Chapter 25

7.7K 334 20
                                    

***
Permintaan dan Maaf
***

Dibelakang sekolah siang itu. Chisa berdiri di depan Alva dengan raut muka bersalah, ia menunduk.

“Gue minta maaf sama Lo, Al, gue begok banget kenapa gue malah pindah sekolah kesini. Kalau gue sendiri jadi Bikin lo susah.” ucapnya dengan nada datar ke arah Alva. Alva memijit pelipis matanya, ia juga sedikit merasa bersalah, kenapa ia jadi menyalahkan Chisa.

Alva memegang kedua bahu Chisa. Menatap cewek itu serius, semua perlu dijelaskan, dan ia tidak ingin Chisa salah paham padanya.

“Gue yang seharusnya minta maaf sama lo, sorry, kemaren itu otak gue benar-benar kacau banget, maafin gue juga, nggak apa-apa kok, lo nggak salah, gue aja yang terlalu berlebihan.” kata Alva serius. Chisa mengangkat alis nya menatap Alva bingung. Bukannya dulu dia juga marah sama Chisa, karena Chisa selalu ngekor di belakang nya setelah Gheisa meninggal. Ia Menatap Alva bingung.

“Lo, nggak marah Sama gue?” tanya Chisa serius, Alva menggeleng, sedikit tersenyum, ia melepaskan pegangan tangannya pada bahu Chisa.

“Kenapa gue harus marah, jadi kalau gue marah, nggak mungkin juga lo operasi plastik buat nggak mirip lagi sama Gheisa, kan? itu nggak mungkin banget, gue cuma minta sama lo, buat nggak bahas dia didepan gue lagi.” jelas Alva membuat Chisa mengangguk paham. Ia menatap cewek itu dengan tatapan datar, tidak membahas bukan berarti melupakan. Hal ini cukup sulit untuknya.

“Disini, nggak bakalan cuma lo yang sangat merasa kehilangan dia, tapi gue juga.” tambah Alva serius, ia menatap cewek di depannya sedikit tersenyum.

“Gue cuma minta satu hal itu sama lo, bagaimana pun juga Gheisa nggak bakalan balik lagi ke gue dan gue masih berusaha buat ilangin dia di kepala gue. Minta tuhan kembaliin dia ke gue dan ke lo itu nggak mungkin.” tambah Alva lagi.

“Dan dihati lo juga,” sambung Chisa dengan raut wajah serius membuat Alva terdiam. Yah, dari hati, tapi buktinya sampai detik ini ia masih sama seperti dulu, masih butuh waktu untuk memulai kembali semuanya.

“Gue mohon, banget sama lo, buka hati lo buat orang lain, jangan hindarin lagi cewek yang dekat sama lo, atau lo bisa cari cewek yang bikin lo nyaman dan salah satu tujuan gue kesini juga untuk itu, bantu lo lupa dari Gheisa, kalau gue bisa, gue akan buang wajah ini dari tubuh gue, biar lo nggak ingat lagi ke dia, tapi gue ngak bisa, jadi gue mohon dengan sangat sama lo, buka hati lo, dan gue mohon jatuh cinta lagi dengan begitu lo bakalan lupa sama Gheisa, ini sudah 3 tahun dan awalnya gue memang marah, gue juga nggak mau lo dekat sama siapapun.
Selain sama Gheisa, tapi gue sadar sekarang bukan seperti itu, gue yakin Gheisa juga punya pikiran yang sama kayak gue, jadi gue mohon buka hati lo buat cewek lain.” jelas Chisa serius, ia menatap Alva dalam dalam, Alva masih diam, mencoba mencerna semua ucapan Chisa didepannya. Chisa tersenyum sedikit,  ia menepuk bahu Alva lembut.

“Gue yakin lo bisa, nggak mungkin juga lo masih terus nutup hati lo buat orang lain. Ucapan Aurel itu benar Al. Jadi lo juga nggak usah marah ke dia. Awalnya gue pikir lo udah senang disini dan lupain Gheisa dengan banyaknya teman lo disini, ternyata gue salah, lo masih sama kek yang dulu.” tambahnya serius. Alva masih diam mendengarkan. Semua ucapan Chisa benar, dia masih sama seperti yang dulu.

Tubuhnya saja yang sekarang disini. tapi hati dan pikirannya masih tertinggal jauh disana dan bersama orang yang sama.

“Gue mohon, buka hati Lo, Al.” pinta Chisa lagi, ia menepuk bahu Alva lagi, tersenyum. Ia juga tak mau Alva seperti ini, terus menutup hatinya, walaupun dia sendiri juga sebenarnya tetap ingin Alva jadi milik saudara kembarnya. Alva menunduk diam, ia sadar selama ini dia selalu menjauh dari orang-orang yang mendekatinya, dan terus menutup hatinya.

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang