"Nona, kau tidak apa.?" Dave cemas dan segera menepuk nepuk pelan pipi Olivia
Olivia membuka matanya dan tiba-tiba memeluk Dave"aku takut" Olivia kembali menangis terisak
"Dia.... Dia ingin membunuh ku." Olivia semakin menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Dave,
Dave mengernyit heran'tidak mungkin Tuan ingin melakukan hal itu.' batin Dave
"Nona, maksud mu siapa.? Siapa yang berniat membunuh mu.?" Dave mencoba untuk melepaskan pelukan Olivia tapi Olivia menahan nya
"Kumohon lindungi aku" lirih Olivia dan Dave tidak tega, Dave membiarkan Olivia berada dalam pelukannya
'Nona tidak akan berbohong tapi juga Tuan tidak mungkin melakukan hal itu, aku tahu sendiri bagaimana perjuangan nya dan pengorbanan nya untuk mempertahankan Nona Olivia' batin Dave,
Reflek Dave mengelus kepala Olivia ia menaruh dagunya di atas kepala Olivia."Jangan menangis. Tuan tidak akan suka dengan air mata itu, Nona" gumam Dave
Olivia tidak benar-benar mendengarkan ucapan Dave ia terlalu larut dalam tangis juga kejadian-kejadian yang selalu ia alami sejak kecil bersama ayahnya berputar dalam benaknya seolah sedang menayangkan kembali film dalam bioskop,
Dave membiarkan Olivia menangis terlebih dahulu."Dave, apa aku cengeng.?" tiba-tiba Olivia bertanya seperti itu,
"Tidak, hanya sedikit konyol." jawab Dave,
Olivia melerai pelukannya lalu menatap Dave bingung"Maksudmu.?" jelas Olivia terlihat sedikit kesal,
"Lihatlah, bagaimana tidak konyol.? Kau menangis lalu bertanya dan sekarang sudah kesal. Kau konyol dan langka, Nona." Dave terkekeh, tanpa di duga Olivia mencubit pinggang sebelah kanan Dave hingga Dave meringis.
"Jangan mencubit ku, Nona. Nanti perutku benjol sebelah. Kan tidak lucu jika menonjol besar di sisi kanan" Olivia tertawa
"tidak akan sampai benjol.! Jika kau terbentur maka akan timbul benjol. ada-ada saja" Dave tersenyum tulus
"Nah, seperti itu kan terdengar lebih baik" Olivia mengentikan tawanya
"terimakasih, sudah menemaniku" ucap Olivia tulus,
saat Dave akan menjawab tiba-tiba pintu terbuka secara kasar dan menimbulkan suara keras
Dave menoleh ke arah Pintu dan terbelalak melihat Ferran sudah berdiri di sana dengan tatapan tajam juga amarah pada Dave
Dave berdiri dengan gugup di bawah tatapan Ferran,
Ferran berjalan menghampiri Dave."kau berkhianat, Dave" desis Ferran tepat di depan wajah Dave
Saat Dave akan berbicara, Ferran malah pergi melangkah menuju Olivia dan menarik dengan paksa tangan Olivia membuat Olivia meringis kesakitan.
Dave menarik tangan Olivia yang satunya lagi dan berhasil membuat cekalan tangan Ferran pada tangan Olivia terlepas,
Ferran menoleh ke arah Dave"Dave.!" geram Ferran,
Dave menatap Ferran datar"jangan temui Nona dulu, Tuan" ujar Dave
Ferran menaikkan sebelah alisnya"jangan mencampuri urusanku, Dave"
"Bahkan segala urusan mu akulah yang mengetahui nya dan ikut andil dalam semuanya," dave terkekeh kecil
"secara tidak langsung, kau sendiri yang mengundangku untuk terus mencampuri urusanmu." rahang Ferran semakin mengeras namun ia tetap menguasainya amarahnya agar tidak meledak pada Dave
"Biarkan Nona bersama ku, Tuan." Dave terlempar ke samping Olivia karena Ferran mendorong nya begitu keras
"Dave, jaga batasanmu.!" Bentak Ferran
Ferran bingung mengapa semua orang bersikap seolah-olah ia bersalah akan suatu hal lalu mereka berfikir untuk menjauhi Ferran dan Olivia.
Dave mencoba untuk bangun dan kembali berdiri di samping Olivia
Olivia yang melihat itu bingung
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...