"Uhmm Mike?"
"Ya?"
"Dimana pusara Ferran?"
Mike tersedak air liur nya sendiri sampai terbatuk-batuk, Olivia menatap Mike datar "kau menyembunyikan sesuatu dari ku, Mike?"
Mike mencoba untuk menghentikan batuk nya dan menggelengkan kepalanya pelan, Olivia menatap Mike terus dan terus sampai Mike merasa terintimidasi.
Mike sudah tidak terbatuk, Mike membuang muka dari Olivia, Olivia mendekati Mike dan membuat Mike menatap nya "katakan, dimana pusara Suami ku?" tanya Olivia lagi.Mike diam, Olivia pun diam menunggu jawaban sampai Mike menghembuskan nafasnya lalu pergi dari sana tanpa menjawab pertanyaan Olivia.
Olivia menatap kepergian Mike dengan hati yang hampa, apa dia tidak berhak mengetahui dimana pusara suaminya sendiri?"Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan dari ku?" tanya Olivia lirih.
.
"Oliv, bangunlah." Regina membangunkan Olivia, Olivia menatap Regina dengan sedikit mengantuk "ada apa, Regina?"
"Mike mengajak mu ke pusara Ferran."
DEG
Seketika Olivia sadar sesadar sadarnya, "bukankah kau yang meminta pada Mike? Ayo bersiap." setelah mengatakan itu Regina pun keluar dari dalam kamar Olivia menyisakan rasa sakit di hati Olivia,
"Hey, bukankah kau yang meminta nya? Kuatkan dirimu." Olivia menguatkan dirinya sendiri, Olivia menoleh pada Ashley yang tertidur disamping nya, dengan lembut Olivia mengelus pipi Chubby Ashley lalu berkata, "bangun, sayang. Kita temui Daddy mu, kau harus terlihat cantik." Olivia tersenyum masam lalu segera bersiap.
FlashBack OFF
.
Olivia tengah memperhatikan Ashley yang tertawa terbahak-bahak dengan Mike dan Dave, jauh dalam fikiran Olivia sebenarnya ia tengah menenangkan dirinya sendiri agar tidak menangis di hadapan keluarga Rovano. Olivia ingin ia tampak kuat, Olivia ingin semua orang hanya tahu bahwa Olivia sudah mulai bisa menerima kepergian Ferran.
Kesedihan nya cukup hanya ia dan Tuhan yang tahu, itu fikir Olivia."Karen, dimana sebenarnya pusara Ferran?" tanya Olivia pada Karen yang duduk tepat disamping kirinya, Regina yang juga duduk disamping kanan Olivia menoleh pada Olivia dan berkata "di Oxford, tepat beberapa ratus meter dari Mansion mu dulu." jawab Regina, Karen yang baru saja akan membuka mulutnya kembali bungkam.
Olivia mengangguk pelan, "tidak bisakah aku tinggal di rumah itu lagi?"
"Tidak, kau akan di London bersama kami." itu suara Mike, Mike menatap Olivia "biarkan Mansion itu kosong, kau akan bersama kami." ujar Mike lagi.
Olivia hanya diam, "ini semua demi kebaikan mu, kami tidak ingin suatu hal yang buruk terjadi padamu. Ku harap kau mengerti, Oliv." Mike tersenyum tapi tidak Olivia balas, Olivia mengalihkan tatapan nya pada luar jendela pesawat dalam hati ia berkata bahwa ia sangat merindukan saat-saat bersama Ferran di Mansion itu.
'Maafkan kami, Oliv. Bersabarlah, ku pastikan kau akan tahu semuanya nanti.' batin Mike.
.
"Ferran, apa kabar?" Olivia tak kuasa menahan air matanya, tapi Olivia tetap berusaha untuk tidak menangis meski air mata tetap menetes deras.
Olivia tersenyum diantara tetesan air mata, tangannya terulur untuk menyimpan sebuket buka di atas pusara yang bertuliskan nama Ferran.
Dave dan Regina mematung berdiri di belakang Olivia, dalam hati mereka begitu merasa bersalah melihat Olivia seperti ini tapi mereka janji semua akan segera berakhir."Dave, aku---aku tidak mampu. Aku akan menyusul Mike dan Karen ke Mansion, kau temani kakak ipar." ujar Regina lalu pergi dari sana tanpa menunggu jawaban dari Dave, Regina turut meneteskan air mata 'Tuhan, apa kami begitu jahat pada Olivia?' batin Regina.
Dave menatap punggung Olivia yang tengah berjongkok dengan tatapan sendu, Olivia tampak beberapa kali menghapus air matanya tapi tetap saja air mata itu kembali mengalir dengan derasnya.
"Ashley gadis yang cerdas, dia sudah bisa berbicara sedikit-sedikit dengan bahasa yang jelas dimengerti tapi juga terkadang aneh." Olivia mengelus nama Ferran yang terpahat disana, "Aku sangat sulit menerima kenyataan ini, kau--aku tidak.. Aku tidak menyangka kau benar-benar sudah pergi secepat ini." Olivia terisak.
Dave memalingkan wajahnya, ia tidak tahan terus mempertahankan semua kebohongan ini!
.
.
."Aku tidak tahan melihat semua ini, ingin rasanya aku memberitahukan kebenaran nya pada Olivia." ujar Dave.
"Ya, aku pun. Tapi kita tidak bisa melakukan tindakan apapun untuk saat ini, biar kita ikuti saja rencana Tony." ujar Mike, semua orang mengangguk setuju.
"Apa rencana ini tidak begitu menyakiti Olivia?" tanya Karen, semua orang terdiam.
Ya, rasanya permainan ini sungguh menyakiti Olivia terlalu dalam tapi bagaimana lagi? Mereka semua tidak bisa berbuat apa-apa."Biarkan semua berjalan dengan adanya, berdoa saja agar kebahagiaan segera hadir."
semua orang menatap ke arah dimana Tony berdiri,
Tony berjalan pelan ke arah mereka, "aku sudah mempertimbangkan semuanya, mungkin akan menyakitkan tapi nanti akan sepadan dengan kebahagiaan yang ia dapatkan." Tony memilih duduk tepat di samping Mike, Tony menepuk paha Mike "bukankah 10 tahun Ferran menunggu Olivia? Biarkan Olivia sedikit berjuang."
.
.
.
.
.
.
Next.?
Masih ada yang stay nunggu kelanjutannya ga 😓Please Respon nya, guys.
VOMMENTS nya ya
Thanks❤Minggu, 17 Februari 2019
Bogor, JaBar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Ficção AdolescenteOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...