3 (Accident)

3.3K 183 8
                                    

Dua hari kemudian

Olivia menggeliatkan tubuhnya, ia merasa sekujur tubuhnya sakit dan seperti ada sesuatu yang menancap di punggung tangannya. Olivia perlahan membuka matanya, tapi cahaya begitu menusuk mata, dengan cepat Olivia kembali menutup matanya.
Olivia kembali mencoba untuk membuka matanya dan berusaha untuk menyesuaikan matanya dengan sinar lampu, Olivia berkedip beberapa kali, pandangannya buram tapi lama kelamaan mulai jelas.

Olivia membuka alat yang terpasang diwajahnya, lalu ia melihat tangan kirinya di infus. Olivia menoleh kesana kemari, tapi tidak ada siapa pun dan hal yang Olivia sadari adalah ini tidak tampak seperti ruangan rumah sakit.
Olivia mencoba untuk mengingat apa penyebab ia bisa sampai berada ditempat ini, lalu seperti sebuah film yang sedang di putar, kejadian demi kejadian yang telah terjadi pun terlintas dibenak Olivia.

"Syukur lah, kau sudah sadar Nona." tiba-tiba suara seorang wanita berpakaian layaknya Suster terdengar. Belum sempat Olivia melihat Suster itu dengan jelas, Suster itu sudah pergi berlari keluar,
Olivia tidak mengerti kenapa dia bisa sampai berada di tempat ini?
Siapa yang telah membawanya? Dan dimana Ayahnya?

.

"Nona, Nona Regina." panggil Suster itu pada Regina yang kebetulan sedang melewati tangga, Suster itu menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa,

"Hey, pelan-pelan saja, Kau bisa terjatuh." tegur Regina,

"Hehe, maaf Nona. Em--itu, Nona sudah sadar." ucap Suster itu membuat Regina tersenyum,

"Ayo antar aku kesana."

Suster itu mengangguk, lalu mereka berdua berjalan menuju kamar Olivia, saat baru sampai di tengah anak tangga, tiba-tiba ponsel Regina berbunyi menandakan ada panggilan masuk,

"Ya, halo?"

"Regina, aku sedang dalam perjalanan menuju Landasan pesawat."

"Kau akan kemana, Mike?"

"Aku akan tiba di London besok pagi, beritahukan pada kakakmu yang pemarah itu ya, sudah dulu. Bye Princess."

Tuut_Tuut

Panggilan disudahi sepihak,
"Dia memutuskan panggilan seenaknya!" Regina menggerutu, lalu melangkah menaiki tangga menuju kamar Olivia dengan Suster yang mengekor.

Regina sangat semangat membuka pintu kamar Olivia,
"Olivia." tidak ada Siapa pun didalam kamar ini, Regina mencoba mencari Olivia di kamar mandi namun tetap tidak ada, Regina mulai panik namun berusaha tetap tenang.

"Maaf Suster, coba kau cari di Walk in Closet."
Suster itu mengangguk lalu mencari Olivia disana, Regina mencari di balkon dan benar saja Olivia berada disana sedang berdiri membelakangi Regina.
Regina bernafas lega, Ferran bisa marah besar jika Olivia tidak ditemukan, Regina menghampiri Olivia dan menyentuh bahu Olivia membuat Olivia berbalik dengan cepat dan wajahnya ketakutan.

"Hey, tenanglah. Aku bukan orang jahat, santai saja, tidak perlu panik, Okey."

Olivia berjalan mundur saat Regina hendak meraih tangannya agar Olivia tidak terus menjauh, Regina berdecak sebal, ia bukan orang yang sabar.

"Berhenti berjalan mundur atau kau akan terjatuh kebawah sana, kau ini kenapa, Olivia?!"
Regina mudah marah sama seperti Ferran.

Olivia menunduk ia jelas ketakutan, Regina mengusap dadanya dan berbicara dalam hati

'Sabar, kau harus sabar. Ia tidak mengenal mu, maka itu wajar.' batin Regina

"lebih baik sekarang kita masuk kedalam, ayo. Ini sudah sore sebentar lagi hujan pasti turun, aku bukan orang jahat dan kau tidak perlu takut." Regina perlahan mendekati Olivia lalu menggenggam tangan nya dan menuntunnya masuk kedalam kamar.

OGL| SUDAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang