***
Gaby mendongakkan kepalanya, melihat ayah, bunda Alva dan papanya bergantian. papanya tersenyum. Melihat Gaby yang jadi memasang muka aneh.
"Iya, ayah juga penasaran, bisnisnya kayak lebih hebat dari bisnis kita, tapi sayang ayah nggak suka cara bicara keduanya, lo, gue, ending'' ucap Ayah Alva menirukan gaya anak muda jaman sekarang, tangan nya di digoreskan dileher. Lalu tersenyum.
"Iya..bunda juga nggak suka, masa lo, gue, nggak bersahabat banget!" timbal bundanya manyun. Gaby dan Alva diam saling pandang, pikiran keduanya tertuju pada aku kamu, yang biasa digunakan untuk orang yang punya hubungan lebih.
''Bunda, ayah, dan om Budy, jangan lebay, oke aku kamu, ngikut aja Gab.." ucap Alva memberi kode singkat lewat kedip matanya ke arah Gaby, Gaby mengangguk paham dan harus mengikuti. Padahal Gaby sendiri ragu akan hal itu. Bagaimana pun juga iya harus mengikutinya.
***
Acara makan malam selesai, Gaby membantu bunda dan bik Inah beres-beres, Gaby sama sekali tidak merasa cangung ataupun segan, ia dengan mudah berdaptasi dengan bunda Alva. Ia seperti bertemu kembali dengan keluarga lama.Alva dari tempat duduknya hanya diam melihat Gaby sedang melempar canda dengan bundanya. Dia masih tidak menyangka orang yang sejak kemaren jadi topik bundanya adalah Gaby. Dan yang membuat Alva heran kenapa bundanya begitu mudah akrab dengan cewek itu, ia paling tahu, bundanya adalah orang paling susah bergaul, tapi melihat Gaby dan Bundanya, ia sudah tidak merasa asing, malah ia merasa dekat dan rasa bahagia yang sulit Alva jelaskan, Sulit ia artikan, sulit ia pahami, yang tidak ingin ia lewati begitu saja.
Dulu bundanya juga tidak terlalu dekat dengan Gheissa, mereka hanya saling sapa, jarang bicara dan baru Kali ini Alva mendapati bundanya dekat cewek selain dari Chika, kakak nya.
"Al, jangan melamun, ntar kerasukan syetan" tegur Gaby duduk didepan Alva tersenyum. Alva ikut tersenyum.
"Al, ajak Gaby keliling, tadi Gaby bilang dia suka sama rumah bunda, kan!" ucap bundanya tersenyum. Alva berdiri mengangguk.
"Iyaahh, siapa juga yang bilang ini rumah Alva..yuk, Gab.." ajak Alva sewot, Gaby tertawa, melihat muka kesal Alva mendengar ucapan bundanya.
Bundanya ikut tersenyum setelah menyadari ucapan nya..
Gaby mengikuti Alva keluar dari dapur menuju lantai atas.
"Bunda lo, asyik juga.." ucap Gaby tersenyum.
"Asyik sih, gue juga heran, kenapa bunda gue bisa akrab banget sama lo, kita kemana, dulu?" kata Alva serius.
"Kemana aja, kamar lo dimana, oh iya... baru sadar gue, piala lo banyak banget" ucap Gaby serius, dengan rasa takjud menepuk bahu Alva lembut. Spontan Alva menoleh, sedikit tersenyum mengangguk.
"Oh, tadi lo lihat, piala gue juga..." kata Alva.
"Iya...banyak banget, Al...." ucapnya masih tak percaya.
"Ooh,, nggak semua punya gue kok, ada punya kakak gue juga, kamar gue diatas, yuk kesana aja, gue punya coklat buat lo" ucap Alva tersenyum. Gaby mengangguk ikut tersenyum.
"Punya kakak, lo, berapa?" Tanya Gaby serius.
"Lupa, dua, apa tiga yah" ucap Alva serius mencoba mengingat nya.
"Yaah, gue kira ada separoh punya kakak lo, cuma dua mah, enggak ngaruh kali Al, gue iri banget sama lo, Al, sumpah" ucap Gaby datar, terdengar serius di telinga Alva. Alva mengangguk ikut tersenyum. Alva sendiri heran Kenapa cewek ini sangat tergila-gila dengan nilai dan hal semacam itu, padahal menurut Alva itu biasa saja.
"Berarti itu tandanya lo masih benci sama gue, kalau iri berarti benci" jelas Alva tertawa, ia membuka pintu kamarnya dan menyuruh Gaby masuk.
"Masuk..." ajak Alva serius.
Alva memegang ganggang pintu kamarnya menyuruh Gaby masuk.Sedikit ragu, Gaby terdiam sejenak, menatap Alva dengan tatapan tanda tanya.
"Aman ni, lo nggak bakal macam-macam kan?" ucap Gaby tersenyum, penuh arti, Alva tertawa.
Dari cara pandang Gaby saja Alva sudah bisa tebak, cewek itu sedang mikir jelek tentang dirinya.
"Oh tuhan, pikiran lo Gab, nggak ada yg menarik sama lo, masuk aja, gue masih normal." ucapnya kesal mendorong Gaby masuk dan membiarkan pintu terbuka. ia juga takut bundanya akan berpikir macam-macam.
Gaby menutup mulutnya menahan tawa melihat muka kesal Alva karena Pertanyaan nya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight (Completed)
Roman pour Adolescents"Tahap Revisi" ☺ Ada baiknya follow dulu baru baca. "Gaby, gadis yang menganggap nilai adalah segalanya bagi nya, dan berharap masuk ke kelas terbaik ketika SMA, tapi semua berubah setelah dia masuk ke kelas itu dan ia jadi membenci cowok yang jadi...