22 (we are Coming Indonesia)

2K 98 11
                                    

"Karena nyatanya seseorang yang memiliki kekuasaan lebih pun akan tunduk dengan perasaan nya sendiri, meski terkadang diluar logika Tapi semua itu nyata dalam CINTA."

••Naura Agita Afifah••

.
.
.
.
.
.
.

"Eeenghh.." Olivia menggeliatkan tubuhnya ia menggaruk sebentar kepalanya yang sebenarnya tidak gatal dan segera duduk masih dengan kedua mata terpejam Olivia memiringkan kepalanya ke kanan dengan malas ia ingin bangun tapi ia enggan untuk membuka matanya,

'bangun, Oliv. Hari ini kau kan berniat membuat kue.' Batin Olivia berteriak Olivia tersentak segera menegakkan tubuhnya lalu membuka kedua matanya cepat dan ia terkejut hingga tubuhnya sedikit mundur dari posisinya,

"Sejak kapan.?" Tanya Olivia pada Ferran yang sedang duduk dengan cangkir berada di tangannya

"sebelum bertanya lebih baik kau pergilah ke kamar mandi, Pertanyaan mu aneh." Ferran menatap Olivia geli,

Olivia hanya melongo karena sesungguhnya semua nyawa Olivia belum sepenuhnya berkumpul dan ekspresi nya itu semakin membuat Ferran gemas,

"Cuci muka mu, sikat gigi, setelah itu sarapan bersama ku." perintah Ferran pada Olivia yang masih saja terdiam dengan ekspresi menggemaskan nya,

"Apa aku tidak boleh mandi.?" Tanya Olivia dengan wajah polos dan menggemaskan

"sejak kapan aku melarangmu mandi.?" Ferran malah bertanya balik

"Huh.? Tadi kau bilang aku tidak boleh mandi."

"Aku tidak bilang begitu."

"Haish, tadi kau sendiri yang bilang, Ferran.!" Olivia mulai kesal

"Kapan.?!" Ferran malah semakin gencar untuk menggodanya,
Sebenarnya Ferran mengerti maksud Olivia tapi ekspresi kesal Olivia membuat Ferran semakin gemas dan ingin selalu menggodanya.

"Tadiiii... aku tahu meski usia mu sudah tua tapi aku yakin ingatanmu masih berfungsi dengan baik, Ferran." Olivia benar-benar kesal sekarang.

Ferran terkekeh lalu berdiri dari duduknya berjalan perlahan menuju Olivia setelah ia menaruh cangkir kopi yang ia pegang keatas meja,

"Aku hanya bilang cuci muka mu dan sikat gigi, lalu sarapan bersama ku, Sekarang aku yakin ingatan mu lah yang sudah mulai melemah Olivia."

Olivia berdecak sebal mendengar penuturan Ferran tersebut

"kau tidak menyelipkan kata 'MANDI' di ucapanmu. Dari situ aku berfikir, mungkin kau tidak memperbolehkan aku mandi." jelas Olivia dengan nada kesalnya,

Ferran sudah berdiri di samping Olivia lalu menarik tangan Olivia lembut dan mengajaknya berdiri lalu melangkah berjalan.

"kau sudah dewasa Oliv, aku yakin kau mengerti maksud ku. apa harus aku jelaskan secarai Spesifik hanya untuk menyuruh mu mandi, hem.?" Ferran terkekeh geli di akhir kalimat nya

Olivia masih menatap Ferran sebal kini mereka sudah sampai didepan pintu kamar mandi

"tapi tetap saja, kau membuatku pusing di pagi hari.! Sudah sana, aku mau mandi." Ketus Olivia Ferran mengusap kepala belakang Olivia dengan sayang lalu membukakan pintu kamar mandi untuk Olivia.

OGL| SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang