Sudah di Revisi
Happy reading MyLovely Readers❤.
.
.
.Ferran meraih tangan kiri Olivia dan menyimpannya di dada kiri nya, Olivia bisa dengan jelas merasakan detak jantung Ferran yang berdetak sangat kencang, Olivia menatap tangannya yang berada di dada Ferran.
"Apa kau merasakannya.?" tanya Ferran dan Olivia mengangguk sebagai jawaban,
"Hanya jika di dekat mu dia berdetak sepuluh kali lipat dari biasanya, hanya karena mu dia berdetak dan memang hanya untuk mu dia berdetak." ucap Ferran, Olivia menatap kedua mata Ferran."Percayalah, jantung ku ini akan terus berdetak untuk mu. Hati ku hanya memiliki satu ruang dan ruang itu telah di isi oleh mu, dan akan selalu diri mu yang berada di dalam sana." ucap nya lagi, Olivia meneteskan air matanya.
"Jika aku lebih dulu tiada, aku pastikan jantung ini akan tetap berdetak hanya untuk mu."
"Konyol, jika kau tiada jantung mu tidak akan berdetak."
"Akan selalu berdetak selama kau pun masih menginjak bumi, percayalah."
"Kau mengada-ngada Ferran, aku tidak percaya."
"Harus, selama Tuhan ada maka segala hal tidaklah mustahil."
"Jangan berbicara soal kematian, aku--aku ingin hidup bersama mu lebih lama."
"Berdoa lah pada Tuhan, karena aku tidak bisa berjanji."
Olivia membuka matanya dengan cepat terduduk dari tidurnya, nafas Olivia terengah-engah, dadanya naik turun dan matanya mengeluarkan air mata.
Mimpi itu, Olivia ingat akan hari dimana Ferran mengatakan hal itu pada Olivia part - 34 (That's done it.!)Saat itu Olivia ragu akan pernikahan nya dan Ferran mencoba untuk meyakinkan Olivia.
Karen baru saja masuk kedalam kamar Olivia, "Oliv, Olivia." panggil Karen segera menghampiri Olivia, Karen memberikan minum pada Olivia.
"Kau bermimpi.?" tanya Karen hati-hati, Olivia menoleh menatap Karen lalu memeluk Karen erat, "Karen, aku memimpikan hari itu." Olivia menangis, mengadu seperti seorang anak kecil pada ibunya.
"Hari itu.?" tanya Karen bingung,
Olivia mengangguk cepat, "ya, Hari itu. Hari dimana Ferran mengatakan sesuatu yang membuat ku sangat sedih. Ferran, dia mengatakan--mengatakan bahwa---hiks.." Olivia menangis tersedu-sedu.
"Karen, di mimpi ku yang sebelumnya--dalam mimpi ku Ferran--Ferran meninggalkan aku, ku mohon hilangkan mimpi buruk itu, Karen." tubuh Olivia bergetar,
"Hiks, Karen aku tidak tahan dengan semua mimpi-mimpi yang selalu mendatangi ku setiap malam, aku tidak ingin menutup mata ku lagi Karen, aku takut." Olivia menangis tersedu-sedu, Karen pun ikut meneteskan air mata, Karen mengelus punggung Olivia.
Olivia melerai pelukan mereka dan menatap Karen dengan linangan air mata, "Karen, dimana Ferran.?"
Karen diam, Olivia mengguncangkan bahu Karen dan kembali bertanya "dimana suami ku, jawab aku, Karen.!"
Karen menundukkan kepalanya, "Oliv, kau harus sabar." lirih Karen, Olivia turun dari tempat tidur menatap marah pada Karen, "omong kosong.!"
Olivia berlari keluar kamar seraya meneriakkan nama Ferran, seluruh pelayan hanya bisa menundukkan kepala mereka saat Olivia melewati mereka, Olivia bertanya tapi tidak ada satupun yang mau menjawab nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Ficção AdolescenteOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...