"Sayang, apa kau merindukan ku.?" ucap Ferran yang Olivia anggap halusinasi, Olivia hanya menganggukkan kepalanya mulutnya sedikit terbuka saking terkejut nya dengan halusinasi yang tampak begitu nyata.
"Wow, kau hebat. Halusinasi mu sangat nyata, Oliv.!" ujarnya pada diri sendiri membuat Ferran tertawa geli lalu mengelus kepala Olivia dengan sayang.
"Apa kau teramat merindukan ku, hem.?" ucap Ferran lagi dan lagi-lagi Olivia mengangguk lalu menggeleng dengan cepat,
"Tidak, aku tidak rindu pada Ferran. Dia saja tidak rindu padaku, mungkin saat ini dia bersama Helena." Olivia berbalik membelakangi Ferran dan menatap Eiffel tower dihadapannya, Olivia menghapus air mata di sudut matanya lalu tertawa kecil,
"Tuhan, terimakasih sudah buat halusinasi ku seolah nyata, kini rindu ku sedikit berkurang." ujar Olivia, ia masih menganggap bahwa sosok Ferran yang bersama nya itu adalah Halusinasi nya.Ferran tertawa, dan Olivia kembai berkata "terimakasih sudah membuat duplikat suara tawa nya, ah sepertinya aku semakin merindukan nya." Olivia menundukkan kepalanya, terasa sebuah tangan melingkar dari bahu kanan ke bahu kirinya lalu pemilik tangan itu membuat Olivia berbalik badan,
"Aku nyata, sayang."
Ferran menuntun tangan Olivia untuk menyentuh wajahnya, Olivia tercengang untuk beberapa saat'Tuhan, kau terlalu baik hati sampai halusinasi ku dapat aku sentuh.!' batin Olivia.
"Aku nyata, sayang." ucap Ferran lagi meyakinkan Olivia, Olivia seperti meneliti wajah Ferran tapi ekspresi nya itu sungguh menggemaskan sampai Ferran tidak tahan unyuk mencubit hidung nya, maka Ferran pun mencubit pelan ujung hidung Olivia seraya tertawa kecil.
"Hey, gadis ku yang lugu. Aku nyata dan bukan Halusinasi yang tuhan kabulkan." Ucap Ferran seraya tertawa renyah, Olivia diam sampai hitungan ke tiga detik lalu ia berbalik membelakangi Ferran.
Olivia merutuki dirinya, "bodoh, bodoh, bodoh! Tentu saja dia sungguhan.! Aduh, kau bodoh, Oliv.!" ujarnya dengan suara lirih memaki diri sendiri tapi masih dapat Ferran dengar dengan jelas.Ferran memeluk Olivia dari belakang seraya memegangi kedua tangan Olivia yang memukuli keningnya sendiri dan membuat kedua tangan Olivia memeluk tangan Ferran di depan perutnya, Ferran memejamkan matanya menghirup aroma rambut Olivia yang berbeda dari biasanya.
"Sampo apa yang kau pakai, sayang.? Aku lebih suka harum Cherry dari rambut mu, aku tidak suka harum ini." ujar Ferran,
Olivia diam tidak menjawab ia merasa enggan untuk menjawab, ia malu.!"Aku sangat merindukan mu, sudah ku bilang kan bahawa aku tidak akan pernah melepaskan atau membiarkan mu pergi." ujar Ferran lagi, dengan ragu Olivia menjawab
"Tapi kau membiarkan aku pergi tadi malam." ucap Olivia dengan suara lirih,
"Jika memang benar begitu lalu untuk apa aku disini.?" tanya Ferran, Olivia diam
"Kau ingin tahu soal Helena.? Baiklah, akan aku ceritakan." ucap Ferran tapi Olivia masih diam,
"Sayang, ingin mendengarkan tidak.?" ucap Ferran lagi, Olivia mengangguk
"Helena Nigam, dia sahabat ku sejak lamaaa sekali."
Olivia seketika melepaskan pelukan Ferran dan beralih menghadap Ferran, "benarkah.?!" jelas Olivia tampak terkejut, Ferran mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...