Starlight (Chapter Bonus)

9.1K 282 34
                                    

Hallo.. Hy.
Aku balik lagii. Nepatin janji yang sempat php. Wahaha.

Selamat membaca.

Semoga sukaaa.
Jujur gue kesusahan bikin chapter ini.

Nggak tahu kenapa, mungkin karena susah pisah sama couple ini, huhuhu 😭😭

Jadi gue usahain,
Karena Mengingat janji gue itu, nanti malah dikatain php benaran, ya udah baca aja..hihi

😆😍😝😋
***
Gaby mengikuti Alva ke arah Taxi yang sudah menunggu di depan rumahnya dengan langkah cepat, ia masih bingung, Alva sama sekali tidak memberi tahu nya soal kemana ia dan Alva pergi. Dan di tambah lagi mereka harus pergi menggunakan taxi.

"Al, kita kemana?" tanya Gaby heran ikut masuk ke dalam Taxi itu.

"Hm, ikut aja, kalau aku kasih tahu nggak surprise lagi dong,"jawabnya tersenyum. gaby memajukan mulutnya kesal.

"Oke, pake rahasia nih, nggak jadi ikut ah." sahut Gaby serius. Alva menoleh tersenyum.

"Serius, nggak ikut dijamin nyesal, kan aku udah janji kemaren kalau sembuh bakal ngajak kamu ke suatu tempat, nah sekarang waktu yang tepat, jadi jangan nolak.'jelas Alva tersenyum.

"Oh.."jawab Gaby datar, ia melirik ke arah tangan Alva yang merangkul bahunya, cowok itu sedang fokus ke ponselnya.

"Al, tangan lo." ucap Gaby menurunkan tangan Alva di bahunya. Alva menoleh kembali menaikan tangannya, lalu tersenyum.

"Kenapa sih Gab, cuma gini doang, Kan kamu takut naik taxi," jawab Alva sedikit berbisik.

"Gini doang, emang lo mau nya gimana. jangan lebay, malu sama bapak sopir tu. Aku nggak takut lagi," Sahut Gaby jutek kembali menurunkan tangan Alva,
Alva memegang kepalanya, menjauhkan tangannya dari Gaby, detik berikutnya ia kembali tersenyum.

"Pak, kita udah tunangan kok, jadi nggak apa kalo gini." ucap Alva kembali menarik bahu Gaby membuat Gaby refleks memukul bahu Alva.
Sopir taxi hanya tersenyum melihat keduanya.

"Ini, lo kok galak amat sih, kapan lagi kita kayak gini, cuma hari ini, besok nggak lagi janji." ucap Alva tersenyum, Gaby menatap Alva yang juga menatapnya dalam. Menyerah, membiarkan Alva meletakan tangannya di bahu Gaby. Alva tersenyum mengacak rambut Gaby.

"Nah, gini kan oke," ucap Alva menarik Gaby untuk bersandar di dadanya. Gaby menginggit bibirnya, merasakan detak jantungnya berdetak kencang dari biasa nya.

ia menoleh ke arah Alva yang fokus ke depan, tanpa ia tahu Gaby tersenyum di sana.

"Ganteng banget."gumam Gaby membuat Alva refleks menoleh, ia mendengar samar apa yang di lontar kan Gaby tadi.

"Gab, kamu ngomong apa?" tanya Alva serius menatap Gaby yang masih tersenyum padanya, Gaby menggeleng tersenyum.

"oh, nggak ini..jadi ini alasan lo nggak bawa mobil, kreatif juga,"jawabnya asal membuat Alva tertawa mendorong Gaby agar menjauh dari nya.

"Lo, pinter banget nebak isi kepala gue,'' balasnya.

"ya iyalah," jawab Gaby jutek. Alva tersenyum menatap Gaby yang masih jutek.

"Muka lo nggak jauh beda sama bebek, kembaran,"kata Alva memajukan mulutnya menirukan Bebek, Gaby memukul bahu Alva makin kesal.

"terserah deh," ucapnya melirik kiri kanan karena taxi sudah berhenti tepat di sebuah gedung, Alva membuka pintu menyuruh Gaby keluar.

"Turun.."ajaknya serius. Gaby mengangguk dan ikut turun melihat sekelilingnya bingung.

"Pak, makasih yah."ucap Alva menyodorkan beberapa lembar uang ke tangan sopir Taxi. Sopir Taxi itu mengangguk tersenyum dan beranjak pergi meninggalkan keduanya.

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang