"Aku baru sadar bahwa rumah Tuan Ferran di kelilingi oleh hutan." ujar Olivia
"Ya, Tuan sengaja memilih untuk membangun Mansion nya di daerah seperti hutan ini." ucap Dave,
Olivia menoleh ke arah Dave yang sedang menyetir"Kenapa.?"
"Karena udara disini masih asri dan jauh dari keramaian kota, tentu membuat siapapun merasa damai tinggal disini." jelas Dave, Olivia mengangguk-anggukan kepalanya faham
"Kenapa semalam aku merasa hutan ini begitu seram dan jauh.?"
"Karena jika malam itu gelap makanya terasa menyeramkan, dan Nona belum hafal jalannya."
Olivia kembali mengangguk membenarkan ucapan Dave tersebut."Aku duluan ya, Dave." ucap Olivia kemudian ia turun dari mobil, Dave memarkirkan mobil nya terlebih dahulu.
Olivia masuk kedalam Mansion senyumannya terlihat sangat senang, ia menyapa setiap pelayan yang melintas di sekitarnya.
Olivia melihat Regina yang hendak menaiki Lift, Dengan langkah cepat Olivia mengejar Regina tepat saat pintu Lift terbuka Olivia langsung masuk kedalam nya."Astaga, Oliv. Kau mengagetkan ku, nanti kau terpeleset." ucap Regina yang hanya Olivia balas dengan senyuman lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan putih,
"Bagaimana jalan-jalan nya.?" tanya Regina
"Seru, Dave ternyata orang yang asik." jawaban Olivia membuat Regina sepenuhnya menatap Olivia, ia mengernyit bingung
"Dave.?"
Olivia mengangguk,
"Ya. Dave mengajak ku jalan-jalan." ucap Olivia
Raut wajah Regina perlahan berubah, tidak ada senyum di wajahnya dan Olivia tidak menyadari hal itu.
.
.
.Olivia baru saja keluar dari kamar mandi, ia berjalan menuju meja rias lalu menyisir rambutnya sembari tersenyum menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, tiba-tiba suara ponsel membuatnya sedikit terlonjak kaget, Olivia segera mencari keberadaan ponsel nya itu.
Ketika sudah ditemukan, Olivia merasa jantung nya kembali berdetak cepat karena membaca nama yang tertera di layar ponsel miliknya itu.
Ferran menghubungi Olivia melalui Video Call, Olivia pun menerima panggilan itu."Akhirnya kau menerima panggilan ku, lama sekali. Sebenarnya kau sedang apa.?"
Olivia hanya menunduk, ia merasa gugup"Hey, tataplah layar Ponsel mu. Aku sengaja ingin melihat wajah mu, bukan binatang itu"
Seketika Olivia menatap layar ponsel nya"Hah.? Binatang.?" Olivia menoleh kesana kemari dan ekspresi nya sangat lucu bagi Ferran membuat Ferran tergelak
"haha, kenapa kau mencarinya.? Kau tak akan bisa menemukan nya Oliv. Hahaha" Ferran tertawa.?!
Karena Olivia.?! Lagi.?! Hal yang tidak pernah ia perlihatkan pada orang lain selain Olivia dan hanya karena Olivia,"Tuan, kau membuat ku takut." Olivia masih mencari keberadaan binatang yang Ferran maksud Ferran mencoba meredakan tawanya
"Kenapa takut.? Binatang itu bahkan sangat kecil. Dia berada di rambutmu, jadi jangan menunduk lagi ya. Aku tak suka melihat binatang jelek itu, aku lebih suka melihat wajah mu." Ferran tersenyum tulus pada Olivia
Olivia masih bingung dengan yang Ferran maksud tapi karena ucapan Ferran yang selalu manis membuat Olivia selalu merona,
Namun sedetik kemudian Olivia membulatkan matanya."apa yang kau maksud itu, Kutu.?" Ferran kembali tertawa terbahak-bahak di sebrang sana,
"rambutku Wangi. Tidak, kau berbohong. Tidak mungkin ada kutu." ujar Olivia dengan mencium rambutnya yang panjang dan lurus itu
Ferran malah semakin tergelak Olivia menatap kesal ke arah Ferran,
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
JugendliteraturOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...