Chapter 100

6.2K 339 28
                                    


***

Alva menghentikan langkah nya menoleh ke arah Chisa yang berjalan disamping nya. Chisa ikut diam menatap cowok itu bingung.

"chisa, lo duluan aja deh" ucapnya membuat chisa bingung.

" kenapa al?" tanya nya polos dengan alis terangkat.

alva menarik napasnya melihat cewek itu datar.

"Gue mau ke kantin dulu, duluan aja yah." ucapnya sedikit tersenyum mundur dari hadapan Chisa, dan berlari kecil menjauh dari Chisa yang diam membeku melihat Alva pergi dari nya.

"Al, kemana?'' teriak Cilla bingung. Alva cuma senyum tak menjawab pertanyaan Cilla.

"Kok nggak jadi, chis bareng kita aja yuk." ajak Cilla menarik tangan Chisa yang terpaksa Mengikut.

"Tu anak mau kemana?" tanya Aurel serius ikut bingung.

"Kantin katanya," jawab Chisa datar.

"Ooh, kirain mau jemput Gaby." ucap Aurel lagi. Chisa menoleh menatap cewek itu datar. Chisa baru sadar kalau kantin bukan jalan ke arah kelasnya tapi ke arah samping. Ia terdiam kalau Alva memang mau ke Gaby.

Dan benar saja Alva bukan ke kantin tapi ia kembali ke kelasnya dengan langkah cepat, langkahnya terhenti saat melihat gaby keluar dari kelas sambil memangku buku dan berjalan menunduk. alva tersenyum dan mengikuti gaby dari belakang.g.
Ia sudah benar-benar tahu sifat galau Gaby seperti ini.

Muka jutek, mulut manyun, kepala menunduk, dan langkah yang gontai, Alva sudah tahu itu kalau Gaby sedang memikirkan sesuatu yang cukup mengganggu nya.

Ia masih memikirkan Chisa dan Alva yang sudah sangat merusak moodnya sepagi ini.

Gaby mengigit bibirnya kuat, ia mengepal tangan nya kuat, ia benar-benar kesal sendiri niat untuk menghilangkan Alva dari pikiran nya kali ini bakal sudah total.

Bruuuk.

Gaby kaget, ia mengusap keningnya kesal, dan mengangkat kepalanya, kaget melihat Alva berdiri di depannya dengan tatapan datar penuh tanda tanya,

Gaby refleks membulatkan matanya tak percaya ke arah Alva.

''Al, lo kok disini?" tanya nya gugup mundur satu langkah dari Alva. Tapi Alva malah maju satu langkah. Alva mengacak rambut Gaby tersenyum. Gaby merapikan rambutnya kesal. Ia menatap cowok itu dengan tatapan penuh tanda tanya.

''Mikirin aku yah."tebak nya tersenyum menarik bahu Gaby dengan kedua tangannya, dan membawanya kedalam pelukannya. Ia mengusap kepala Gaby lembut tersenyum, satu kecupan mendarat di kening Gaby, sukses membuat Gaby Terhenyak matanya membulat ke arah Alva tak percaya. Gaby mendadak diam, detak jantungnya berpacu kencang.

''Maafin aku." ucap Alva serius. Gaby masih diam, lidahnya kelu, ia benar-benar mati kutu saat ini.

Al...?" ucapnya terbata saat Alva kembali memeluknya sambil tersenyum. Detak jantungnya tak kalah berpacu kuat, ia sendiri tidak sadar kalau sudah mencium cewek di depannya.

'Kantin yuk, lapar nih." Alva melepaskan tangan kirinya dari bahu Gaby dan membalik Gaby dalam satu putaran, kemudian mendorong Gaby yang masih mati kartu dengan muka memerah sempurna di depannya.

Gaby menarik napasnya dan berusaha sadar melihat Alva yang berjalan disamping Nya masih memegang bahunya.

"Al, kok lo disini?" tanya Gaby mencoba mencairkan suasana hening di antara keduanya.
Alva menoleh tersenyum.

"aku ngikutin kamu.." balasnya membuat Gaby membulatkan matanya tak percaya.

"Sejak kapan?" tanya Gaby lagi.

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang