73 (Arabella Zhetana R)

877 67 15
                                    

Sudah di REVISI
.
.
.
.
.

  Dave bersenandung seraya mengocek kopi yang sedang ia pegang, Dave berjalan kearah ruang tamu tiba-tiba ia sedikit terkejut karena menemukan Mike yang sedang duduk di ruang tamu dengan senyuman bodohnya, (setidaknya bagi Dave).

"Dave, dimana kakak ipar--emm maksud ku Bella?" tanya Mike seraya berdiri menghampiri Dave,

"Seperti biasa, di dalam kamar nya." jawab Dave, Mike menghembuskan nafasnya "aku mulai putus asa, Dave." ucap Mike, Dave mengangguk "tapi mungkin masih bisa kita coba, kita harus sabar." ucap Dave dan kali ini Mike yang mengangguk setuju.

"Ayo, aku rindu kakak ipar." Mike berjalan menuju kamar Olivia begitu juga dengan Dave, "aku tidak bisa lama disini." Mike membuka obrolan mereka kembali,

"Ya ya, aku cukup tahu sesibuk apa seorang aktor."

Mike tertawa pelan, "setidaknya aku tidak sesibuk seorang Dave yang merangkap beberapa pekerjaan sekaligus." sindir Mike, Dave menghentikan langkahnya dan menatap Mike dengan dahi mengerut, "bisa tolong kau jelaskan, Mike sang aktor?"

Mike berdehem lalu memasang wajah sok serius, "Kau serakah, Dave. Kau menjadi orang terjenius di Dunia, menjadi pegawai keluarga ku, orang kepercayaan keluarga ku, tiba-tiba menjadi adik ipar ku lalu Ayah dari keponakan ku dan sekarang menjadi kaki tangan Bella, apa itu berarti kau tidak serakah, Tuan Dave yang jenius?" sungguh ekspresi wajah Mike saat ini membuat Dave merasa ingin menendang bokong nya!

Dave meninju lengan atas Mike "setidaknya aku tidak pandai bersandiwara, aku jadi takut kamu bersandiwara pada Karen, berpura-pura bahwa kamu hanya mencintai dia padahal diluar sana isteri mu banyak!" hardik Dave lalu berjalan meninggalkan Mike, tawa Mike pecah lalu Mike menyusul langkah Dave, "hei, bung. Aku ini setia."

"SETIAP TIKUNGAN ADA!" sambar Dave tepat saat Mike menyelesaikan ucapannya, Mike langsung merebut kopi Dave dan meminumnya, karena kopinya masih panas alhasil Mike gelagapan dan Dave tertawa terbahak-bahak.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Bella duduk diatas tempat tidur degan kedua lutut yang ia tekuk dan buku Novel diatas lutut ya yang ia pegang, Bella tersenyum terkadang meneteskan air mata karena terbawa kisah dari Novel tersebut dan mungkin keheningan suasana kamar pun menjadi faktor pendukung sehingga ia dengan mudah meresapi apa yang ia baca.
Bella menutup buku Novel tersebut saat ia sudah selesai membaca sampai akhir, Bella menghapus air matanya karena kisah yang ia baca itu berakhir dengan menyedihkan.

Perlahan Bella menutup matanya dan kejadian beberapa tahun lalu kembali diputar di benak nya,

"Oliv, aku akan menyalakan api unggun itu dulu." Ferran melangkah lalu berjongkok dihadapan api unggun yang apinya mulai meredup itu,

"Kau tahu, Oliv?"
"Aku benci melihat api unggun ini."

Olivia mengernyit bingung mendengar penuturan Ferran itu,

OGL| SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang