Selamat Membaca
***
Kecewa
***
Gaby keluar dari toilet, tak sengaja melihat ke arah Aurel dan Alva yang sedang berdiri tak jauh dari toilet. Entah apa yang mereka bicarakan tapi mereka tampak serius. Dengan tidak peduli Gaby berjalan ke arah kelasnya yang lebih dekat pada dua orang itu. Samar-samar terdengar percakapan kedua orang itu.
"Gue serius dan gue minta maaf sama lo, gue cuma anggap lo teman doang, nggak lebih." ucap Alva serius pada cewek itu, Aurel tanpa rasa malu mengungkapkan perasaannya kalau dia menyukai Alva dan dengan sangat serius Alva menolaknya.
Gaby terdiam terpaku, melihat sahabatnya itu tampak kecewa dengan mata memerah berlari kearah toilet tanpa sadar Gaby berdiri di balik tembok dengan muka kesal melangkah keluar, menghentikan Alva yang hendak turun menuju lantai dasar. Dan Alva mengusap mukanya frustasi, bukan Aurel saja yang ia tolak, tapi sudah banyak, bukan apa-apa ia sama sekali tidak ingin menyakiti orang terdekatnya.
"Al, lo apain dia?" tanyanya dengan nada ketus pada Alva yang langsung menoleh, melihat Gaby berjalan ke arahnya dengan langkah cepat. Alva menginggit bibirnya, ini tidak beres, bagaimana bisa cewek jutek ini mendengar penolakannya pada sahabatnya itu.
"Siapa? Aurel? lo tanya aja, kan teman lo tu," ucapnya serius, dan berlalu pergi meninggalkan Gaby yang masih bingung. Menatap cowok itu hendak berjalan menuruni tangga.
"Alva, tunggu!" Gaby mengejar Alva cepat, ia menepuk pundak Alva kuat.
"Apalagi Gab? Gue lagi nggak mood berantem sama lo." sahut Alva dengan nada tinggi melihat cewek itu heran.
"Siapa juga yang mau berantem sama lo, gue cuma mau ngasih tau lo, kalau." Gaby tersenyum sinis, ide bulus terlintas di kepalanya untuk mengerjai Alva karena sudah mengecewakan Aurel. Ia berlari ke arah kerumunan cewek-cewek kelas sepuluh yang berada di mading sekolah sedang menempelkan beberapa karya mereka, seperti cerpen, puisi, dan kata kata motivasi.
"APA!" tanya Alva penasaran berjalan ke tangga mengikuti Gaby turun. Gaby sudah sampai di bawah tertawa lepas, ide busuknya siap di laksanakan. Gaby menoleh kiri kanan, sedikit tersenyum. Suasana yang cukup Ramai untuk mempermalukan Alva didepan para fans nya.
"Resleting celana lo, kebuka." teriaknya membuat semua cewek yang berada disana berteriak kaget dan langsung menoleh ke arah Alva, Alva lebih kaget lagi langsung melihatnya dengan wajah kesal, menyadari kalau Gaby cuma ingin membuat dia malu. Tidak terbuka. "cewek gila, awas lo."
"Aissst, awas lo Gab." Alva berlari cepat melewati kerumunan cewek yang masih kaget melihat Alva yang hilang kendali mengejar cewek itu yang sudah lari ke Kantin Bu Suci yang sesak. Dia tahu Alva tidak bakal diam setelah di kerjain seperti itu.
"Upsss, lo mau ke mana?" Alva menarik rambut Gaby hingga tertarik dan gantian menarik paksa tangan Gaby, hingga cewek itu terpaksa mengikuti Alva ke Labor Bahasa yang sepi dan menguncinya.
"Gila lo, rambut gue, tangan gue, sakit tahu." kesalnya melihat tangannya memerah bekas jari Alva tercetak di sana.
"Salah siapa? Lo ngerjain gue, biar gue jadi malu-maluin, ide lo kreatif juga." balas Alva mendekat kearah Gaby beberapa langkah membuat cewek itu kaget dan spontan mundur. Ia menatap Alva serius.
"Eh lo? Mau ngapain, gue bunuh lo jika macem-macem sama gue?" kesal Gaby baru sadar kalau di sana cuma ada dia dan Alva saja. Alva tersenyum puas, ini saatnya ia membalas perbuatan Gaby tadi.
"Balas perbuatan lo yang nyebelin tadi lah." balas Alva tersenyum sedikit, kembali maju satu langkah ke arah Gaby, Gaby membulatkan matanya, terus mundur hingga tubuhnya menyentuh dinding. Sial memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight (Completed)
Teen Fiction"Tahap Revisi" ☺ Ada baiknya follow dulu baru baca. "Gaby, gadis yang menganggap nilai adalah segalanya bagi nya, dan berharap masuk ke kelas terbaik ketika SMA, tapi semua berubah setelah dia masuk ke kelas itu dan ia jadi membenci cowok yang jadi...