Chapter 26

7.2K 312 3
                                    

***

Gaby membolak balik buku cetak Biologinya, dia masih kesal karena sudah 3 hari ini tidak belajar, dan konsentrasi nya juga hilang gara-gara kelas makin ribut dan tak terkontrol. Gaby melihat ke arah gerombolan Andi, Vero, Randy, tiga orang siswa dari kelas 12 IPS duduk di pojok kelas, sambil menonton video lucu di laptopnya, sesekali mereka tertawa. Kini pandangan Gaby tertuju pada gank Raya, yang sedang berdandan tak jauh dari Gaby, mereka sibuk membicarakan acara besok.

"Huuft..." Gaby mengumpulkan bukunya dan memasukannya dalam tasnya, hendak beranjak keluar. Aurel masuk melihat ke arah Gaby dan menghalangi jalan Gaby.

"Gab, gue mau ngomong sama lo." ucapnya serius, alis Gaby terangkat, ia bingung, ada apa dengan Aurel.

"Ngomong aja." jawab Gaby datar. Semua isi kelas yang tadi heboh kini diam dan melihat kedua orang itu di dekat pintu masuk.

"Gue minta maaf soal kemaren." ucap Aurel dengan wajah bersalah ke arah Gaby. Gaby sedikit tersenyum mengangguk.
"Oh! Udah, gue maafin," jawab Gaby datar. Pandangan Gaby tertuju pada Alva yang berdiri tak jauh dari nya, Gaby mengangguk, dia paham kalau Aurel minta maaf ke dia cuma karena Alva.

"Sorry yah, gue mau pergi nih." Tambah Gaby. Aurel menganguk sedikit.

"Iya Gab, pergi aja, sorry ganggu lo." ucap Aurel beranjak dari tempat berdirinya. Karena menghalangi Gaby untuk lewat. Gaby pergi begitu saja, ia menoleh sekilas ke arah Alva dan Chisa yang berjalan masuk ke kelasnya.

"Lo, ikhlas nggak sih Rel, minta maaf nya?" ucap Andy membuat isi kelas kembali menatap Aurel bingung, termasuk Alva dan Chisa yang sekarang sudah berada di depan Aurel.

"Pliss deh lo, jangan bikin gue makin muak sama lo, lo nggak lihat Gaby yang cuekin gue gitu aja." sahutnya terdengar jengkel.
"Ya iyalah, itu karena lo nggak ikhlas minta maaf nya, gue tahu orang ikhlas sama nggak ikhlas itu gimana, kalau gue juga bakal ngelakuin hal yang sama kayak Gaby." jawab Andy lagi, ia sedikit tersenyum melihat Aurel memandangnya dengan tatapan jengkel.

"Atau? lo cuma minta maafnya karena Alva doang." tunjuk Randy ke arah Alva, disertai Anggukan Andy dan Vero disamping nya.

"Benar, banget!" tambah Bryan. Aurel tersenyum sinis, ia tak menyangka teman kelasnya akan berkata seperti padanya.
"Yah, lo, udah keterlaluan yah, nggak usah ikut campur urusan gue." teriak Aurel kesal, ia mengepal tangannya Menatap Andy, Randy, Vero dan Bryan dengan tatapan marah.

"Cewek bego itu aja yang sok jual mahal dan gue benci banget sama dia, jadi lo Al, nggak usah suruh gue minta maaf sama dia." ucap Aurel dengan nada tinggi berlari keluar.

"Nah, itu dia ngaku, nggak tahu terimah kasih banget, dia masuk ke kelas ini juga nyontek ke Gaby." tambah Andy tertawa melihat ke arah Alva duduk di bangku nya di ikuti Chisa yang sama-sama memasang wajah tak mengerti.

"Omg, kok jadi ribet gini yah, hidup gue udah mulai nggak tenang ni, cuma gara gara basket sialan itu." gerutu Alva kesal mengacak acak rambutnya dengan tangan nya.

"Ya iyalah, makanya ganteng lu dikurangin di bagi ke Andy kek, biar cewek-cewek juga tertarik sama dia." ucap Bryan tertawa menepuk bahu Andy yang langsung menatapnya dengan tatapan mematikan.

"Walaupun gue jelek gini, emak gue bilang gue paling ganteng, tahu." sahutnya menepuk dadanya sedikit tersenyum, membela diri.

"Itu kata emak lo doang, biar lo nggak bunuh diri kalau kenyataan nya lo tu, item, dekil, sama kacau gini, untung aja otak lo lumayan pintar." jawab Randy ikut tertawa.

"Berarti tuhan masih sayang sama lo, coba kalau nggak, udah item, dekil, jelek, begok, wah sempurna banget, tu." jawab Alva ikut tertawa. Se isi kelas juga ikut tertawa melihat tingkah Randy yang makin membuat kesal.
***.

****

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang