Chapter 69

5.9K 347 39
                                    


***

Oma dan mama caca masih terdiam mendengar ucapan Gaby, mereka tak pernah mendengar Gaby bicara sepanjang ini sebelumnya. Ini pertama kali mereka Mendengar ucapan, isi hati Gaby.

Oma menyeka air matanya, yang menetes di pipinya, ia merasa bersalah karena selama ini ia memang jarang berbicara panjang lebar pada Gaby, ia pikir Gaby memang orang yang tidak mudah di ajak bicara, ternyata ia salah.

Mama Caca ikut menangis, ia sedih sekaligus sangat kecewa pada anaknya sendiri.

"Karena cuma belajar itu gue lupa semuanya, gue lupa betapa menyedihkan nya gue ini, dan gue juga iri banget Ca sama lo, lo bisa semua nya, lo juga bisa ngelakuin apa yang lo suka, dan semua orang disekolah juga suka sama lo, dan gue ini, bukan apa-apa. Gue emang nggak pernah cerita soal perasaan gue ke siapapun, Ca....
Itu karena gue tahu, nggak semua orang bisa dengerin gue, oma dia selalu bersikap dingin ke gue, mama dia memang baik banget ke gue, tapi gue nggak punya keberanian buat cerita ke dia, papa gue, dia sibuk dengan dunia nya sendiri. Dan gue emang nggak pantes banget ada didunia ini." ucapnya membuat mama Caca kembali meneteskan air matanya. Begitu juga omanya.

"Gue nggak pernah benci ke lo Ca, dan gue sayang banget sama lo, gue kecewa untuk pertama kalinya lo lempar barang pemberian gue, rasanya sakit banget, karena terlalu lucu dan miris banget. Makasih untuk semua, setelah gue lulus gue nggak bakalan nyusahin, lo kok, gue bakal pergi jauh dan gue juga nggak punya ke inginan buat ngerebut apa yang lo suka, dari lo " Gaby berdiri, mengumpulkan semua bukunya dan beranjak pergi. Ia kaget dan tak percaya, melotot melihat mama dan oma berdiri menatapnya datar, mama dan oma juga mendengarkan ucapannya, dengan berurai air mata. Gaby merasa semua persendiannya tidak cukup untuk menompang tubuhnya.
dengan Langkah cepat ia beranjak menerobos oma dan mama Caca di pintu masuk dan berlari ke kamarnya.

Caca masih menangis di tempat duduknya. Ia tak percaya apa yang Katakan Gaby.

Gaby masuk ke kamarnya, ia meraih tas dan ponselnya. Lalu beranjak ke arah pintu kamarnya. Ia kaget menatap oma Masuk.

"Oma, aku mau ke makam mama." izin Gaby beranjak pergi. oma cuma diam tak me iyakan, ia cuma menatap Gaby sedih, ia ingin meluruskan beberapa ucapan Gaby tadi, tapi ia juga tidak bisa menahan Gaby untuk tidak pegi karena ia tahu suasana hati Gaby sedang tidak bagus.

Gaby berjalan cepat keluar rumah. Melihat pak Rahmat di depan mobilnya.

"pak anterin ke makam mama boleh nggak." ucapnya membuat pak Rahmat Mengangguk cepat dan masuk ke mobil. Gaby ikut masuk. Gaby menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Ia merasa lega karena sudah mengatakan semua isi kepala nya, tapi ia sendiri tidak tahu kenapa ia merasa ada lagi yang aneh di hatinya.

Pak Rahmat menoleh dengan wajah sedih lewat kaca didepannya. Ia tidak sengaja mendengar ucapan Gaby tadi.

Caca masih terisak di meja makan, mama nya mengelus rambut Caca lembut, ia tidak tahu kenapa Caca dan Gaby jadi aneh sejak hari itu.

Oma masuk dan ikut duduk di depan Caca. Ia memang perlu penjelasan soal masalah ini.

"Ma, Gaby kemana!" tanya mama serius..

"ke makam mamanya.." sahut oma lirih, menatap Caca dengan seribu tanda tanya.

"Maafin aku ma, ini memang salah aku " lirih Caca buka suara.

" mama juga kecewa sama kamu Ca. sama seperti Gaby, mama juga pikir kalau kamu lebih dewasa dari Gaby, ternyata mama salah, Gaby jauh lebih dewasa dari kamu, dia bisa menyembunyikan semua yang tidak ia suka, mama sedih banget dengerin dia. Dan kamu mama kecewa." ucapnya berdiri pergi.
Caca menoleh ke mama nya dengan wajah tambah sedih.

"Ma, aku minta maaf.." ulang nya melihat mamanya pergi.

"Oma juga.." sahut omanya ikut beranjak pergi.Caca terdiam melihat keduanya Menghilang dari pandangan Caca. Caca makin terisak. Ia menyesal dengan semua ia lakukan pada Gaby hingga membuat mama dan oma kecewa padanya.

***

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang