Chapter 84

6.2K 291 6
                                    


***

Gaby baru saja usai mengerjakan beberapa soal matematika dibuku nya. Sedikit capek ia meletakan buku itu di atas meja, dan menoleh ke arah televisi.

'Nonton..." gumam nya tersenyum meraih remote tv di atas meja belajarnya dan mulai menyalakan benda itu, ia beranjak ke tempat tidurnya, duduk disana.

***
Sedikit ragu Alva mencoba menghubungi Gaby. Ia mencari nama Gaby di dalam kontak ponselnya. Setelah menemukannya, Ia menekan tombol hijau di ponselnya, lalu meletakan benda itu di telinga kirinya. Suara tutut terdengar cukup lama dan detik berikutnya terdengara suara Gaby.

"Hallo, Al." suara itu terdengar samar tetapi cukup membuat Alva tersenyum. Ia sendiri tidak tahu kenapa ia tersenyum. Samar-samar terdengar suara televisi.

"Hy, lo sibuk yah." sahut Alva detik berikutnya.

"Hm...nggak Al. Kenapa?" tanya Gaby datar, terdengar serius.

"Ikut gue yuk,...." ucap Alva cepat. Ia mengigit bibirnya. Berharap Gaby mau.
Tidak ada jawaban, hanya terdengar suara televisi yang di kecilkan.

"Kalau mau, gue jemput ni, sejam aja. Nggak lama." tambah Alva. Gaby melihat jam yang melingkar di tangannya menunjukan pukul 3 sore. Ia berpikir sejenak. Lalu mengangguk, tidak ada salahnya mencari angin segar untuk ujian besok.

''Boleh...kemana?" ucapnya membuat Alva bernapas lega, refleks tersenyum.

"hm.. 20 menit lagi gue nyampe. Oma lo dirumah?" ucap Alva berdiri, mengambil kemeja merak kecoklatan di dalam lemari nya dan memasangnya.

"Nggak.. Oma lagi pergi sama mama, nggak tahu kemana?" balas Gaby serius.

"Oh, ya udah, gue matiin yah, sampai jumpa disana." balas Alva menutup telponnya. Ia tersenyum puas, membawa Gaby pergi tak sesulit yang ia pikirkan.

Gaby menatap ponselnya bingung, ia meraih remote tv dan mematikannya, lalu beranjak dari tempat tidurnya. Ia berjalan ke arah lemari nya. Ia sendiri bingung kenapa dengan mudahnya ia mau, padahal ia sendiri tidak tahu akan kemana.

Gaby mengambil baju kaos putih lengan panjang dan celana jeans pendek dari dalam lemari nya. Ia baru ingat, jaket Alva yang ia pakai kemaren lupa ia kembalikan dan sudah di Cuci bibik. Gaby mengambil jaket itu dan meraih tas selempang kecil dari meja belajarnya dan beranjak keluar kamarnya.

Ia berharap ada Caca yang bisa ia beri tahu akan pergi kemana. Ia melangkah menuju kamar Caca, melihat cewek itu tertidur pulas dengan tumpukan buku di atas tempat tidur nya. Gaby tersenyum. Ia tidak mau membuat cewek itu terganggu, ia beranjak pergi.

Di luar rumah Gaby bertemu pak Rahmat yang sedang membersikan mobilnya, menoleh ke Arah Gaby serius.

"pak, pamit mau pergi sama Alva," tunjuk Gaby secara bersamaan Alva keluar dari mobilnya. Pak rahmat mengangguk tersenyum.

"Pak, pamit...aku bawa Gaby dulu" sahut Alva serius.

"Oke, jangan pulang malem dan jangan tinggalin dia dijalan yah." balas Pak Rahmat tersenyum.

"Sip pak, nggak kok, paling aku suruh bayar bensin kok." ucap Alva tertawa. Gaby cuma tersenyum. Ia tak menyangka Alva bakal serama dan sesopan ini pada siapapun.

"Kalau itu, nggak masalah." balas pak Rahmat tertawa. Alva mengangguk dan pamit pergi.

Ia dan Gaby sudah berada didalam mobilnya

"Kemana...? Tanya Gaby serius. Alva menoleh dan mulai menjalankan mobilnya.

"kalau udah sampai baru gue kasih tahu." balasnya sedikit tersenyum, tapi didalam hatinya ragu.

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang