Dua Minggu kemudian
"Sayang, bisa kau ambilkan ponselku?" teriak Ferran dari luar kamar seraya merapikan jas yang ia pakai, Olivia keluar dengan ponsel Ferran, "baru saja aku akan meminta Dave membawakan ponsel mu, ternyata kau kembali lagi." ujar Olivia,
Ferran mencium kening Olivia, "terimakasih ya, aku pergi." Ferran mengelus perut Olivia, "Daddy pergi, sayang. Seperti biasa, Daddy akan pulang lusa."
Kenapa lusa? Jadi Ferran harus bulak-balik London Barcelona untuk bekerja dan pulang setiap dua hari sekali.
"Lama-lama kau seperti orang gila, Ferran." Olivia bergidik ngeri, Ferran tertawa pelan lalu mengelus sisi wajah Olivia, "siapa tahu saja saat aku pulang nanti dia sudah ada didalam sana, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi." jawab Ferran menimpali ucapan Olivia.
Olivia meng-amin-kan dalam hati "sana Pergilah, jangan sampai kau bermalas-malasan nanti nafkah ku kurang." ketus Olivia, Ferran tertawa renyah "iya Madam, suami mu ini akan giat mencari nafkah untuk menghidupi isteri dan anak-anak nya. Ya sudah, aku pergi " Ferran mencium bibir Olivia sekilas lalu berlari secepat kilat, Olivia berdecak sebal "Dasar mesum!"
Saat Olivia akan melangkah masuk tiba-tiba ia merasa perut nya keram, Olivia memegangi perut nya "awh, sakit sekali." Olivia sampai berlutut di lantai seraya memegangi perut nya, Olivia terdiam cukup lama "aku sudah sarapan, tapi kenapa perut ku keram begini." Olivia mencoba untuk bangun saat ia bangun pandangannya buram dan kepalanya sangat pusing tapi Olivia tetap memaksakan diri untuk berjalan sampai di tempat tidur.
Olivia meminum air putih lalu duduk di pinggiran tempat tidur seraya memijat kepala dan memegangi perut nya, "ya Tuhan, sakit sekali."
"Apa ini dampak overdosis ku? tapi Dokter bilang perkembangan ku baik, aku juga tidak mengonsumsi obat itu lagi tapi kenapa aku merasa aneh dengan tubuh ku." Olivia berbaring memejamkan matanya seraya terus memijat keningnya, sebenarnya setelah kejadian saat itu dimana Ferran melihat butiran obat berserakan di lantai Ferran langsung menghubungi Dokter dan sejak saat itu Olivia menjalani terapi untuk menghilangkan efek overdosis dari ketergantungan nya terhadap obat penenang dan hanya dalam waktu 3 bulan Olivia dapat sembuh total.
Dering ponsel membuat Olivia sedikit terkejut, Olivia segera duduk dan karena gerakan tiba-tiba nya ia jadi merasa perut nya semakin sakit, "Awh, ada apa dengan perut ku." Olivia sampai berkeringat karena menahan rasa sakit nya, dering ponsel sudah mati tapi kemudian kembali berbunyi, Olivia masih terdiam memejamkan matanya seraya menekan perut nya, ponsel kembali mati tapi kembali berdering nyaring, Olivia menarik nafas dalam-dalam dan meraih ponsel nya tanpa melihat siapa yang menghubungi nya.
"Ya?"
.
Helicopter Ferran baru saja terbang,
"Calvin, bisa kau aktifkan saluran nya?" tanya Ferran pada sang pilot, kini Calvin menjadi pilot Ferran seperti saat ini Calvin sedang menerbangkan helicopter milik Ferran.
"Baru saja dua menit kita terbang, Tuan sudah begitu cepat merindukan Ma'am, romantis nya. Baiklah, akan ku aktifkan." Calvin mengaktifkan saluran yang Ferran inginkan, Ferran mengutak-atik laptop nya sampai sebuah video yang ia inginkan terlihat di sana,
Ferran mengernyit saat melihat Olivia tampak berlutut di lantai seraya memegangi perut nya, Olivia berjalan dengan perlahan dan memegangi kepala juga perut nya menuju nakas, Olivia meminum air putih lalu duduk di pinggiran tempat tidur seraya memijat kepala dan memegangi perut nya.
Ferran menjadi merasa cemas dan tidak tenang, "Calvin, tolong putar balik." suara Ferran sangat cemas,
"Ada apa, Tuan? Apa ada yang tertinggal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Fiksi RemajaOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...