka Gaby yang seperti ini.

“Hm... gue maafin, tapi lo, harus, traktir gue.” Sahutnya tertawa ikut merangkul Gaby. Gaby tersenyum mengangguk. Ia hampir kehilangan sahabatnya hanya karena serius belajar.

“Nanti yah, istirahat, bentar lagi kita masuk lho.” Balas Gaby melirik jam tangannya. Cilla mengangguk tersenyum.

“Hey Gab, udah sehat?” sapa Chisa masuk bersama Alva yang hanya meliriknya sekilas, meletakan tasnya. Gaby mengangguk sedikit tersenyum.

“Oh. Yah, makasih udah nemuin kalung gue, maafin juga gue waktu itu.” Ucap Gaby ke arah Chisa, Chisa mengangguk ikut tersenyum.

“Sama-sama, Gab.” Jawabnya melihat Alva hendak berjalan keluar dan mengikutinya.

“Gab! Aurel tu, kemaren gue tanyain kenapa dia bohong soal ngomong ke Pak Charles, dia diam aja dan ngabain gue.” Ucapnya Cilla dengan raut muka kesal, Gaby menoleh, melihat Aurel masuk ke dalam kelasnya. Memasang muka cuek ke arahnya.

Menatap Gaby sekilas, lalu duduk di bangkunya. Alis Gaby terangkat, dia juga bingung dan sejak kapan Aurel tahu soal masalah itu dan kenapa juga Aurel jadi diam dan tidak seperti biasanya padanya.

“Rel, lo nggak mau minta maaf, sama Gaby.” Ucap Cilla serius ke arah Aurel. Aurel menoleh. Ia tersenyum sinis.

“Gue nggak punya salah sama dia, kenapa juga harus minta maaf.” Sahutnya jutek  membuat Cilla dan Gaby saling pandang, bingung.

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang