***
"Alva! Tunggu." suara tidak asing ditelinga Alva. Entah kenapa Alva enggan menoleh, sedikit ragu ia membalikkan tubuhnya melihat Gaby berdiri sambil tersenyum di belakang nya.
"Ada, apa?" balasnya datar tanpa ekspresi. Ucapan Caca masih bersarang dibenaknya dan sulit ia lupakan.
"Gue, minta tolong satu hal lagi sama lo, mau kan? Plisss, kali ini aja lagi, gue rasa cuma lo yang bisa lakuin ini," ucap Gaby memasang muka memelas ke arah Alva. Alva masih sama memasang muka tanpa ekspresi.
"Apaan? Langsung ke pokoknya aja, nggak usah bertele-tele." ucap Alva makin serius.
"Gini, Al, besok kan ulang tahun nya Caca, jadi gue minta sama lo buat ngajakin Caca jauh dari rumah dan habis itu lo bisa ajakin dia pulang, pliss mau yah.." Alis Alva terangkat, ia tahu maksud Ucapan Gaby dan refleks dia menggeleng.
"Gue, sibuk Gab." jawabnya datar.
"Yah, Al, kali ini aja lagi gue mohon sama lo, lo mau apa aja gue mau deh, tapi pliss mau yah" Gaby tak mau surut, dan berusaha membujuk Alva.
Alva menarik napasnya sedikit ragu, antara mau menolong atau tidak, ia berpikir sejenak, melihat wajah manyun Gaby yang membuat ia merasa tidak enak.
"Baiklah,..." jawab Alva pelan membuat Gaby langsung tersenyum senang...
"Makasih Al," ucap Gaby spontan menepuk bahu Alva senang.
Alva hanya mengangguk sedikit tersenyum menatap Gaby.
Alva sendiri bingung, apa yang harus dia lakukan, dia merasa sudah terlalu jauh untuk mendekati cewek itu, dan disisi lain ia harus menjauhinya atas saran Caca." lo emang baik banget, dan lo pasti datang kan, karena ini juga karena lo, gue nggak kasih lo undangan, lo cukup datang aja bareng Caca kesana, jam 7 malam lo harus langsung bawa dia kesana dan terserah lo mau ngapain sama dia besok" ucap Gaby semangat. Alva mengangguk paham.
"Kok, lo nggak ngasih gue undangan, yang lain lo kasih, curang banget." kesal Alva.
"Buang-buang undangan dan pulpen gue doang, kan lo bareng Caca." balasnya tersenyum.
"Oh tuhan, dasar pelit lo," jawab Alva manyun, Gaby masih tersenyum.
"Oh, iyah, kenapa pak Charles manggil lo kemaren?" tanya Gaby penasaran, ia lupa menanyakan hal ini pada Alva kemaren.
"Ooh, pak Charles ngajak balik ke tim, minggu depan ada pertandingan" jawab Alva datar, Alva juga bingung sama hal satu ini, dia sendiri bel mutuskan untuk kembali atau nggak.
"Itu, bagus dong, Al!, balik aja, fans lo udah pada baper tu...nungguin lo balik main basket lagi" ucap Gaby tersenyum, ia merasa Alva sendiri juga ingin kembali kesana.
Alva menarik napasnya dan menghembuskan perlahan."Gue, masih mikir Gab, mau balik apa nggak, kadang gue malas juga...lihat baim cs disana...'' balasnya datar, ia kembali berjalan, Gaby menatap Alva bingung dan mengikuti Alva berjalan.
"Lho, kenapa, nggak usah dipikirkan, balik aja, sekolah kita butuh orang kayak lo disana, terserah aja tu orang mau ngapain, kalau lo balik gue traktir 2 kali makan gratis di kantin, mau...?" ucap Gaby nyengir, Alva menaikan alisnya, bingung, lalu tersenyum.
"Maksa gue nih...!" sahutnya pelan, Gaby mengangguk tersenyum.
"Iya, balik aja, kan, itu hobby lo, ngapain juga mikir orang, kadang orang lain juga nggak mikirin kita, jadi santai aja..." jawab Gaby mantap kembali tersenyum. Alva ikut tersenyum, ucapan Gaby ada benarnya juga.
"Berarti harus nggak punya hati juga yah, " ucap Alva tersenyum.
Gaby mengangguk cepat.
"Harus, seperti itu, oh yah makasih atas semua bantuan lo, termasuk kemaren, okey, gue cabut dulu, mau toilet, bye." ucap Gaby tersenyum. Melambaikan tangannya ke arah Alva dan memutar arah jalannya. Alva mengangguk ikut senyum, melihat Gaby berlari ke arah toilet.
"Dasar cewek aneh..." ucap Alva menggeleng heran.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight (Completed)
Teen Fiction"Tahap Revisi" ☺ Ada baiknya follow dulu baru baca. "Gaby, gadis yang menganggap nilai adalah segalanya bagi nya, dan berharap masuk ke kelas terbaik ketika SMA, tapi semua berubah setelah dia masuk ke kelas itu dan ia jadi membenci cowok yang jadi...