"Nona."
Suara pintu di ketuk terdengar dari arah luar, disana juga terdengar suara Dave.
Olivia dan Zaskia yang sedang berbincang-bincang menceritakan masa-masa saat High school pun menoleh ke arah pintu."Biar aku yang buka, kau disini saja." ucap Zaskia, Olivia mengangguk lalu ia kembali memasukkan satu butir nggur kedalam mulutnya.
"Ya, Dave.?"
"Emm, apa Nona Olivia berada didalam.?"
"Ya, tentu. Ada apa.?"
"Apa kalian ingin berjalan-jalan.?"
"Sebaiknya ayo masuk, kau saja yang menanyakan hal itu pada Olivia, ayo."
Dave dan Zaskia pun masuk kedalam kamar Hotel, terlihat Olivia sedang menatap layar ponsel nya. Sesungguhnya Olivia menunggu kabar dari Ferran tapi hingga siang ini Ferran tidak menghubungi nya."Nona." suara Dave ini membuat Olivia terkejut hingga ponsel yang sedang ia genggam terjatuh, Dave mengambil ponsel Olivia yang terjatuh "maaf, nona. Aku mengagetkan mu." ucap Dave dan Olivia berkata tidak apa-apa.
"Begini, Tuan Ferran menghubungi ku dan dia berkata akan pulang sore nanti. Nona ingin berjalan-jalan.? Mungkin Nona bosan berada di kamar Hotel ini seharian." ucap Dave,
"Emm, bagaimana menurut mu, Zaskia.?" tanya Olivia pada Zaskia,
"Aku terserah pada mu, Oliv.""Baiklah, ayo temani kami berjalan-jalan, Dave." Olivia mendorong Dave agar keluar dari kamar Hotel,
"Tunggu kami disini, kami akan bersiap-siap dulu." ucap Olivia lagi lalu menutup pintu Hotel meninggalkan Ferran yang berdiri didepan pintu kamar Hotel.Dave yang awalnya tersenyum pun kini menyurutkan senyum nya, "semoga Tuan cepat pulang, aku khawatir jika Tuan terlalu lama bersama Helena." ujar Dave sendirian.
.
.
."Ayo, Helena. Makan dulu makanan mu." Ferran sudah berusaha terus untuk menyuapi Helena tapi tampaknya Helena enggan membuka mulutnya,
"Helena, kau harus sembuh. Bagaimana nasib Austin jika kau sakit, ayo buka mulut mu."
Mau tak mau akhirnya Helena membuka mulutnya."Ferran, jika aku sembuh apa kau akan pergi.?"
Mendengar pertanyaan itu membuat gerakan tangan Ferran terhenti sesaat,
"Jika memang ya, maka aku tidak ingin sembuh." ucap Helena lagi."Kau harus sembuh, pikirkan Austin." ucap Ferran, Helena membuang muka saat Ferran akan kembali menyuapi nya.
"Pergilah, Ferran." ucap Helena dengan ragu,
"Kau harus sembuh, Helena. Jangan pikirkan apapun, fokuslah pada kesehatan mu."
"Pergi, jika kau memang ingin pergi. Jangan sampai aku melakukan hal yang lebih dari sekedar menyayat pergelangan tangan ku."
Ferran menaruh piring makanan Helena diatas nakas dengan sedikit kasar, lalu Ferran berdiri dari duduknya dan melangkah pergi.
Helena terdiam melihat itu, ia fikir Ferran akan memaksa untuk tetap tinggal tapi ternyata-- "Ferran pergi, dia tidak menyayangimu lagi." ujar Helena sendirian, lagi-lagi air mata menetes dari kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...