***
Gaby tersenyum mengingat semua kekacaun yang dibuat Caca padanya.
"Dan yang lebih parah lagi, gue harus ikutin semua kemauan dia, parah tu anak." ucap Gaby kesal. Alva ikut tersenyum melihat Gaby yang mulai menggerutu kesal.
"Ngikutin apanya?" tanya Alva bingung tak mengerti. Ia mulai angkat bicara.
Gaby mendongak kepalanya menatap Alva serius.
"Dia nyuruh gue pergi bareng dia dan cowok nya, dia nyuruh gue buat tutup mulut dari oma." jelas Gaby lagi dengan mulut manyun ke arah Alva.
"Wah, Caca bisa aja, kasian banget dong lo jadi obat nyamuk nya dia, haha" Alva tertawa mengejek, Gaby menggeleng cepat.
"Enggak, cowoknya bawa teman dan dia comblangin ke gue, biar gue juga ikutan begoknya kayak dia, bahkan dia juga nyuruh gue buat jadian sama ketua osis SMP, dia emang rada aneh." kata Gaby lagi lagi kesal.
"Jadi, lo mau aja?" tanya Alva serius, Gaby kembali menggeleng.
"Awalnya gue nggak mau, Caca malah maksa gue hampir tiap hari sampai gue terpaksa, dia juga baik sih, trus di incar cewek satu sekolahan juga sama kayak lo, haha." Gaby tertawa mengenang tingkah Lucunya.
"Terus, udah putus?" Tanya Alva lagi.
"Udah, waktu kelas 1 SMA kemaren, dia pindah sekolah keluar negeri." jawab Gaby serius.
"Kok bisa, sejak kapan tu?" tanya Alva makin kepo.
"Setahun lebih, lah, gue lupa juga, tapi anaknya baik juga, rada dingin gitu, jadi orang mikir dia itu sombong, oh, yah, kok gue doang yang cerita, lo nggak?" Gaby menatap Alva yang dari diam mendengarkan dan malah ditanyakan banyak hal. Alva menggeleng sedikit.
"Jadi cuma karena dia sekolah keluar negeri aja lo putus sama dia?" Alva masih kepo dan tidak mendengarkan pertanyaan Gaby.
"Bukan, gue punya teman cowok, lumayan dekat sih, jadi kayaknya dia cemburu dan bilang gue selingkuh, ya udah gue nggak mau ribet, mending putus daripada gue pusing sendiri." jawab Gaby tersenyum manis. Alva kembali tertawa.
"Jadi cuma karena lo nggak mau ribet lo minta putus." ucapnya tak percaya ke arah Gaby. Gaby kembali mengangguk mantap.
"Lucu banget lo," balas Alva lagi. Gaby tersenyum.
"Kok lo nggak mau balik ke Basket lagi, Caca pernah bilang kalau lo suka banget sama basket." tanya Gaby serius, ia memang penasaran soal ini. Alva menggeleng.
"Iya sih, Caca benar, gue kayak orang begok nggak main basket lagi." jawabnya lirih sedikit tersenyum pada Gaby.
"Yah, jadi kenapa lo nggak main aja lagi?" kata Gaby bingung.
"Itu dia, gue malas liat Baim lagi, dia kayaknya benci banget sama gue, dia baiknya pas ada mau doang ke gue." balas Alva.
"Baim sama Nick itu sama Aja, baiknya pas ada mau nya aja, gue juga bingung kenapa banyak banget orang kayak gitu." tambah Alva kesal.
"Wah, emang sering banget yah, lo ketemu sama orang kayak gitu?" tanya Gaby, Alva mengangguk serius.
"Banyak, banget malah, apalagi papa gue." jawab Alva lagi.
"Kok bisa, gue sih baru nemuin satu." ucap Gaby tertawa. Alva bisa menebak siapa yang dimaksud Gaby.
"Aurel." tebak Alva tersenyum. Gaby mengangguk, mulutnya manyun, ia memang kecewa sama Aurel. Tapi mau bagaiamana lagi kalau Aurel memang seperti itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight (Completed)
Novela Juvenil"Tahap Revisi" ☺ Ada baiknya follow dulu baru baca. "Gaby, gadis yang menganggap nilai adalah segalanya bagi nya, dan berharap masuk ke kelas terbaik ketika SMA, tapi semua berubah setelah dia masuk ke kelas itu dan ia jadi membenci cowok yang jadi...