Chapter 99

5.7K 265 7
                                    


***

Gaby melangkah masuk kedalam kelasnya.

"Gab, kangen."teriak Cilla membuat Gaby mendadak mundur melihat cewek itu berlari ke arahnya seperti siap Menerkamnya.

"Lebay, Ich," balas Gaby kesal melihat Cilla sudah memeluknya erat.

"Kok lebay sih Gaby, Aku serius nih."balas Cilla tersenyum.

"Ya iyalah lebay, pas sakit nggak mau jenguk."sela Aurel dari meja nya tertawa.

''Yah, lo benar, tapi lo juga sama " balas Gaby tersenyum.

"Iya sorry Gab, kan disekolah lagi sibuk." balas Aurel manyun. Cilla ikutan mengangguk.

"Iya nggak apa, gue becanda kok." balas Gaby tersenyum merangkul Cilla untuk duduk ke bangku nya.

"Lapangan yuk Gab, hari ini final, tapi sayang Alva nggak bisa ikut." balas Cilla manyun.
Gaby cuma diam melirik bangku Alva yang masih kosong. Ia lupa untuk menanyakan Alva datang atau tidak hari ini ke sekolah.

'Kenapa? Lo cari Alva." tebak Aurel langsung membuat Gaby menoleh, lalu menggeleng cepat, meletakan tasnya di atas meja, matanya membulat saat Alva masuk ke dalam kelas.

"Al, gimana? Lo nggak apa?" Tanya Chisa cepat menghampiri Alva. Gaby cuma diam ia melihat Chisa dengan tatapan datar memegang tangan Alva sambil tersenyum.

'Oh, gue nggak apa." balas Alva datar, ia menepis tangan Chisa dari tangannya beranjak ke mejanya. Meletakan tasnya dan duduk. Chisa mendadak diam, untuk pertama kalinya Alva bersikap dingin padanya.

Di saat bersamaan Rayn dan Baim masuk.

"jadi siapa yang bakal gantiin gue?" tanya Alva serius.

"Rayn di posisi lo, dan Rada anak IPS bakal gantiin Rayn." balas Baim cepat, Alva mengangguk datar.

"gue yakin pasti menang kok, tanpa gue." balasnya lagi.

''Belum jelas Al. Kita juga nggak tahu kemampuan anak baru." ucap Rayn kesal.

''pasti tu.. tadi gue mau main tapi nggak di bolehin pak Charles juga." sahut Alva kesal.

"Ya iyalah, ke adaan lo belum jelas gini." sahut Baim.

"Iya sih, sejauh ini gue baik-baik aja." balas Alva lagi.

''Ya udah, yuk kelapangan." ajak Baim serius.

''duluan aja, nanti gue nyusul." balas Alva tersenyum sedikit. Rayn dan Baim mengangguk beranjak pergi.

"Al, lo serius nggak apa?" Tanya Randy dari belakang. Alva menoleh mengangguk.

'Yah, kenapa?, cuma mobil gue hancur." jawabnya kesal memegang kepalanya.

"Gue baru make dua tahun juga." balasnya makin kesal.

"Sabar bro, ganti yang baru aja, nyokap lo kan kaya." sahut Andy menepuk pundak Alva tertawa. Lalu beranjak pergi.

"Lo pikir beli permen, main ganti aja " ucap Alva kesal sedikit berteriak.

"Jadi lo galau karena itu, gue kira apaan." balas Aurel tertawa. Alva mengangguk manyun.

''ya udah lah, ikhlas aja." balasnya tertawa berdiri.

"Gab, lapangan Yuk." ajaknya ke arah Gaby yang langsung menoleh bingung, bukannya dari tadi masuk ia di kacangin doang sama Alva.

"Oh, duluan aja, gue masih mau disini." balasnya datar, membuat Chisa, Cilla dan Aurel yang masih di dalam kelas mendadak bingung melihat Gaby yang terlihat aneh.

"oh ya udah, gue duluan yah."Balas Alva berdiri dan beranjak ke arah pintu kelas di ikuti Chisa dari belakang.

"Omegat, jual mahal amat lo Gab, di ajak gitu nggak mau," sahut Cilla menggeleng bingung.
Gaby cuma diam, ia sedang tidak mood bercanda saat ini, ia sendiri bingung, kenapa ia tiba-tiba aja menolak ajakan Alva hanya melihat Chisa yang tiba-tiba menyambutnya masuk.

Ia juga heran dan tidak tahu sejak kapan ia tidak suka melihat Chisa ada di dekat Alva.

"Gab, lo kenapa? Yuk, yakin mau tinggal sendirian disini? Tanya Aurel melihat Gaby merebahkan kepalanya di atas tasnya.

"yah, duluan aja." balas Gaby datar.

"Kenapa? ngapain lo disini sendirian." sahut Cilla lagi.

''Gue masih capek dan nggak enak badan." ucapnya membuat Cilla dan Aurel saling pandang, lalu mengangguk paham.

"Oh, gitu, oke, kita duluan yah.' balas Aurel tersenyum. Gaby mengangguk tersenyum melihat Cilla dan Aurel melangkah meninggalkan nya sendirian di dalam kelas.

Gaby menarik napas berat, ia menghembuskan perlahan. Hari pertama sekolah mood nya sudah rusak. ia ingat ucapan Caca tadi malam. Sampai kapan ia akan bertahan sama cowok kayak Alva.

Direbutin cewek satu sekolahan, di tambah lagi punya sahabat cewek yang udah kayak pacarnya. Gaby menggeleng cepat, ia tidak mau memikirkan hal itu sekarang. Terlalu banyak yang membuat ia stres akhir-akhir ini. Di tambah lagi soal kedatangan Tya tadi malam.

Gaby menggigit bibir nya, melirik seluruh ruangan dengan tatapan kosong.

Dulu ia memang suka sendirian, suka fokus sama semua buku, tapi sepertinya semua terasa aneh sekarang dan sangat kosong, ia mendadak diam menatap dirinya sendiri dengan tatapan penuh kecewa. Detik berikutnya ia tertawa.

Mendadak Gaby menyesal sudah menolak ajakan Alva tadi padanya.
Hanya melihat hal sepele seperti tadi, hal sepele tapi cukup membuat mood nya hancur berantakan.

Ia menatap lurus kepintu masuk,
Berharap Alva kembali menjemput nya kesini dan membawanya pergi kelapangan. Sedetik kemudian ia menggeleng tersenyum, merasa bodoh dengan pikirannya sendiri.

"Gaby bodoh, ayo belajar lupain semua, harusnya lo sadar diri. siapa Alva dan siapa lo." Gaby meraih tasnya mengambil kumpulan soal disana, dan beranjak keluar kelas. Tujuannya perpus sekarang. Ia tidak peduli jika orang mengatakannya bodoh saat ini, disaat orang sibuk dengan pertandingan, dia malah belajar.

Gaby berjalan menunduk dengan langkah gontai menuju perpus, dengan perasaan kacau dan dadanya cukup terasa sesak, ia bahkan tidak tahu kenapa ia jadi seperti ini, ia mencoba tidak mengingat hal tadi, ia akan melupakan nya, tapi semua cukup begitu sulit untuk nya.

***

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang