***G
aby memelototi ponselnya yang tidak berdering dari tadi, sudah satu jam lebih ia menunggu telpon dari Alva di kamarnya, pikirannya mulai tidak enak, tapi segera ia tepis, ia tahu Alva tidak akan bohong.
Drrrt, drrtt,
ponsel Gaby bergetar, Gaby tersenyum dengan cepat ia meraih benda itu. Senyum itu pudar saat nama Andy terpampang jelas di layar ponselnya, sedikit malas Gaby meraih ponselnya dan menempelkan benda itu di telinga kanan nya.
''Hallo, Gab." terdengar suara cempreng Andy di telinga Gaby.
"Iya, Apa?" balas Gaby rada jutek.
"Gue cuma mau ngasih tahu, Alva baru aja di tabrak orang, dia dirumah sakit." ucapnya membuat mata nya melotot kaget, ia tak sadar sudah berdiri.
"Gab, lo dengerin gue?" Andy bingung karena Gaby mendadak diam.
"Iya, gue dengar, makasih, yah." tutupnya berlari keluar kamarnya. Caca melihat Gaby jadi bingung.
"Baru sehat udah lari-lari, kenapa?" tanya Caca heran.
"Alva, kecelakaan, pak Rahmat mana, yuk kesana?" balasnya
"serius, ayo." ucap Caca.
"Mau kemana?, Gaby baru sehat, nggak boleh." suara Mama dari arah kamarnya membuat keduanya diam ditempat saling pandang.
"Ma, bentar kok, Alva kecelakaan, masa nggak dijenguk." ucap Gaby memelas.
"Alva? Kok bisa?" tanya Mama nya ikut khawatir. Gaby menggeleng tidak tahu.
"Aku nggak tahu ma, makanya ini mau lihat dulu, boleh yah mah, bentar aja kok, 1 jam dong." Gaby memelas.
"Iya ma, nanti aku bawa Gaby pulang cepat kok." ucap Caca menambahkan. Gaby mengangguk serius melihat ke arah mamanya yang masih diam.
"Cukup satu jam yah, kalau nggak mama kasih tahu oma nih." ancam nya, keduanya mengangguk tersenyum dan langsung kabur ke arah pak Rahmat minta di antar kesana.
***
Gaby dan Caca sudah berada di rumah sakit.
Mereka berlari kecil ke arah tempat Alva di rawat."Alva dimana?" tanya Caca melihat Baim, Rio dan dua orang asing di matanya berada di tempat duduk di depan ruang inap Alva.
"Dia Di bawah untuk CT Scan otak sama dokter, duduk Lah Gab." tunjuk Baim ke arah Gaby yang mendadak diam. Ia sendiri tidak tahu kalau sudah berada disini, kakinya gemeteran, Gaby melangkah ke arah tempat duduk di samping Rio.
Ia juga melirik dua cewek asing masih berseragam sekolah melihat ke arahnya datar.
"Alva kenapa, kok bisa?" tanya Caca lagi.
"Tu, dua orang belakang lo nabrak dia." tunjuk Baim ke arah Nia dan Tata yang langsung menunduk.
"Oh, Alva nggak apa kan?" tanya Nya lagi.
"Belum tahu, yang jelas, Alva pusing dia sempat pusing tadi dimobil setelah Gaby nelpon, nyokap nya takut kalau ada kerusakan di otak Alva " jelasnya membuat Caca dan Gaby melotot kaget. Kalau itu terjadi bisa jadi Alva?. Gaby menggeleng cepat, ia tidak mau memikirkan hal itu.
"Oh tuhan, lo berdua ngapain bisa nabrak Alva." ucap Caca marah melirik dua cewek yang jadi menunduk karena di pelototi Caca si tukang marah.
"Lo berdua tahu, Alva itu juara umum, gimana kalau iya nggak bisa belajar lagi, mau tanggung jawab lo berdua " ucapnya kesal terdengar jutek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight (Completed)
Teen Fiction"Tahap Revisi" ☺ Ada baiknya follow dulu baru baca. "Gaby, gadis yang menganggap nilai adalah segalanya bagi nya, dan berharap masuk ke kelas terbaik ketika SMA, tapi semua berubah setelah dia masuk ke kelas itu dan ia jadi membenci cowok yang jadi...