WARNING.!!!
ADA ADEGAN YANG GA PATUT UNTUK DITIRU DI PART INI, BUAT ANAK DIBAWAH UMUR GA COCOK BACA YAAA..
(MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN)
HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN
.
.
.
.Ferran berbalik menatap Helena sesaat hingga kemudian ia berbalik dan pergi meninggalkan ruangan penyekapan Helena tanpa sepatah kata pun membuat Helena bernafas lega sekaligus bingung.
"Ada apa dengannya.?" gumam Helena tapi kemudian ia meringis saat merasa linu sekaligus sakit di bahu nya.
"Sialan.! Dia membuat luka yang begitu dalam, lagi.!"
Helena mengeluarkan ponsel yang ia duduki lalu ia mengetik sesuatu dan mengirimkan nya pada seseorang, saat seseorang itu membalas pesan nya Helena tidak sempat membaca nya karena ponsel miliknya sudah berpindah ke lain tangan.
"Kembalikan pon--" ucapan Helena terhenti saat melihat siapa yang merebut ponsel nya,
"Kau tidak akan bisa mempermainkan Tuan lagi." ujar pria itu dengan tegas,
"Dengar, aku tidak pernah mempermainkan nya. Justru dia yang selalu mempermainkan aku dengan otak licik nya dan terus menyakiti aku.!" ujar Helena dengan sesekali meringis menahan sakit dari bahu nya yang terus mengeluarkan darah.
"Cih, kau berkata seolah aku tidak tahu apa perbuatan mu, wanita rubah." pria itu berkata dengan sarkas nya tentu saja membuat Helena merasa tertohok,
"Jaga mulut mu, Sebas.!" teriak nya pada pria di hadapan nya yang bernama Sebas itu,
"Hey, tidak usah berteriak seperti itu. Santai saja, santai." Sebas tersenyum miring pada Helena lalu ia berjongkok dihadapan Helena tiba-tiba saja mengulurkan tangannya untuk menyentuh bahu Helena yang terus mengeluarkan darah segar.
"Awh, jangan di pegang sialan.!" maki Helena pada Sebas yang hanya di tanggapi dengan senyuman miring oleh Sebas,
"Luka lagi.? Apa kau tidak bisa belajar dari masalalu, heh.? Kau biarkan hati mu terluka sekarang kau biarkan fisik mu yang terluka. Ck ck ck, jika tidak sayang diri sendiri maka jangan mencoba untuk menyayangi orang lain."
Entah kalimat yang dilontarkan oleh Sebas itu adalah nasehat atau ejekan.?
Helena diam, ia tak mau meladeni ucapan Sebas yang selalu menohok.
Sebas adalah saudara dari Dave, mereka sepupuan.
Sebas masih tersenyum miring, ia berdiri lalu meneliti ponsel Helena,
"Baiklah, sekarang ayo kita cek ponsel ini. Aku yakin kau sudah merencanakan sesuatu."
Sebas menyalkan layar ponsel itu, tepat sekali disitu terlihat pesan masuk yang belum Helena baca, Sebas menyeringai pada Helena lalu jarinya mengklik pesan itu untuk membaca isinya.
Sebas mengernyit membaca isi pesan itu, ia sampai membacanya berulangkali untuk memastikan, suara tawa Helena pun terdengar saat Sebas terlihat kebingungan dengan isi pesan nya.
"Kenapa kau tertawa.?" desis Sebas,
"Hahaha.. Kau sudah membaca sendiri kan isi pesan itu.?" ujar Helena disela tawanya
"Tidak ada yang lucu.!" Sebas menggeram melemparkan ponsel Helena ke tembok hingga hancur, kini Helena yang tersenyum miring disela-sela ringisannya sambil melihat kepergian Sebas,
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Подростковая литератураOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...