***
***Gaby baru saja sampai dan tentu saja Caca langsung menanyakannya dengan berbagai pertanyaan yang cukup membuat Gaby jengkel.
"Jadi, lo dari mana? sama siapa? Kenapa aja lo baru pulang jam segini?" tanya Caca bertubi-tubi pada Gaby yang baru masuk ke kamarnya dan bersiap untuk mandi.
Ia benar-benar merasa beruntung karena oma dan mama Caca sedang tidak dirumah. Kalau tidak bisa saja ia sudah dimarahin habis-habisan pulang jam 9 malam sampai rumahnya. Dan beruntung juga Caca tidak melihat Alva yang mengantarnya pulang. Tentu saja Caca tak bisa melihat nya, ia menyuruh Alva untuk mengantarnya jauh dari rumah nya.
"Sendiri, gue cuma ke toko buku, lo tahu kan gue nggak bisa lama-lama disekolah tadi, jadi gue kabur, jadi jangan beritahu oma yah,"
"Gue beliin lo brownies kesukaan lo, deh." ucap Gaby dengan wajah memelas ke arah Caca, Caca memangku tangannya, ia menatap Gaby datar, ia juga sebenarnya tidak akan melaporkannya pada oma, tapi karena Gaby berkata akan membelikan kue kesukaan nya. Dia berlagak akan mengadukan Gaby pada Oma.
"Okey, tapi gue mau lo belinya sekarang." sahut Caca serius membuat Gaby langsung memasang muka kesal.
"Lo, nggak lihat, gue baru balik, belum mandi, bau keringat, masa disuruh pergi lagi, lo kayak kakak tiri aja, lebih kejam, malah." balas Gaby kesal. Caca tersenyum, ia berjalan mundur ke arah pintu kamar Gaby hendak keluar.
"Okey, kalau gitu gue ambil ponsel gue dan bilangin oma, ah." ancamnya langsung membuat Gaby berlari mengejar Caca. Menahan lengan Caca agar cewek itu tidak keluar kamarnya.
"Okey, sumpah jahat banget lo, nggak tahu gue lagi capek banget kesana kesini ngilangin baper gue seharian." balas Gaby memasang muka kasihan membuat Caca tertawa.
"haha, gue becanda, sana mandi, lo bau banget, kucel, jangan dekat-dekat gue, ntar jelek lo pindah ke gue." ucap Caca tertawa keluar dari kamar Gaby. Gaby menatap Caca kesal, ia melihat ke arah baju sekolah nya yang berantakan dan memang terlihat kucel dan juga bau.
"Gue kira benaran, kalau iya, berarti dia memang nggak punya hati." gumam Gaby masuk ke kamar mandi, sebelumnya ia menyambar handuk yang ia gantung sengaja di pintu kamar mandi.
***
Alva melangkah masuk kedalam rumahnya sedikit kaget melihat Chisa dudukl diruang tengah rumahnya bersama bik Inah, dan masih mengenakan seragam sekolah sama seperti dirinya.
"Lo, baru balik?" tanya Chisa berdiri dari tempat duduknya. Alva mengangguk sedikit, ia tidak tahu kenapa cewek itu bisa sampai kerumah nya.
"Nomor lo nggak aktif, tadi gue, nganterin tas lo, jadi bik Inah nyuruh gue mampir," ucapnya menjelaskan, seperti tahu isi kepala Alva.
"Oh, yah, karena lo udah balik, gue Pamit, bik." kata Chisa mengambil tasnya disamping bik Inah yang kini mengangguk tersenyum.
"Kapan-kapan mampir lagi yah nak," ucap Bik Inah serius. Chisa mengangguk tersenyum menyalami bik Inah dan beranjak ke arah Alva yang masih mematung disana.
"Gue balik dulu." Pamitnya pada Alva dan Bik Inah.
"Lo, pake apa?" tanya Alva menghentikan langkah Chisa, Chisa menoleh serius.
"Taxi." jawab nya datar kembali berjalan.
"Gue anterin, tunggu gue ganti baju dulu." ucapnya menyuruh Chisa menunggu nya. Tapi Chisa menolak nya.
"Nggak usah, gue bisa balik sendiri, lo kan baru pulang." balas Chisa tersenyum kembali beranjak pergi dari hadapan Alva yang diam. Bik Inah mengikuti Chisa keluar rumah.
"Hati-hati non Chisa." ucapnya ke arah Chisa masuk kedalam taxi. Chisa mengangguk dan melambaikan tangannya. Bik Inah kembali kerumah melihat Alva duduk di sofa memasang muka lelah.
"Nak Alva, mandi sana, kenapa nggak bilang kalau Chisa sekolah disini juga." ucapnya serius.
"Takut bunda marah Bik." balasnya membuat bik Inah mengangguk mengingat kalau bunda Alva melarangnya untuk mendekati keluarga itu lagi.
"Oh, bibik lupa, jadi dia sekolah disana juga, nak Alva dari mana? Tadi Chisa bilang Nak Alva cabut dari sekolah, kalau bunda tahu pasti dia marah." jelasnya serius. Alva tersenyum sedikit, melihat wanita itu.
"Sekali-kali nggak masalah bik, asal bibik jangan kasih tahu bunda, okey." balas Alva tersenyum. Bik Inah mengangguk. Ia juga tak mau melaporkan Alva ke bundanya.
"Ya udah, mandi sana." ucap Bik Inah tersenyum menyuruh Alva mandi.
"Okey, bos." Balas Alva tertawa bangkit dari tempat duduknya, beranjak ke kamarnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight (Completed)
Teen Fiction"Tahap Revisi" ☺ Ada baiknya follow dulu baru baca. "Gaby, gadis yang menganggap nilai adalah segalanya bagi nya, dan berharap masuk ke kelas terbaik ketika SMA, tapi semua berubah setelah dia masuk ke kelas itu dan ia jadi membenci cowok yang jadi...