***"Hey, kok tampang jutek lo nongol lagi?" tanya Aurel duduk didepan Gaby membawa dua minuman kaleng dan menyodorkan nya ke arah Gaby.
"Oh, nggak apa," jawab Gaby dingin, mengambil minuman itu, membukanya dan meminumnya sedikit.
"Jujur, kenapa? Lo berantem sama Alva?" tebak Aurel langsung membuat Gaby menggeleng.
"Enggak, gue cuma kesal aja. dan nggak tahu pokoknya, cuma kesal." balasnya kembali meneguk minumannya.
"Ya udah santai aja. ademin pake ini." Ucap Cilla menempelkan minuman miliknya di pipi Gaby. Gaby mendadak diam. Ia baru sadar setelah apa yang di lakukan Cilla padanya. Gaby refleks berdiri, sedikit tersenyum, ia tahu apa yang harus lakukan sekarang. Mengompres wajah Alva dengan es.
"sorry, gue cabut duluan." ucapnya serius berjalan ke arah pintu kelas, disaat bersamaan melihat Rayn masuk bersama Andy.
"Lo habis dari pak Charles yah." tanya Gaby cepat.
"Iya, ngapain? cari Alva." tebak Andy Membuat Gaby mengangguk cepat.
''Dia ke koperasi tadi." jawab Rayn sambil berlalu meninggal Gaby.
"Ok makasih." balas Gaby tersenyum berlari ke arah Koperasi.
Tak cukup dua menit Gaby sudah berada di sana. Ia memutar pandangannya ke segala Arah tapi sosok yang ia cari tidak ada disana.
Gaby menggigit bibirnya, keluar dari koperasi dengan langkah cepat.Kembali berlari kecil mencari sosok itu.
ke segala penjuru sekolah. Perpus, sekitaran toilet, lapangan basket dan terakhir atap. Tapi tidak ia temukan.Gaby sekarang berada di atap, tempat Alva biasa nongkrong. Gaby sama sekali tidak menemukan Alva disana. Ia melirik ke seluruh halaman Sekolah, matanya membulat melihat Alva duduk bersama Chissa di taman belakang sekolah.
Gaby tersenyum sinis, ia melihat Chissa sedang mengompres wajah Alva dengan es di tangannya.
Semua persendian nya terasa lemas. Gaby tertunduk, kembali
Tersenyum sinis, dan merasa bodoh sendiri dengan apa yang baru saja ia lakukan.dadanya terasa sesak, Gaby memukul dadanya dan duduk memeluk lututnya. ia menggigit bibirnya.
"Bodoh.. Bodoh." ucapnya kesal memukul kepala nya yang terasa berat dengan kedua tangannya.
Beberapa kali."Kok kamu begok banget sih Gaby,." ucapnya kesal menyeka air mata yang turun di pipinya kasar. Ia benci dirinya sendiri.
***
Alva menatap Chisa bingung, ia meraih es di tangan Chisa."Gue bisa sendirian," ucapnya membuat Chisa diam, ia menatap Alva dalam-dalam
"Sorry, gue nggak sengaja dengar ucapan lo tadi sama om." ucapnya membuat Alva menoleh kaget, matanya membulat.
"Tapi lo tenang, nggak bakal gue kasih Tahu Gaby kok." ucapnya tersenyum.
"Makasih." sahut Alva serius.
"Gue pengang omongan lo." tambahnya lagi menatap Chisa serius.
Chisa mengangguk sedikit tersenyum.
"Lo nolak beasiswa karena Gaby apa memang ke inginan lo." Tanya Chisa membuat Alva menoleh Bingung dengan pertanyaan Chisa.
"Maksud lo apaan?" tanya Alva balik. Chisa tersenyum sedikit.
"Yah. gue nggak tahu habis lulus lo mau ngapain, dan gue nggak tahu lo kasih ke Gaby emang karena kasian atau gimana?" tanya Chisa penasaran. Alva meletakan es yang dipegang nya menatap Chisa serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight (Completed)
Teen Fiction"Tahap Revisi" ☺ Ada baiknya follow dulu baru baca. "Gaby, gadis yang menganggap nilai adalah segalanya bagi nya, dan berharap masuk ke kelas terbaik ketika SMA, tapi semua berubah setelah dia masuk ke kelas itu dan ia jadi membenci cowok yang jadi...