67 (Our Happiness)

794 68 20
                                    

Sudah di Revisi
Happy reading MyLovely Readers❤
.
.
.
.

London, Inggris.

Setelah dua minggu di rawat dengan intensif di ruang sakit akhirnya hari ini Olivia diperbolehkan untuk pulang, hanya tinggal menghilangkan bekas luka sayatan di pergelangan tangan dan lehernya saja.
Olivia kekurangan banyak darah membuat nya koma selama empat hari, Olivia tidak hanya menggoreskan silet di lehernya tapi juga di pergelangan tangannya, beruntung tidak begitu dalam. sebenarnya bukan hanya karena kekurangan darah tapi juga adanya tekanan psikologis yang Olivia alami memperparah kondisi Olivia.
Selama dirawat di rumah sakit milik keluarga Rovano Olivia menjalani terapi, saat itu Olivia terus saja menganggap bahwa Ferran masih hidup membuatnya seolah sudah tidak waras tapi Dokter bilang hal itu biasa terjadi pada seseorang yang kehilangan sosok yang paling berarti dalam hidupnya dan Dokter menyarankan agar Olivia menjalani terapi untuk menghilangkan trauma nya, ya Olivia di anggap mengalami trauma berat.

Olivia selalu bertemu dengan Psikolog dan hal itu sedikit membuat Olivia kembali pada kenyataan, kenyataan bahwa Ferran benar-benar tidak ada untuk selamanya, (setidaknya biarkan Olivia dan Dunia berfikir seperti itu).

Olivia berbaring dengan posisi tengkurap di tempat tidurnya, Olivia menatap kosong ke arah jendela tidak ada senyuman atau air mata, ia hanya diam dan diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Olivia berbaring dengan posisi tengkurap di tempat tidurnya, Olivia menatap kosong ke arah jendela tidak ada senyuman atau air mata, ia hanya diam dan diam.

Suara pintu terbuka muncullah Dave dengan Ashley yang berada dalam gendongan nya, Ashley tampak senang dengan tidak mau diam dalam gendongan Dave.
Dave menaruh Ashley di atas tempat tidur dan membiarkan bayi cantik itu merangkak dengan perlahan ke arah Olivia, Ashley memang bayi yang cerdas ia sudah dapat merangkak meski perlahan dan sesekali ambruk.

Olivia merasakan sebuah elusan di kepalanya dan sesuatu yang ringan menindih kepalanya, Olivia merasa rambutnya sedikit di cengkeram, Olivia tetap diam sampai sepasang mata menatapnya dengan posisi terbalik, Ashley menindih kepala Olivia dan menatap Olivia dengan posisinya yang seolah akan nyungsep.

Ashley tertawa membuat Olivia tersenyum, Ashley memukul wajah Olivia pelan dengan tangan mungilnya lalu tubuh Ashley perlahan merosot, Dave segera meraih Ashley lalu menidurkan Ashley disamping Olivia. Wajah Ashley tepat di hadapan wajah Olivia.
Ashley menatap Olivia dengan tawanya yang lucu, senyuman Olivia semakin lebar.
Ashley menyentuh hidung Olivia seraya terus tertawa, tawa kecil dari mulut Olivia terdengar membuat Dave tersenyum lebar.

Olivia merubah posisinya menjadi duduk menghadap Ashley, Ashley menggerakkan tangannya seolah bertepuk tangan, Olivia menyentuh hidung Ashley seraya tertawa kecil, Ashley menggenggam jari telunjuk Olivia dan memasukkan jari Olivia kedalam mulutnya.

"Ashley haus, aku akan buatkan susunya." Dave pun keluar untuk membuatkan Ashley susu, Olivia menatap Ashley tak terasa air maya hendak keluar tapi segera Olivia hapus, "maafkan aku, Ashley." ucap Olivia, Ashley tertawa seolah menjawab ucapan Olivia.
Olivia mengelus kepala Ashley dengan tangannya yang lain, Ashley tampak tenang dan memejamkan matanya.

Olivia terus menatap Ashley dan mengelus kepala Ashley, saat Dave kembali dan hendak memberikan susu yang ia buat pada Ashley ternyata Ashley tertidur.

"Biarkan dia tidur disini, bersama ku." pinta Olivia, Dave mengangguk senang, "tentu." ucap Dave.

"Oliv, Karen melahirkan."

Olivia yang menatap Ashley kini beralih menatap Dave, "benarkah.? Bukankah diperkirakan Karen akan melahirkan beberapa minggu lagi.?"

Dave mengangguk, "ya, Dokter hanya bisa memperkirakan bukan.? beberapa menit yang lalu Keren benar-benar melahirkan, di kamarnya."

Olivia tersenyum senang, "aku ingin melihat Karen, boleh.?"

"Hey, kenapa harus meminta izin.? Tentu saja, ayo."

"Tapi Ashley tertidur."

Tanpa kata Dave mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu disana, tak lama Babysitter Ashley datang.
Olivia Dan Dave pergi menuju kamar Karen dan Mike.

.
.
.

"Lucunya, ya Tuhan dia sangat tampan.!" puji Olivia pada bayi yang tertidur pulas di dada Karen, Karen tampak sangat bahagia begitu juga dengan Mike dan semua orang.

Olivia tersenyum lebar untuk pertama kalinya, tentu hal itu tidak luput dari perhatian keluarga Rovano, mereka senang dapat melihat Olivia kembali tersenyum.

"Siapa namanya, Mike.?" tanya Olivia,

"Jonas Rovano." jawab Karen tepat ketika Mike hendak mengeluarkan suaranya,

"Nama yang bagus, aku harap dia tumbuh menjadi pria yang tampan, baik, bijaksana, dan pemberani, ah ya satu lagi, lembut. Dia harus lembut seperti Ferran."

DEG

Olivia tersadar, ia baru saja mengucapkan nama Ferran.! Olivia seketika diam dan senyumnya hilang, semua orang pun diam.

"Uhmm, Ashley tertidur, aku akan kembali ke kamar ku." Olivia pergi dengan cepat dari kamar Karen, semua orang hanya diam menatap kepergian Olivia.

"Apa kita tidak begitu jahat padanya.? Tidakkah sebaiknya kita berterus terang.?" tanya Karen, semua orang hanya diam.

.
.
.

OGL| SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang