"Hey, saudara ku. Selamat pagi." sapa seseorang pada Abraham yang tengah duduk di pinggir kolam renang seraya menatap layar ponsel nya, Abraham menoleh lalu tersenyum menatap sepupunya yang kini sudah mengambil posisi duduk disampingnya tersebut.
"Kenapa kau tidak mengatakan pada ku jika kau akan berkunjung?" tanya Abraham, sepupunya itu meminum kopinya lalu menjawab "apa kau akan pergi?" tanya nya,
"Tidak, maksud ku jika kau mengatakan pada ku bahwa kau akan berkunjung maka aku akan meminta koki siapkan sarapan untuk mu."
"Hey, kau sepupu kan? Jangan perlakukan aku seperti itu, kau seolah menganggap ku orang asing."
"Tidak, bukan begitu maksud ku, Tony."
Tony?! Ya, dia adalah Tony.
"Baiklah, lupakan. Jadi, apa saudara ku ini memiliki keluhan?" tanya Tony, Abraham tersenyum tipis mengalihkan tatapan nya pada kolam renang didepan sana.
"Apa yang harus aku ceritakan? Semuanya masih sama, hati ku masih sakit dan semakin hampa." Abraham tersenyum miris, "apa dia peduli, Tony? Ah, bodoh! Bahkan dia menghilang, bukan?" Abraham tertawa menertawakan dirinya sendiri, Tony menyentuh bahu sepupunya itu "benahi hati mu dan bersiaplah untuk melangkah maju, kau tidak boleh terus diam dalam genangan masa lalu. Gadis itu menghilang karena dia sudah tidak peduli, jika dia bisa seperti itu lalu untuk apa kau menyakiti dirimu sendiri dengan terus berdiam diri di masa lalu? Apa kau masih berharap gadis itu kembali?" tanya Tony penuh selidik.
Abraham terdiam sesaat lalu ia berkata, "kau tahu seperti apa aku mencintai nya, bukan? Dia begitu berharga, aku sangat bangga memiliki nya." Abraham tertawa hambar, "bahkan saat ia menyakiti ku rasanya aku ingin bangga untuk itu, coba katakan pada ku apa aku masih harus mengharapkan dia kembali?" Abraham kembali tertawa.
"Lupakan dia, bertahun-tahun telah berlalu kau harus sudah membenahi hati mu untuk kehidupan baru. Kau sudah semakin tua, bung." Tony tertawa bermaksud menghibur sepupunya itu sampai Abraham tersenyum kearah Tony, "terimakasih, kau selalu berada didekat ku." ujar Abraham penuh ketulusan.
"Jangan menghina ku dengan berterimakasih seperti itu, aku sepupu mu maka kewajiban ku untuk menopang mu di saat-saat seperti ini."
Abraham tersenyum miris, "kenapa selama ini aku selalu tidak menyukai mu, Tony? Padahal orang-orang yang aku percayai-lah yang membuat ku terpuruk seperti saat ini dan kau malah menopang ku."
"Hey, sudahlah lupakan saja. Aku ingin kau melangkah melanjutkan hidup mu, berbahagialah."
Abraham tersenyum seraya mengangguk lalu mereka berpelukan secara jantan, dalam hati Abraham bersyukur sedangkan Tony mengulas sebuah senyum yang entah apa maksud dari senyuman itu.
.
.
.Bella atau yang kita ketahui adalah Olivia sedang terdiam dalam ruangannya, Olivia menatap lurus kearah jendela, entah apa yang tengah ia fikirkan hingga ketukan pintu membuat nya terperanjat kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...