Setelah selesai membersihkan diri didalam kamar mandi, Ferran pun kembali duduk diatas tempat tidur nya lalu menatap layar laptop nya yang menunjukkan wajah Bella yang masih belum ia ketahui adalah Olivia.
"Apa kau sudah bangun?" Ferran tersenyum lalu ia memegangi dada nya, "bahkan hanya dengan mengingat kejadian semalam jantung ku kembali berdetak cepat, kau benar-benar memikat ku." Ferran tertawa kecil, "aku baru tahu ada orang mabuk bersama dalam satu kamar tapi mereka hanya tidur dengan saling memeluk, aku sempat berfikir yang tidak-tidak tapi ternyata kau hanya ingin tidur seraya mendengarkan detak jantung ku." Ferran kembali tertawa "kau membuat ku tertawa padahal setelah 10 tahun ini rasanya aku tidak pernah tertawa, hanya karena mu." perlahan senyuman Ferran lenyap, "kau sama seperti Olivia, dia sangat senang mendengarkan detak jantung ku. Dan dulu Olivia pun menjadi alasan atas tawa ku, tapi dia juga menjadi alasan atas kesedihan ku."
Ferran menggelengkan kepalanya "lupakan tentang Olivia,Ferran!"
Ferran diam sesaat, "aku tidak tahu mengapa aku begitu menginginkan mu, apa mungkin karena kau mirip Olivia? Atau..." Ferran membuang nafasnya perlahan lalu menggelengkan kepalanya,
"Uhmm, Maaf aku meninggalkan mu, aku takut kau akan menuduhku berbuat yang tidak-tidak jika kau melihat ku berbaring di samping mu." ujar Ferran lagi pada foto Olivia di layar laptop nya.Tadi pagi dengan susah payah Ferran melepaskan pelukan Olivia dan kembali pergi ke kamar nya, semalaman Olivia memeluk Ferran sangat erat seolah takut Ferran akan menghilang jika ia melonggarkan pelukannya.
Ferran sampai rela meninggalkan pesta nya demi Olivia, alhasil Jack yang menyambut para tamu mewakili Ferran.Dering ponsel membuat Ferran mengalihkan tatapan nya dari wajah cantik Olivia, Ferran segera menerima panggilan tersebut
"Hola, wassup brother!" suara Tony terdengar,
"Tony, ada apa?"
"Hey, harusnya aku yang bertanya. Jadi, bagaimana tadi malam?"
"Cukup menegangkan."
"Apa wanita itu datang dengan Adolf?"
"Beruntung, tidak."
"Bagus, jadi kau sudah melancarkan aksi mu?"
"Belum, uhmm aku ragu."
"Ragu? Hey, dia datang sendirian bukan?"
"Ya."
"Kau berjanji akan merebutnya dari Adolf, dia mengabulkan keinginan mu dengan datang memenuhi undangan mu. Jangan sia-siakan kesempatan, bung."
Ferran diam,
"Baiklah, katakan padaku apa yang membuat mu ragu?"
Ferran menghembuskan nafasnya, "kau tahu? Berada di dekat nya membuat ku merasa berada didekat Olivia. Dia mengingatkan aku pada Olivia. Aku takut aku mencintai nya bukan karena dirinya tapi karena dia mirip Olivia, aku bingung dengan diriku sendiri."
"Sudah ku katakan bukan? Lupakan Gadis itu, dia dengan mudah menggantikan mu dengan Adolf lalu kenapa kau tidak bisa melakukan hal yang sama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...