Chapter 105

5.8K 238 10
                                    


***

Mobil bunda Alva berhenti disebuah rumah berukuran sedang, berwarna biru, Alva menoleh bingung melirik bundanya yang sudah turuan duluan tanpa bilang apa-apa, Alva menggaruk kepalanya bingung terpaksa turun.

Alva turun dari mobil bundanya, berjalan ke arah ayahnya yang sedang berbicara pada lelaki berumur sekitar 50 tahun yang sedang duduk di depannya. Sedangkan bundanya sudah hilang entah Alva tahu kemana perginya.

Ayahnya dan lelaki itu refleks menoleh ke arah Alva melihat Alva yang masih bingung.

"Pak, ini Alva anak saya." ucap Ayah Alva memperkenalkan Alva pada lelaki itu.

''Oh, ini yang Alva." ucap lelaki itu tersenyum melirik Alva dari ujung kaki ke ujung kepala. Alva ikut tersenyum.

'Alva. Kenalin ini kakek Asri yang mau membeli mobil Alva." ucap ayahnya serius.

"Oh, siang kek." Alva menyalami pak Asri sambil tersenyum.

''Siang, Nak Alva, ganteng yah anak kamu.'' sahutnya ikut senyum.

"Ganteng dari bapaknya," jawab Ayah Alva tersenyum. Alva cuma diam ia hanya tersenyum simple.

"Al, ini Kakeknya Tya, anak tante Rahma, teman papa Gaby."jelasnya membuat Alva mengangguk paham. kakek Asri ikut mengangguk tersenyum.

"Oh yah Yah, mobil aku dimana, aku mau ambil barang aku disana." ucap Alva serius.

"Oh, dibelakang, lurus aja." ucap Ayahnya serius. Alva kembali mengangguk pamit pergi.

"Pamit kek.'' ucapnya sambil mundur beberapa langkah dari tempat berdirinya.

"Oh, yah Al." jawabnya tersenyum.

Alva melangkah ke arah jalan di belakangnya melihat ke arah bunda nya sedang berbicara pada Tante Rahma yang juga sedang berada disana.

"Bun, serius ini mau dijual." tanya Alva serius, jujur saja ia sedikit kecewa dengan keputusan ayahnya yang tanpa menanyakan dulu padanya soal ini. Padahal ia sama sekali tidak ingin mobil baru dan masih sayang sama mobil lamanya itu.

"Iya, ambil aja alat kamu disana." ucap Bundanya serius. Tante Rahma tersenyum ikut mengangguk.

Alva melangkah ke arah mobilnya, melihat Tya sedang duduk tak jauh dari sana, duduk di sebuah ayunan sedang membaca sebuah novel.

'Hey.." sapa Alva ramah. Tya tersenyum mengangguk yang sudah menyadari kedatangan Alva sejak tadi, ia berdiri, meletakan novel yang di pegang nya di atas ayunan dan beranjak ke arah Alva yang membuka pintu bagasi mobilnya.

''Hey, ini mobil kamu yah?" tanya nya serius. Alva mengangguk sedikit tersenyum.

'Yah, kamu yang mau pake?" tanya Alva ikut serius.
Tya menggeleng.

'nggak, kakek aku." jawabnya datar.

'Oh,..'jawab Alva singkat mengambil bola basket dan tas ransel berwarna hitam didalam bagasi mobilnya.

'Lo suka basket yah." ucapnya lagi. Alva kembali mengangguk.

'Yah, lo tinggal disini?" tanya Alva menutup pintu bagasi dan beranjak, lalu masuk kedalam mobilnya.

'Iya, waktu libur doang sih." jawabnya sedikit tersenyum. Alva mengangguk paham, sedikit tersenyum, ia memasukan buku-buku yang berada di dalam mobilnya kedalam tas ransel. Ia mendadak diam melirik sebuah kertas jatuh dari dalam buku-buku yang ia ambil. Alva meraih kertas itu dan membukanya.

Kertas ulangan milik Gaby yang ia temukan di dekat tong sampah dulu, ia tersenyum melipat kembali kertas itu, memasukan kedalam tasnya.

Tya yang masih berdiri didepan Alva cuma diam melihat cowok itu.

Starlight (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang